Syukur HUT Pertama Kevikepan Yogyakarta Barat dan Pelantikan Relawan Belarasa

Twitter
WhatsApp
Email

Wujud Gereja Hadir di Tengah Masyarakat

Pandemi Covid-19 menggerakkan banyak orang untuk peduli dengan sesamanya. Salah satu bentuk kepedulian terwujud dalam semangat kerelawanan untuk membantu mereka yang terdampak pandemi Covid-19 dengan melakukan dukungan pemulasaraan dan pemakaman jenazah terpapar Covid-19. Menerjang risiko dengan penuh pertimbangan, semangat, dan kepedulian, 80 orang dari paroki-paroki di Kevikepan Yogyakarta Barat bersatu dalam satu wadah kerelawanan yang diberi nama Relawan Belarasa.
Sabtu, 9 Oktober 2021 di Gereja Bunda Penasihat Baik Wates, bersamaan dengan syukur satu tahun berdirinya Kevikepan Yogyakarta Barat, Rama Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, Rama AR. Yudono Suwondo, Pr mengukuhkan 80 orang Relawan Belarasa. Para relawan tersebut memiliki semangat “Relawan Keybar: Satu Hati Satu Jiwa Salam Belarasa”.
Perayaan syukur dan pelantikan Relawan Belarasa dilakukan secara sederhana di tengah suasana pandemi Covid-19 yang masih terasa. Perayaan Ekaristi syukur tersebut dipimpin secara konselebran oleh Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat,  Rama AR Yudono Suwondo, Pr, Direktur Karina KAS, Rama Martinus Sutomo, Pr, Rama Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu sekaligus Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Kevikepan Yogyakarta Barat, Rama Adolfus Suratmo Atmamartaya, Pr, Rama Paroki St. Maria Asumpta Gamping, Rama Nugroho Tri Sumartono, Pr, dan Rama Vikaris Parokial Paroki Wates, Rama Heribertus Suprihadi, Pr.
Selaras dengan bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu itu, Rama Wondo menerangkan bahwa tujuan hidup manusia adalah memuji dan memuliakan nama Allah, karena dengan hal itu akan menyelamatkan hidupnya. Tujuan hidup seperti itulah yang menumbuhkan semangat belarasa pada sesama.

Relawan Belarasa mengucapkan niat dan janji di depan altar

“Ketika orang tahu tujuan hidup, bahwa tujuan hidup yang tertinggi itu adalah Tuhan sendiri, maka semangat belarasa, semangat gemati, semangat open dan ngopeni pada yang lain akan mudah tumbuh. Tetapi kalau orang orientasi hidupnya masih diri sendiri, aku oleh keuntungan apa, semangat kerelawanan itu sulit untuk berkembang. Oleh karena itu, pertama-tama yang perlu kita renungkan adalah apa tujuan hidup saya, sekedar mendapatkan ini dan itu untuk diriku atau bergerak ke tempat yang lebih tinggi lagi bahwa tujuan hidup saya adalah Tuhan sendiri. Kerelawanan itu adalah sedapat mungkin orang dapat diselamatkan, sedapat mungkin mereka mengalami kasih Tuhan.” ujar Rama Wondo dalam homilinya mengenai semangat kerelawanan dan belarasa.
Rama Wondo menjelaskan bahwa pada mulanya para relawan ini dibentuk untuk membantu penanganan covid-19 ketika terjadi lonjakan kasus yang sangat tinggi. Mereka tergerak dan tergugah hatinya untuk membantu sesama meskipun risiko yang dihadapi tidak ringan. Kini, ketika kasus covid-19 mulai melandai, mereka akan meneruskan semangat kerelawanan itu di berbagai bidang.

“Semangat kerelawanan ingin dikembangkan terus. Saya sebagai Rama Vikep mengucapkan terimakasih atas hati yang bersifat seperti itu, atas kebeningan hati, atas kebijaksanaan ini panjenengan semua rela untuk menjadi relawan. Pekerjaannya macam-macam, covid sudah mulai landai tetapi juga pasti ada yang bisa dikerjakan. Kita tahu bahwa di Kevikepan Yogyakarta Barat itu ada potensi-potensi alam yang sangat luar biasa, di laut, di gunung, di pegunungan, itu banyak potensi-potensi alam dengan segala tantangan dan risikonya. Semangat kerelawanan akan dipanggil untuk memberi perhatian,” ujar Rama Wondo.
Rama Wondo memberikan SK kepada para relawan ini selama satu tahun. Selama satu tahun itu, bersama dengan berbagai pihak terlebih dengan Karina KAS yang banyak bergerak dibidang kebencanaan, komisi-komisi, dan juga dengan pendamping relawan akan dilihat dan dievaluasi untuk pengembangan dan menentukan langkah ke depannya.  Para relawan juga akan dibekali dengan pendampingan-pendampingan supaya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Rama Vikep memberkati dan mengukuhkan relawan Belarasa

“Para relawan akan diberikan pendampingan-pendampingan supaya kita semua tetap memelihara semangat belarasa, semangat kerelawanan, sehingga Gereja kita tidak hanya soal ibadah dan doa tetapi juga soal bagaimana wajah Gereja hadir di masyarakat,” ujar Rama Wondo.

Perayaan ekaristi dan pelantikan relawan belarasa ini dihadiri oleh perwakilan umat dari paroki-paroki di Kevikepan Yogyakarta Barat, umat paroki Bunda Penasihat Baik Wates, dan juga tamu undangan dari Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) yang terdiri dari Pemuda Katolik, WKRI, Ikatan Sarjana Katolik, dan Vox Point. Dalam kesempatan bertemu dengan banyak pihak ini, Rama Wondo mengajak seluruh umat untuk menumbuhkan semangat kerelawanan dalam diri masing-masing sebagai umat Katolik sehingga semangat belarasa tumbuh dan Gereja benar-benar hadir dan dirasakan di tengah masyarakat tanpa membeda-bedakan.  (KJB: Naskah Warih, Foto Nandio &friend)