Selasa, 16 Juli 2024 mulai pukul 17.00 WIB dilaksanakan acara timbang terima antara Romo Lambertus Issri Purnomo Murtyanto, Pr dengan Romo Agustinus Tejo Kusumantono Pr dari Paroki Bedono di ruang rapat paroki, dihadiri oleh Romo Vikep Yogyakarta Timur, Romo Adrianus Maradiyo, Pr dan segenap PGPM, DPPH, Ketua Wilayah, Tim Pembangunan Santo Lukas Prambanan, dan PIC Tim Ekonomat Keuskupan Agung Semarang kevikepan Yogyakarta Timur.
Acara yang dipandu oleh Wakil Ketua II Awam, Fransiskus Xaverius Sujadi ini dimulai dengan doa dan dilanjutkan dengan pengantar dari Romo Adrianus Maradiyo yang menjelaskan bahwa acara timbang terima antara Romo Issri dengan Romo Tejo diutus oleh Bapa Uskup untuk menggembalakan umat di Paroki Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan. Timbang terima berbeda dengan supervisi. Karena kalau supervisi meliputi 3 hal, yakni: tata penggembalaan, tata kelola harta benda, dan tata kelola administrasi.
“Tujuan timbang terima ini supaya romo yang baru tidak mendapatkan beban persoalan bilamana romo yang lama pindah di tempat lain. Maka prinsip pengelolaan yang perlu dikembangkan dalam tata kelola harta benda harus akuntable, transparan, supaya kredibel. Maka semua persoalan yang berkaitan dengan keuangan diharapkan selesai, sehingga transparansinya akan semakin kelihatan. Sehingga jika ada kekurangan harus dibenahi, sehingga tidak membebani romo paroki yang baru. Harapannya seperti itu.”
“Tentu salah satu proses yang telah kita jalankan bersama-sama adalah pra timbang terima pada hari Minggu 2 hari yang lalu yang telah membuat catatan-catatan. Catatan-catatan itu sangat membantu kita semua untuk mencermati ketika cek di lapangan. Jika nanti sudah sesuai tidak jadi masalah. Tapi jika tidak sesuai, maka menjadi tugas paroki, khususnya bendahara untuk menyelesaikan, sehingga ke depannya laporan-laporan keuangan yang dibuat oleh KAS untuk seluruh paroki di KAS akan berjalan dengan baik dan lancar.”
Acara berikutnya adalah pemaparan memo jabatan oleh pastor paroki lama. Dalam pemaparan yang berupa refleksi karya pastor Paroki Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan, Romo Issri mengungkapkan, tugas perutusan di Gereja Macanan dijalani dalam 2 periode, yakni: periode Paroki Administratif dan periode Paroki. Periode Paroki Administratif dijalani selama 2 tahun (2018 – 2020) dan periode Paroki selama 4 tahun (2020 – 2024).
Macanan dinyatakan sebagai Paroki Administratif pada Hari Orang Sakit Sedunia 11 Februari 2018 dan sebagai Paroki pada Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus 19 Juni 2020. Proses yang relatif cepat dari suatu Wilayah menjadi Paroki Administratif kemudian ditetapkan sebagai Paroki.
“Dalam menjalani tugas pada 2 periode ini, sikap hati saya penuh semangat dan harapan, sekaligus menyadari pasti akan banyak menghadapi tantangan. Saya menyadari betul untuk memulai sebuah paroki baru tidaklah mudah, sangatlah berbeda jauh dengan dengan yang sering dipikirkan oleh banyak umat yang menginginkan untuk segera menjadi paroki.”
“Banyak yang berpikir, menjadi suatu paroki itu cukup dengan adanya jumlah umat yang banyak dan mempunyai gedung gereja dan pastoran yang memadai. Umat umumnya tidak melihat, di balik status sebagai Paroki, ada konsekuensi dan tanggung jawab yang besar yang harus dipenuhi. Belum lagi jika mengangkat soal membangun habitus hidup sebagai paroki, semakin dibutuhkan perjuangan, ketekunan dan kesabaran,” paparnya.
“Sikap hati yang penuh semangat dan harapan menjadi modal utama bagi saya dalam mengawali tugas membangun Gereja Macanan. Gereja Macanan memulai membangun hidup sebagai Paroki sungguh dengan keterbatasan dalam segala hal. Kondisi yang terbatas dalam beberapa hal tidak menyurutkan saya dalam menjalankan tugas ini. Sarana prasarana yang ada, baik gedung gereja, pastoran dan ruang pertemuan, semuanya adalah bangunan lama.”
“Pastoran, kantor sekretariat, ruang rapat, bahkan kamar mandi dan WC sekadar memanfaatkan bangunan bekas sekolah yang dibangun sekitar tahun 1964. Gedung gereja sendiri terakhir direnovasi tahun 1980-an dengan atap masih bertahan memakai bahan asbes yang sangat beresiko terhadap kesehatan. Kondisi finansial yang sangat minim menjadi persoalan sendiri. Gerak menuju sebagai Paroki dijalani dengan modal finansial milik Wilayah Macanan saja dengan kas hanya sebesar 800-an ribu rupiah, “tambahnya.
Sementara itu Romo Tejo mengapresiasi,” Saya merasakan bahwa di paroki ini berjuang menjadi orang Katolik, ora mung jlegere, tapi dengan hati, dengan tindakan dan seterusnya. Saya sudah cek fisik berkaitan cash opname, data-data perbankan dan beberapa hal lainnya. Dari situ pertanyaannya, kapan Paroki Macanan kita segera melakukan update dan penyesuaian -penyesuaian agar taat azas yang sudah digariskan oleh keuskupan segera kita kerjakan.”
Acara timbang terima yang berlangsung dengan penuh kehangatan ini ditutup dengan peneguhan oleh Romo Maradiyo sekaligus ucapan terima kasih kepada Paroki Macanan yang telah bekerja keras mempersiapkan timbang terima ini.