Katekese: ujung tombak Formatio Iman Berjenjang & Berkelanjutan. “Viva, Explicita, Operosa”

Twitter
WhatsApp
Email
Kevikepan Surakarta, menjadi pembuka rangkaian Temu Pastoral (TePas) Keuskupan Agung Semarang 2023. Ratusan peserta dari 29 Paroki yang ada di Kevikepan Surakarta, berkumpul di Aula Albertus, Paroki St. Perawan Maria Regina Purbowardayan, Kota Surakarta, Senin 20 November 2023

Kevikepan Surakarta, menjadi pembuka rangkaian Temu Pastoral (TePas) Keuskupan Agung Semarang 2023. Ratusan peserta dari 29 Paroki yang ada di Kevikepan Surakarta, berkumpul di Aula Albertus, Paroki St. Perawan Maria Regina Purbowardayan, Kota Surakarta, Senin 20 November 2023. Selain peserta dari Kevikepan Surakarta, Temu Pastoral ini juga dihadiri oleh Dewan Pastoral Keuskupan Agung Semarang, Para Romo Kuria dan para Romo Kepala Unit Pengembangan Pastoral. TePas Kevikepan Surakarta dibuka pukul 09.00 WIB dengan doa bersama, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Keuskupan Agung Semarang.

TePas Surakarta ini menjadi ruang publikasi dan diskusi tentang Formatio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan (FIBB) yang dipilih menjadi Fokus Pastoral Keuskupan Agung Semarang tahun 2024. Acara diawali dengan pemaparan survei tentang pelaksanaan formatio iman berjenjang di paroki-paroki yang ada di  Kevikepan Surakarta. Romo JB. Rudi Hardono menyampaikan hasil olah data dari survei yang diadakan oleh Kevikepan Surakarta ini. Dalam sesi berikutnya Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Vikep Kategorial dan Sekretaris DP KAS berperan menjadi moderator untuk dua pembicara yaitu Vikaris Jendral Keuskupan Agung Semarang, Rm. Yohanes Rasul Edy Purwanto yang juga ketua DP KAS dan Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Romo Edy memberi pengantar dengan mengingatkan kembali para peserta tentang materi yang sudah dipelajari dalam Pra-TePas KAS yang dilakukan secara online pada tanggal tiga Oktober dan 24 November 2023. Romo Edy melanjutkan dengan latar belakang dipilihnya FIBB sebagai fokus pastoral KAS dengan mengingat empat hal pokok: yaitu (1) temuan supervisi paroki 2022-2023 yang menguak kesulitan menjalankan amanat FIBB, (2) Masukan banyak tokoh umat: Pasca pandemi Gereja mesti lebih bersungguh-sungguh berkatekese, dikarenakan belum maksimalnya kehadiran umat dalam di gereja, (3) Problem pendidikan iman di tengah keluarga: Tidak mudah bagi kaum muda menginternalisasi iman, orang tua kesulitan mendiseminasi dan mendistribusikan iman, dan (4) Pentingnya apologetika sebagai kemampuan menangkal ajaran-ajaran dan provokasi di media sosial kaitannya dengan iman Katolik. Romo Edy menekankan jika masih banyak hal yang perlu diperhatikan segenap peserta TePas Surakarta, agar formatio iman berjalan sesuai target dan menciptakan suasana FIBB yang optimal. 

Mgr. Robertus Rubiyatmoko, sebagai pembicara utama menyampaikan tiga hal yaitu: Konteks TePas 2023 dan dua materi yang meliputi edukasi tentang fokus pastoral Keuskupan Agung Semarang (FIBB) dan hasil sidang para Uskup di Konferensi Waligereja Indonesia. Konteks TePas 2023 mencakup beberapa hal yang terkait dengan dinamika umat KAS 2024 yaitu: Kemasyarakatan: Persiapan Gereja Katolik KAS dalam menyongsong PEMILU 2024, Kegerejaan: Universal: Sinode Umum Biasa XVI, Lokal ARDAS (&RIKAS): “Formatio Iman Berjenjang & Berkelanjutan. Selanjutnya Mgr. Rubi menekankan urgensi untuk menjalankan FIBB di Keuskupan Agung Semarang sebagai bagian penting tercapainya Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS). FIBB perlu dikelola secara serius mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Secara khusus Mgr. Rubi menekankan pentingnya Katekese yang mapan, mantab, berjenjang, dan berkelanjutan. Mengapa Katekese penting? Bapa Uskup menjelaskan bahwa ini adalah hak dan tugas asli dari seorang yang terbabtis yang menyesuaikan jalan Yesus dalam melakukan kehendak Allah. Mgr. Rubi menegaskan bahwa Katekese penting agar umat beriman mampu menyampaikan  ajaran  melalui pengalaman hidup kristiani yang hidup (Viva), eksplisit (Explicita), dan juga operatif (Operosa). Sesi tanya jawab yang menarik antara Uskup Agung Semarang dan para peserta memperdalam materi yang telah dipaparkan. 

Setelah istirahat makan siang, satu hal baru dalam proses TePas 2023, yaitu diskusi kelompok dimulai. Para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok seperti berikut; Kelompok Pastor paroki membahas tentang pastoral keluarga, kelompok Pastor vikaris membahas pastoral orang muda dan beberapa kelompok pendamping formatio iman berjenjang membahas berbagai hal yang penting dalam pendampingan iman usia dini (PIUD) sampai pendampingan iman usial lanjut (PIUL).

Dalam TePas Surakarta 2023 ini juga, dipublikasikan tentang bentuk programasi dan monitoring evaluasi digital (online) yang digagas oleh umat Paroki Kristus Raja Solo Baru yang diwakili oleh sang pemrakarsa Ferdinand Winstein. Vikep Surakarta Romo Robertus Budiharyono melanjutkan TePas ini dengan rencana tindak lanjut dan rekomendasi untuk pelaksanaan program-program yang ada di paroki-paroki. Romo Budi menegaskan bahwa tim Kevikepan Surakarta siap mendampingi paroki-paroki dalam pelaksanaan program yang mendukung terselenggaranya formatio iman berjenjang dan berkelanjutan. Hal ini semakin menunjukan peran kevikepan sebagai pusat pelayanan dan penggerak pastoral. TePas Kevikepan Surakarta 2023 ditutup dengan doa bersama dan berkat dari Mgr. Robertus Rubiyatmoko. 

Berkah Dalem.