Paus Yohanes Paulus II pernah berkata “Jika kalian menginginkan kedamaian, perjuangkanlah keadilan, jika kamu menginginkan keadilan, belalah kehidupan, jika kamu menginginkan kehidupan, peganglah kebenaran.” Perkataan Paus Yohanes Paulus II beberapa tahun silam ini kiranya tetap
relevan dengan dunia sekarang yang masih jauh sebuah dunia yang ideal, dunia yang berkeadilan dan berkedamaian. Secara global, kita membaca dan menyaksikan dalam media massa sejumlah peperangan yang berkecamuk di tahun 2024 ini, seperti pertempuran Hamas (Palestina) melawan Israel, konflik antara para bajak laut dari Yaman dengan sejumlah kapal dagang di Laut Merah, pertempuran di Sudan dan Kongo yang tidak pernah berakhir, peperangan antara Rusia dan Ukraina, pertempuran antara pemerintah dan rakyat di Myanmar, dan masih banyak peperangan dalam skala kecil. Salah satu penyebab lahirnya peperangan ini adalah masalah ketidakdilan.
Dalam skala nasional, tahun 2024 adalah tahun politik untuk Republik Indonesia. Sebab, pemilihan umum presiden dan legislatif tentu akan menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat. Syukurlah bahwa sampai sekarang tidak terjadi konflik kekerasaan di antara para pendukung calon
pemimpin negara. Kita berharap, para pemimpin negara yang terpilih mampu menegakkan keadilan dan menjaga kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini.
Segala macam problem di dunia ini, tidak terbatas pada perang dan konflik politis, pastinya membuat kita bertanya dan berpikir, “Sebenarnya ada apa dengan semuanya ini?” Sebagai umat beriman yang percaya kepada Allah, kita akan bertanya, “Mengapa Allah tidak campur tangan terhadap segala macam peristiwa ini supaya tercipta dunia yang damai?” Tentu saja, kita tidak akan menemukan jawaban yang pasti. Mungkin hanya bisa menduga dan menafsirkan dari peristiwa tersebut. Namun, yang pasti, kita akan merefleksikan dan belajar dari berbagai peristiwa tersebut dan
memetik buah refleksi dan pembelajaran itu untuk perkembangan dan kematangan rohani kita.
Sebagai orang Kristiani, Kitab Suci, yang diyakini sebagai Sabda Allah, adalah salah satu instrumen yang membantu kita untuk menjawab pertanyaan esensial tentang problematika dalam kehidupan manusia di dunia. Untuk itu, Lembaga Biblika Indonesia dalam kerjasama dengan seluruh Komisi Kitab Suci di semua keuskupan di Indonesia, mengajak para umat Katolik untuk meluangkan waktu agar semakin mengenal Allah melalui Sabda-Nya dalam Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) pada bulan September 2024. Dalam BKSN 2024, kita akan diajak untuk mengenal Allah dan kehendak-Nya dalam nubuat nabi Nahum dan Habakuk dalam kitab mereka.
Tema nasional BKSN 2024 ini adalah “Allah, Sumber Keadilan.” Tema ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari tema BKSN dua tahun sebelumnya, yaitu Allah, sumber harapan hidup baru (2022, belajar dari nabi Amos dan Hosea); Allah sumber Kasih dan Keselamatan (2023, belajar dari nabi Yunus dan Yoel). Ayat emas dalam BKSN 2024 ini diambil dari petikan nubuat nabi Nahum: “TUHAN itu baik, tempat perlindungan pada waktu kesusahan (Nah. 1:7)”
Dengan mengangkat tema “Allah, Sumber Keadilan”, kita diajak untuk menyadari kehadiran Allah yang selalu bertindak adil dengan cara-Nya dalam kehidupan manusia dan segala peristiwa yang terjadi. Selain itu, kita juga diajak untuk melihat salah satu sifat Allah yaitu Maha-Adil bagi ciptaan-Nya. Tema tentang keadilan ini juga merupakan salah satu tema yang diangkat oleh Nabi Nahum dan Nabi Habakuk pada zamannya. Kedua nabi ini hadir dalam kondisi masyarakat Israel yang sedang mengalami penderitaan dan menantikan keadilan Allah.
Dalam kitabnya, saat menggambarkan penghakiman Allah atas Niniwe, Nabi Nahum melihat penderitaan dalam bentuk malapetaka sebagai ajakan untuk mengembangkan sikap beriman ketika harus berhadapan dengan segala pembusukan dalam masyarakat. Salah satu topik yang diangkat
dalam Kitab Nahum adalah kebesaran dan kedaulatan Yahweh, Allah Israel, sebagai pembela dan pembalas orang-orang yang lemah dan tertindas sebab Allah selalu bersikap lemah lembut dan baik terhadap mereka. Sementara itu, dalam nubuatnya, Habakuk menyatakan bahwa Allah menegakkan keadilan jika orang beriman sanggup menunjukkan kredibilitas, keadilan, ketegasan, dan kesetiaan dalam menjalankan kehendak Allah. Dengan mempelajari nubuat kedua nabi ini tentang keadilan Allah, kita diundang untuk membangun sikap iman yang tepat ketika berhadapan dengan kondisi negatif dalam masyarakat yang tidak berkeadilan. Sikap iman ini pula kiranya dapat membantu umat beriman untuk memahami Allah sebagai sumber keadilan, terutama di saat-saat mengalami penderitaan.
Dalam empat pertemuan selama bulan September 2024, dua pertemuan pertama akan membantu kita untuk mengenal Allah sebagai dasar pengharapan dalam kesulitan (Nah. 1:1-8) dan Allah sebagai pemulih kemuliaan manusia (Nah. 2:1-2). Sedangkan dua pertemuan terakhir, setelah mengenal Allah dalam nubuat nabi Nahum, bersama dengan nabi Habakuk, kita diajak untuk menjadi manusia yang benar supaya tidak mengalami hukuman (Hab. 2:1-5) dan untuk menjadi manusia yang bersukacita karena Allah yang adil (Hab. 3:1-19).
Dalam buku panduan BKSN 2024 ini, Lembaga Biblika Indonesia menawarkan metode standar pertemuan kelompok atau komunitas basis dalam membahas tema-tema tersebut. Meski demikian, metode ini bukan metode yang mutlak atau satu-satunya, yang harus diterapkan ke tengah
komunitas basis. Para fasilitator dan peserta pertemuan dapat menggunakan metode yang lain, seperti Lectio Divina atau metode tujuh langkah (7 Steps), jika dirasa metode yang lain lebih cocok dengan kondisi dan konteks komunitas basis atau lingkungan tertentu. Apa pun metodenya, tujuan dan manfaat dalam pertemuan itu tercapai, yaitu menemukan inspirasi dari Kitab Suci untuk kehidupan beriman kita dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari demi terwujudnya keadilan di tengah-tengah kita, dalam Gereja dan masyarakat.
Akhirnya, kami mengucapkan limpah terima kasih untuk Romo R.F. Bhanu Viktorahadi Pr, yang telah mempersiapkan gagasan dasar untuk buku panduan BKSN 2024, Komisi Kitab Suci keuskupan di Regio Jawa yang mempersiapkan materi pertemuan tiap-tiap kategori, yaitu dewasa, remaja dan anak-anak dan liturgi. Semoga dengan BKSN 2024 ini kita semakin diteguhkan agar tetap setia dalam menjalankan tugas dan panggilan kita sebagai orang Kristiani dan murid Yesus Kristus, yang meyakini Allah adalah Sumber Keadilan dan yang berjuang untuk menegakkan keadilan Allah di tengah gereja dan masyarakat. Tuhan memberkati kita semua.
Atas nama Lembaga Biblika Indonesia
R.P. Albertus Purnomo, OFM
Ketua Lembaga Biblika Indonesia
Panduan BKSN dapat dilihat di sini