Orang Muda Harus Siap Menjadi Agen Perubahan

Twitter
WhatsApp
Email
Anak muda akan menjadi trendsetter yang dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya. Anak muda menjadi sangat dinamis yang kadang tidak disadari dalam perkembangan kehidupannya akan menjadi andil besar dalam perkembangan sejarah gereja dan negara.
Kegiatan ini dilaksanakan di Sleman 02 Maret 2025, Dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stansa sarasehan bertempat di Pastoran St. Yohanes Paulus II Brayut dengan tema Menjadi Agen Negara, Menjadi Agen Gereja, Membangun Indonesia disambut dengan tari angguk yang dibawakan dengan apik oleh tiga orang OMK. Dengan segala dinamikanya anak muda sungguh sangat mewarnai dalam gerak langkah perkembangan gereja dan negara, dalam setiap kesempatan waktu akan muncul peran serta orang muda demikian disampaikan oleh Romo Paulus Susanto Prawirowardoyo,Pr Pastor Paroki St. Yohanes Paulus II Brayut dalam sambutan pembuka. Anak muda selalu berani tampil dan tidak mudah patah semangat untuk menata asa dan mengambil peran sejarahnya, dan sejarah terus mencatat peran anak muda dan selalu akan terulang kembali.
Hadir dalam sarasehan tersebut :
• Utusan dari paroki-paroki Kevijepan Jogja barat rayon Sleman
• Pemuda Katolik Kabupaten Sleman
•FMKI DIY
Anak muda akan menjadi trendsetter yang dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya. Anak muda menjadi sangat dinamis yang kadang tidak disadari dalam perkembangan kehidupannya akan menjadi andil besar dalam perkembangan sejarah gereja dan negara. Pola-pola mendobrak yang dianggap tidak wajar oleh nilai-nilai sosial secara umum justru akan merobah dinamika sejarah menjadi lebih baik, bagaimanapun peran anak muda akan terus dicatat oleh sejarah. Romo Rosarius Sapto Nugroho, Pr dari Komisi Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Kevikepan Yogyakarta Barat, lebih lanjut menyampaikan anak muda terus akan dipanggil dalam membangun gereja ditengah masyarakat dan negara, bagi anak muda keputusan hari ini masih belum final dan akan terus berubah sesuai kesadaran pribadi yang dihadapi dalam lingkungannya . Anak muda tidak malu dan segan merubah,  mengkoreksi keputusanya diikuti dengan tindakan mendobrak pada situasi yang tidak menguntungkan, dan untuk ini sejarah selalu mencatat peran anak muda dalam mempengaruhi keputusan perkembangan perjalanan suatu bangsa dan negara. Pada bagian ini gereja ingin mendampingi dan menjadi rumah kedua bagi anak muda, menjadi rumah tumbuh saat mereka tidak menemukan sesuatu di rumah atau di masyarakat, untuk tumbuh menjadi generasi muda yang siap ditingkat negara/nasional agar gereja menjadi tanda keselamatan masyarakat.
Y. Gustan Ganda, Ketua DPRD Kabupaten Sleman di ruang yang sama menyampaikan mimpi membangun Indonesia dengan jalan membangun Kabupaten Sleman ternyata tidah mudah seperti yang dibayangkan. Butuh ketekunan dan konsistensi pribadi untuk berubah diri dengan segala tantangannya agar lebih siap untuk andil dan berperan serta dalam membangun bangsa dan negara. Peran senior/orang yang lebih tua dari kita tidak mungkin diabaikan karena melalui mereka kita akan meneruskan estafet kepemimpinan. Partisipasi dan peran orang muda akan selalu terus ada dalam membangun bangsa, untuk itu orang muda hendaknya menggembleng diri dan menyiapkan diri sehingga siap untuk andil dalam pembangunan negara. Nilai-nilai kasih yang telah diajarkan dalam gereja menjadi landasan baik bagi orang muda dalam mengasah potensi yang dimiliki sehingga membentuk karakter yang unggul dan tangguh, dan pada saat tertentu orang muda siap menjadi agen perubahan, untuk berperan dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam membangun negara. ’Pro Pro Ecclesia et Patria’ demi gereja dan tanah air, menjadi semangat bagi GM Totok Hedi Santosa anggota DPR RI Komisi VI, dan ingin menunjukan bahwa orang muda katolik memiliki tanggung jawab penuh menjaga keutuhan bangsa dan kehidupan gereja.
Gereja menjadi rumah dalam membentuk karakter perkembangan dan menjaga nilai sebagai pribadi orang muda. Gereja menjadi rumah untuk belajar  berbagai macam hal  untuk aktualisasi diri baik dalam bidang seni budaya, kemasyarakatan sampai dengan tata kelola organisasi sehingga orang muda katolik mampu memahami bahwa kehidupan ini adalah milik semua orang dengan rasa dan pikiran cinta tanah air. Untuk memupuk rasa cinta tanah air perlu dipahami bahwa negara ini berdiri atas dasar kesepakatan para pendiri bangsa, para bapa bangsa ini yang sudah final dengan Pancasila sebagai dasar negara,  Bahkan Mgr. Soegijapranoto menyampaikan semangat 100% Katolik dan 100% Indonesia dalam mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia, sehingga semangat nasionalisme dapat terus dipelihara. Orang muda agar selalu memiliki etos kerja yang baik dalam membangun bangsa, dengan memliki cita-cita besar dalam hidup berbangsa. Cita-cita besar akan bisa terwujud dengan mengerjakan pekerjaan kecil dengan hati yang besar untuk membangun kepercayaan pada hal yang lebih besar.
Dalam pengukuhan sarasehan kali ini Vikaris Episkopalis Kevikepan Yogyakarta Barat Romo AR. Yudono Suwondo, Pr, menyampaikan bahwa gereja hadir dengan spiritualitas kasih dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Gereja tidak boleh menutup diri pada situasi yang terjadi, gereja menjadi kontrol sosial dalam masyarakat meskipun tidak mudah untuk dilakukan tetapi tetap harus dilakukan agar kehidupan masyarakat “Jadilah teladan bagi orang-orang yang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dan kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1Tim 4: 12). Dan Tetaplah bersekutu dalam Doa, Pertobatan dan pengharapan (@ds)