Tinggal dalam Kristus, Berbuah untuk Umat: Kiprah Kevikepan Yogyakarta Timur di Tepas 2024

Twitter
WhatsApp
Email
Kevikepan Yogyakarta timur menjadi peserta ketiga Temu Pastoral KAS 2024 yang berlangsung pada 20 November 2024. Kegiatan ini diawali oleh penyampaian pengantar Tepas oleh Romo Sugiyana, Pr selaku ketua DPKAS.

Kevikepan Yogyakarta timur menjadi peserta ketiga Temu Pastoral KAS 2024 yang berlangsung pada 20 November 2024. Kegiatan ini diawali oleh penyampaian pengantar Tepas oleh Romo Sugiyana, Pr selaku ketua DPKAS. Beliau menyampaikan tujuan dan menegaskan Arah Dasar (Ardas) Pastoral 2025 melalui pijakan dan strategi program yang dapat diimplementasikan sesuai dengan rancangan dan fokus pastoral. Fokus utama Temu Pastoral adalah memperkuat semangat kekatolikan dan kerasulan umat di tengah perubahan masyarakat sehingga mampu mengintegrasikan program-program pastoral dengan teknologi terbaru. Selain itu, Temu Pastoral ini terdapat penyampaian program baru melalui aplikasi data yang akan terintegrasi melalui RAPB yang mudah diakses oleh setiap dewan paroki. Tidak hanya itu, Romo Sugiyana, Pr. menyampaikan beberapa hal terkait 5 domain yang perlu diperhatikan dalam pastoral dan harapan iman membawa hidup sukacita. Pada pertemuan Tepas ini memiliki pembahasan utama yakni tren sosial, tantangan kerasulan, dan integrasi program keuangan akuntansi paroki. Tepas pada kesempatan ini menyoroti perubahan sosial dan dampaknya terhadap umat, termasuk tren integrasi teknologi, pergeseran demografi, serta isu pembangunan berkelanjutan yang semakin relevan.

Selama pertemuan, peserta mendengarkan paparan dari berbagai pihak, termasuk Tim Litbang Keuskupan Agung Semarang yang menyampaikan kajian tentang kondisi sosial, keagamaan, dan data umat di KAS. Informasi ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategi pastoral yang relevan dengan konteks masyarakat. Selain itu, dibahas pula sistem programasi baru berbasis aplikasi yang memungkinkan integrasi langsung dengan sistem keuangan keuskupan, guna mempermudah evaluasi dan analisa program. Evaluasi program Formatio Iman Berbasis Basis (FIBB) juga dilakukan, dengan temuan bahwa program didukung para pastor dan jadwal yang teratur, perhatian umat terhadap program ini masih cukup rendah. Terkait dengan evaluasi Mas Rio mengatakan bahwa hasil responden yang di dapat paling banyak mengisi survei mengenai kegiatan pastoral berasal dari Dewan Pastoral Paroki Harian. Akses umat terhadap konten kekatolikan melalui media sosial di dominasi oleh WhatsApp, YouTube, Instagram, dan TikTok.

Romo Dadang memaparkan integrasi sistem keuangan akuntansi paroki 2025, yang diharapkan mempermudah pelaksanaan program melalui aplikasi berbasis IT. Sistem ini mencakup integrasi program rutin, program garapan, dan RAPB tahunan, sehingga administrasi paroki dapat berjalan lebih efisien. Dengan format ini, pergantian dewan paroki tidak lagi menjadi kendala, dan tugas sekretaris serta bendahara dapat terbagi lebih ringan. Arah Dasar Pastoral (Ardas) 2025 dengan tema “Tinggal dalam Kristus dan Berbuah.” Mgr. Robertus Rubiyatmoko menjelaskan bahwa tema ini merujuk pada visi Ardas KAS ke VIII tahun 2021-2025, dengan fokus pada kesatuan dengan Yesus sebagai inti keselamatan. Kebersamaan dengan Kristus diharapkan menghasilkan umat Katolik yang cerdas, tangguh, misioner, dialogis, serta semakin apostolik dalam menghadapi tantangan era modern, termasuk perubahan teknologi dan apatisme.

Kegiatan Tepas ini memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang diikuti oleh perwakilan paroki, yang merencanakan program kerja untuk mendukung strategi pastoral ke depan. Program bantuan sosial dari Caritas, dipaparkan oleh Romo Bernardus Himawan, menekankan pentingnya solidaritas antar umat kristiani. Romo Deny, mewakili Komisi Pendidikan, membahas sinode sekolah Katolik untuk mendukung pendidikan berbasis iman. Sementara itu, Romo Jojo memperkenalkan program pelatihan pastoral yang akan dilaksanakan oleh Pastoral Education Training Center (PETC) KAS pada tahun 2025, mencakup pelatihan kepemimpinan, manajemen gereja, konseling keluarga, serta pengembangan Formatio Iman Berbasis Basis (FIBB) melalui kegiatan anak, remaja, dan pemuda Katolik.

Kegiatan ditutup dengan evaluasi singkat oleh Bapak Joko dan peneguhan dari Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Uskup KAS menegaskan pentingnya sinkronisasi agenda pelayanan antarparoki, komisi, Unit Pastoral Paroki (UPP), dan PETC untuk mendukung realisasi program dengan kolaborasi yang efektif. Beliau juga menyampaikan bahwa pendanaan paroki yang membutuhkan subsidi dapat diajukan ke keuskupan atau PETC. Seluruh kegiatan Tepas berlangsung dengan baik, mencerminkan komitmen KAS dalam mewujudkan pelayanan yang sinergis dan strategis.