Jumat (31/3/2023), Kelopok Teater Jaran Iman Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan mengadakan pentas ketoprak dengan lakon “Sang Penebus”. Penonton yang hadir berjumlah 70 orang yang berasal dari para romo dan frater Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, para suster Abdi Kristus, para frater dari komunitas tarekat dan mahasiswa dari Universitas Sanata Dharma.
Pentas ketoprak “Sang Panebus” menjadi kesempatan bagi teater Jaran Iman untuk mengisi renungan tablo atau jalan salib kreatif di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. Pentas ketoprak ini juga bagian dari puncak permenungan para frater selama masa pra-paskah yang dilaksanakan setiap minggu. Sepanjang permenungan tersebut, para frater merumuskan dan mengambil lakon “Sang Penebus”. Lakon “Sang Panebus” adalah kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus. Kisah dimulai dengan pergulatan Yesus dalam taman doa Getsemani hingga ditangkap dan diadili oleh Kayafas Sang Imam Agung di Mahkamah Agama. Kisah sengsara Yesus pun berlanjut di hadapan Pontius Pilatus hingga berpuncak hukuman salib. Dalam lakon ini, para penonton dapat melihat dan merenungkan bagaimana kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus demi keselamatan umat manusia.
Tablo dengan pakaian adat jawa menjadi ciri khas dari lakon ini Bahasa dan properti yang digunakan juga diambil dari budaya khas Jawa. Lakon dengan nuansa jawa tersebut diharapkan menjadi bagian dalam upaya melestarikan budaya Jawa. Frater Fendy Krisnanto sebagai ketua panitia menyampaikan bahwa lakon ini berhasil karena berbagai kerja sama berbagai pihak. Teater Jaran iman yang dilatih oleh Romo Bondan Prima Kumbara, Pr ini hendak membantu para penonton ,teman-teman komunitas dan umat pada umumnya untuk merenungkan peristiwa salib Yesus melalui pagelaran ketoprak. Budaya Jawa yang khas digunakan menjadi upaya untuk semakin mengejawantahkan kisah Yesus dalam budaya setempat. Ia berharap teater ini dapat menjadi bahan permenungan dan inspirasi bagi para penonton terutama dalam menyambut pekan suci. Para penonton dapat juga berdoa dan mengambil inspirasi dalam pagelaran teater tersebut.
Umat Kristiani hari-hari ini memasuki pekan suci. Pekan suci menjadi kesempatan bagi kita semua untuk masuk lebih dalam merenungkan kisah sengsara Yesus Kristus. Dengan cara itu, relasi kita dengan Tuhan semakin erat dan mendalam. Kedalaman iman semacam itu perlu ada terobosan baru untuk menampilkannya. Para Frater lewat pentas ketopraknya menjadim inspirasi bagi umat kristiani untuk bisa menyajikan pesan permenungan mendalam akan sengsara wafat Yesus Kristus sekaligus kreatif. Sehingga, tampilan tersebut tidak hanya sekedar simbol pentas belaka namun membawa inspirasi, daya ubah bagi semua orang. (YKA).