Surat Gembala Uskup Agung Semarang
Mengakhiri Tahun 2024 dan Mengawali Tahun 2025
(Dibacakan pada tgl 31 Desember 2024 dan 1 Januari 2025}
Saudara-saudari umat Keuskupan Agung Semarang yang terkasih.
Berkah Dalem.
Mengakhiri tahun 2024 dan mengawali tahun 2025, perkenankan saya mengucapkan SELAMAT NATAL 2024 dan SELAMAT TAHUN
BARU 2025. Pada saat peralihan tahun ini, saya mengajak Anda semua untuk kembali melihat perjalanan iman yang telah kita lalui bersama selama tahun 2024 dan sekaligus memandang ke depan peziarahan iman di tahun 2025.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh makna bagi Keuskupan Agung Semarang (KAS). Kita berjalan bersama dengan arah pastoral “Tinggal dalam Kristus dan berbuah: Berjalan Bersama dalam Formasio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan”. Kita memiliki tanggung jawab untuk memantapkan iman umat di semua jenjang usia dengan aneka pembinaan iman. Harapannya mereka semakin mampu menghidupi imannya secara lebih cerdas, tangguh, misioner dan dialogis (CTMD).
Kita bersyukur begitu banyak kaum kaum religius, katekis, pembina iman, prodiakon, dan aktivis dalan kebersamaaan para gembala yang selalu siap membaktikan diri untuk pelayanan pembinaan dan pewartaan iman. Setiap langkah yang diupayakan pasti membawa kedewasaan iman umat. Paus Fransiskus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasihnya kepada para katekis yang menjadi penjamin keberlangsungan hidup Gereja melalui pewartaan mereka.
Sekarang, kita memasuki tahun 2025, tahun yang penuh tantangan dan sekaligus harapan. Tidak hanya tantangan iman, tetapi juga sosial, ekonomi dan politik. Masih ada kesenjangan sosial, polarisasi politik, disrupsi teknologi, layanan kesehatan, pemulihan ekonomi di tengah tantangan regulasi yang belum matang atas beragamnya kebijakan untuk kepentingan publik.
Di tengah tantangan itu, kita mencoba bergerak dengan semangat kekatolikan dan apostolik. Iman katolik tidak sekedar identitas dan aktivitas tetapi terkandung juga integritas yang menopang kehidupan. Iman memberi kekuatan dan daya tahan hidup. Iman menjadi energi dan inspirasi dalam menjalani hidup di tengah tantangan dan perubahan. Kita berharap kekatolikan kita semakin kuat dan semangat kerasulan kita juga semakin nyata.
Secara internal, Tahun 2025 juga menjadi tahun syukur bagi Keuskupan Agung Semarang dan juga tahun Yubileum. Keuskupan Agung Semarang tahun ini merayakan ulang tahun ke-85. Kesempatan ini menjadi saat merenungkan peristiwa syukur perjalanan Keuskupan Agung Semarang. Begitu banyak rahmat Tuhan berikan: perkembangan umat yang membanggakan, pelayanan pastoral yang semakin berdampak, partisipasi sosial yang semakin meluas dan panggilan yang tetap subur. Banyak rahmat yang tidak terhitung jumlahnya, yang memampukan kita berkembang sebagai umat Allah dan bersaksi di tengah masyarakat.
Bersama seluruh umat katolik, kita menjalani tahun Yubileum yang diselenggarakan setahun penuh dari 29 Desember 2024-6 Januari 2026. Paus Fransiskus mengajak kita semua menjadi peziarah-peziarah pengharapan, yang berjalan bersama-sama menuju perjumpaan dengan Tuhan dan membangun harapan atas dasar janji Tuhan. Salah satu harapannya adalah menerima indulgensi penuh. Cara mendapatkannya akan diinformasikan lewat aneka macam pelayanan di tempat-tempat yang telah ditentukan. Kita semua berharap tahun 2025 yang sarat dengan peristiwa penuh
berkat ini menjadi momentum untuk membangun Gereja yang semakin kuat dan mengembangkan kesaksian iman yang semakin nyata dan mewujudkan peradaban kasih yang semakin kreatif di tengah masyarakat Indonesia yang semakin sejahtera, bermartabat dan beriman.
Kita percaya pada pertolongan Tuhan yang dinyatakan pada kita pada hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ini. Tuhan akan menyertai dan memandu perjalanan kita serta melimpahkan berkat keselamatan. Demikian juga Bunda Maria akan mendoakan kita dan melatih kita untuk bisa menimbang setiap peristiwa dalam terang iman. Dalam kehidupan yang dinamis ini, memiliki sikap batin seperti Maria yaitu membawa segala pengalaman dan pergumulan hidup ke hadirat Tuhan.
Akhirnya selamat merayakan Natal yang penuh damai, semoga Kristus yang lahir di dalam hati kita, senantiasa memberikan sukacita dan kedamaian dalam hidup kita. Selamat memasuki tahun 2025. Semoga Tuhan memberkati kita semua dengan rahmat-Nya yang melimpah.
Matur nuwun, berkah Dalem dan salam bahagia
Semarang, 26 Desember 2024
† Robertus Rubiyatmoko
Uskup Agung Semarang
KETENTUAN MEMPEROLEH INDULGENSI YUBILEUM
Keuskupan Agung Semarang
1. Indulgensi adalah penghapusan atas hukuman akibat dosa-dosa yang telah diampuni, yang dapat diperoleh oleh orang beriman kristiani yang berdisposisi layak serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Gereja dan diperoleh dengan pertolongan Gereja sebagai pelayan keselamatan. Indulgensi bukan pengampunan dosa atau penghapusan atas hukuman akibat dosa dosa yang belum diampuni. Kanon 994 menyatakan bahwa orang dapat memperoleh indulgensi bagi dirinya sendiri atau bagi orang orang tertentu yang sudah meninggal dunia supaya mereka mendapat kebahagiaan di surga, tetapi tidak untuk orang lain yang masih hidup di dunia ini.
2. Selama Yubileum Paus Fransiskus mengharapkan agar umat bisa menikmati rahmat indulgensi yang disediakan pada tahun Yubileum. Indulgensi ini menjadi tanda kerahiman Bapa, yang dengan pengantaraan Mempelai Kristus, yaitu Gereja-Nya, menjangkau pendosa yang bertobat dan membebaskannya dari setiap sisa hukuman yang ditinggalkan oleh akibat dosa. Indulgensi menjadi tanda kemurahan Tuhan yang tidak ada batasnya.
3. Pada prinsipnya, semua umat beriman, yang sungguh bertobat dan bebas dari segala keterikatan terhadap dosa, yang digerakkan oleh semangat kasih terhadap sesama, yang selama Tahun Suci disucikan dengan sakramen tobat dan disegarkan dengan Komuni Kudus, serta berdoa seturut intensi Bapa Suci Paus Fransiskus, dapat menerima indulgensi.
4. Tempat penerimaan Indulgensi Penuh:
a. Berkunjung ke Gereja-Gereja Katedral dan Co-Katedral. Di Keuskupan Agung Semarang, indulgensi dapat diterima dengan mengunjungi setidaknya salah satu dari Gereja Gereja yang tertunjuk yaitu Gereja Katedral St. Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari Semarang, Gereja St. Ignatius Magelang, Gereja St. Perawan Maria Regina Purbowardayan Solo, Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta dan Gereja St. Maria Bunda Penasehat Baik Wates. Di tempat itu, akan dilayani Perayaan Ekaristi Kudus dengan intensi khusus indulgensi dan pengakuan dosa pribadi. Secara pribadi atau kelompok, umat bisa melakukan adorasi ekaristi, doa jalan salib dan doa rosario.
b. Berziarah ke tempat-tempat ziarah. Di Keukupan Agung Semarang, tempat-tempat ziarah yang melayani penerimaan indulgensi: Gua Maria Kerep Ambarawa, Gua Maria Sendangsono, Gua Maria Mojosongo, Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dan Makam Kerkof Muntilan. Di tempat itu akan dilayani perayaan ekaristi dan pelayanan sakramen tobat secara berkala. Secara personal dan kelompok umat bisa mendaraskan Credo Aku Percaya, berdoa kepada Tuhan dan berdevosi kepada Bunda Maria untuk intensi pertobatan dan pengampunan dosa
5. Pelayan Penerimaan Indulgensi
a. Bapak Uskup, pada kesempatan tertentu di Gereja Katedral dan di setiap Gereja Yubileum, dapat memberikan Berkat Kepausan dengan indulgensi penuh, yang dapat diterima oleh semua umat beriman yang akan menerima Berkat ini berada dalam kondisi yang layak.
b. Bapak Uskup/ Romo Vikep dapat menunjuk imam-imam tertentu untuk memberikan pelayanan sakramen tobat dan pengampunan dosa di gereja-gereja dan tempat-tempat ziarah yang ditentukan untuk pelayanan penerimaan indulgensi.
6. Secara khusus “selama Tahun Suci”, kita dipanggil untuk menjadi tanda pengharapan yang nyata bagi saudara-saudari kita yang hidup dalam berbagai kesulitan. Kita akan memperoleh Indulgensi Yubileum, jika kita mengunjungi saudara-saudari kita yang membutuhkan atau dalam kesulitan (orang sakit, tahanan, orang lanjut usia yang kesepian, orang cacat). Ini merupakan bentuk ziarah kepada Kristus yang hadir di dalam mereka (lih. Mat 25: 34-36).
7. Indulgensi Penuh Yubileum juga dapat diperoleh melalui inisiatif inisiatif yang diwujudkan melalui semangat pertobatan dengan cara konkrit dan murah hati, seraya menggali nilai pertobatan khas “Hari Jumat”, yaitu dengan cara berpantang: setidaknya selama satu hari dalam seminggu, berpantang dari godaan real dan virtual, misalnya penggunaan media komunikasi/media sosial, mengkonsumsi makanan secara berlebihan, merokok dsb; serta dengan menyumbangkan sejumlah uang kepada orang miskin; atau dengan mendukung berbagai karya sosial, terutama membantu anak-anak terlantar, remaja yang berada dalam kesulitan, serta orang lanjut usia yang membutuhkan atau yang sendiri.
Keterangan:
Saat homili dapat disampaikan gagasan-gagasan pokok dari Surat Gembala dan Kebijakan Tahun Yubileum, dengan harapan umat bisa menangkap lebih jelas dan lebih partisipatif mengikuti gerak bersama di tahun 2025.
Surat Gembala dalam bentuk PDF dapat dibaca di sini.