Persembahan Gereja untuk Semarang: 300 Umat Bersihkan Polder Tawang dan Tuangkan Eco Enzyme, Rayakan HUT Kevikepan

Twitter
WhatsApp
Email
Sebanyak 300 umat Katolik dari 16 paroki se-Kota Semarang tumplek blek dalam aksi Resik-Resik Kota Semarang 2025—bagian dari perayaan HUT ke-59 Kevikepan Semarang sekaligus dukungan nyata terhadap program “Semarang Bersih” yang diusung Wali Kota.

Semarang – Suasana pagi di Polder Tawang, Minggu (1/6/25), tak seperti biasanya. Riuh rendah suara sapu lidi, tawa sukacita, dan semangat gotong royong memenuhi kawasan yang berada tepat di seberang Stasiun Tawang itu. Sebanyak 300 umat Katolik dari 16 paroki se-Kota Semarang tumplek blek dalam aksi Resik-Resik Kota Semarang 2025—bagian dari perayaan HUT ke-59 Kevikepan Semarang sekaligus dukungan nyata terhadap program “Semarang Bersih” yang diusung Wali Kota.

Pagi itu, Romo Vikep Semarang J.B. Rudy Hardono, Pr. dan Camat Semarang Utara Siwi Wahyuningsih tak hanya datang sebagai tamu kehormatan. Mereka turun langsung ke bibir polder, memegang sapu lidi, menyapa umat, dan larut dalam semangat kebersamaan membersihkan sampah dan gulma yang mengganggu estetika serta fungsi polder.

Camat Siwi menyerahkan langsung sapu lidi kepada Romo Rudy, tanda dimulainya kegiatan kepedulian di seputar polder. (dok Elwin)

Sapu lidi pun menjadi simbol. Dalam momen penuh makna, Camat Siwi menyerahkannya langsung kepada Romo Rudy, tanda dimulainya kegiatan kepedulian di seputar polder. Momen ini sekaligus menjadi penanda bahwa kelestarian alam juga menjadi tanggung jawab umat beriman.

Kegiatan ini bukan kerja bakti biasa. Ini adalah wujud cinta terhadap “keutuhan ciptaan”, semangat ekologi yang digaungkan Paus Fransiskus lewat ensiklik Laudato Si’. Umat dari 16 paroki dibagi ke empat sisi kolam polder. Mereka datang lengkap dengan peralatan: sapu lidi, pecok, karung plastik. Tak satu pun datang dengan tangan kosong, semua datang dengan hati yang penuh.

Dalam waktu kurang dari dua jam, wajah Polder Tawang berubah. Bersih, segar, rapi. Tapi kegiatan belum usai. Ada satu babak lagi.

Ritual Eco Enzyme: Tuang Harapan, Siram Kesadaran

Dengan botol-botol plastik 1 liter berisi cairan bening kecokelatan, eco enzyme, hasil fermentasi sampah organik, umat berdiri mengelilingi keempat bibir polder. (dok Elwin)

Dengan botol-botol plastik 1 liter berisi cairan bening kecokelatan, eco enzyme, hasil fermentasi sampah organik, umat berdiri mengelilingi bibir polder. Dipandu panitia, mereka menuangkan cairan itu ke dalam air kolam polder secara bergantian. Perlahan, cairan ramah lingkungan itu menyebar, membawa harapan: membersihkan air, menekan bau, dan menyuburkan kesadaran.

Romo Rudy mengajak peserta menciptakan kebersihan, dari Gereja untuk Kota Semarang, dari Semarang untuk Indonesia, dari Indonesia untuk dunia. (dok Elwin)

“Mari kita ciptakan kebersihan: dari Gereja untuk Kota Semarang, dari Semarang untuk Indonesia, dari Indonesia untuk dunia!” seru Romo Rudy sambil mengepalkan tangan, disambut sorak dan tepuk tangan para peserta.

Ia menegaskan, kepedulian terhadap lingkungan harus dimulai dari hal-hal kecil. Dari sampah di rumah tangga, dari kolam di depan mata, dari sapu yang digenggam tangan. “Semoga pola-pola kecil ini bertumbuh menjadi gerakan besar,” tambahnya.

Camat Siwi menyampaikan apresiasi mendalam kepada umat Katolik yang telah terjun langsung ke lapangan membersihkan polder. (dok Elwin)

Camat Siwi menyampaikan apresiasi mendalam kepada umat Katolik yang telah terjun langsung ke lapangan. Menurutnya, Gereja Katolik telah memberi contoh konkrit tentang bagaimana komunitas iman bisa ikut andil dalam pembangunan lingkungan.

“Gereja Katolik Kevikepan Semarang telah memberi intervensi positif di wilayah kami. Ini bukan sekadar simbolis, tapi benar-benar aksi nyata,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Antonius Anung Indriawan berharap aksi ini menjadi awal dari gerakan berkelanjutan.

“Saya sudah koordinasi dengan paroki-paroki. Mereka punya bank eco enzyme dan siap mendukung kelanjutan kegiatan ini. Polder Tawang butuh perawatan rutin,” jelasnya.

Tentang Polder Tawang

Polder Tawang dibangun sejak 1998 sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir Kota Semarang, terutama untuk melindungi area Stasiun Tawang. (dok Elwin)

Sebagai catatan, Polder Tawang dibangun sejak 1998 sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir Kota Semarang, terutama untuk melindungi area Stasiun Tawang. Dengan luas lahan sekitar 1 hektar dan daya tampung tangkapan air dari area seluas 70 hektar, keberadaan polder ini sangat vital.

Dan Minggu pagi itu, lewat tangan-tangan umat, Polder Tawang bukan hanya menjadi penampung air, ia menjadi saksi perjumpaan iman dan aksi nyata untuk bumi yang lebih bersih dan layak huni. (BD Elwin)