Komisi Pendidikan Kevikepan Jogja Barat mengadakan temu hati kerasulan. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Aula Paroki St. Petrus Warak, pada tanggal 14 Maret 2023 pukul 10.00 WIB – selesai. Pertemuan ini dihadiri oleh guru-guru perwakilan sekolah rayon utara dan timpel paroki yang berjumlah 46 peserta. Rayon utara tersebut meliputi Paroki Mlati, Paroki Warak, Paroki Pakem, Paroki Somohitan, Paroki Medari, Paroki Brayut, dan Paroki Banteng. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh para Romo paroki, Romo Jati, Pr (Romo Paroki Warak) dan Romo Hanjar, Pr (Romo Paroki Brayut). Acara tersebut diisi oleh Romo Komisi Penidikan Kevikepan Yogya Barat, yaitu Romo Nugroho, Pr.
Romo Nugroho, Pr mengajak kepada guru-guru yang hadir untuk menjadi rasul bagi anak-anak yang didampingi, sehingga iman katolik semakin berkembang dikalangan anak-anak. Tidak hanya itu saja, para guru dibekali dengan arah dasar Keuskupan Agung Semarang dan para guru diajak untuk bekerjasama, berkolaborasi, dan bersinergi dengan Gereja. Hal tersebut sangatlah penting, sehingga para guru dapat belajar menjadi seorang
rasul yang telah diajarkan oleh para murid Yesus. Di sisi lain, Romo Nugroho, Pr juga menyinggung tentang kualitas sekolah katolik menjadi sarana untuk mengembangkan kualitas pribadi-pribadi anak. Sebab, kekuatan dan kekhasan sekolah-sekolah katolik adalah kualitas dan mutu pendidikan yang baik. Oleh karenanya, Romo Nugroho, Pr mengajak kepada para guru dan timpel setiap paroki untuk saling bekerjasama, berkolaborasi, dan bersinergi, sehingga misi dan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh Yesus semakin mendalam dalam diri anak-anak.
Pendidikan adalah salah satu hal yang penting bagi semua orang. Sebab, pendidikan merupakan sarana bagi semua orang untuk mengembangkan intelektual semua orang. Akan tetapi, pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan hal-hal intelektual saja, melainkan sebagai sarana untuk mengembangkan rasa yang dimiliki oleh seseorang. Hal tersebut dapat mengarahkan semua orang untuk belajar tentang arti sebuah kehidupan. Maka dari itu, melalui sekolah-sekolah katolik menjadi sarana bagi Gereja untuk hadir kepada semua orang, terutama pada anak-anak peserta didik. LHB.
