Komunikasi dan partisipasi action, Novena Laudato Si’ Periode Ke – 8

Twitter
WhatsApp
Email
Gua Maria Lawangsih ~ Paroki Administratif Santa Maria Fatima Pelem Dukuh, Patihombo, Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

 Kulon Progo, 14 September 2025. Romo Agus Widodo,Pr merangkum kembali kegiatan katekes Novena ke 1(satu) sampai ke 7(tujuh), Ensiklik Laudato Si’ pada tahun ini memasuki usianya yang ke – 10, bumi ini bukan hanya menjadi rumah kita bersama, tetapi juga menyediakan segala macam yang kita butuhkan, “seperti seorang saudari yang berbagi hidup dengan kita, dan seperti seorang ibu rupawan yang menyambut kita dengan tangan terbuka”. Paus Fransiskus, dalam ensikliknya yang luar biasa, Laudato Si’ (Terpujilah Engkau), menyerukan kepada “setiap orang yang hidup di planet ini” untuk merenungkan dan bertindak atas krisis ekologi yang kita hadapi kita semua diajak untuk,

  1. BERSYUKUR ~ Tuhan sangat baik dengan menganugerahkan bumi sebagai rumah bersama. Bapa Suci juga mengatakan bumi sebagai ibu yang bersama yang menyediakan semua hal yang diperlukan manusia, seperti halnya peranan seorang ibu yang sangat sentral.
  2. PRIHATIN ~ karena banyak orang mengeploitasi bumi sehingga iklim yang tidak menentu merupakan tanda perubahan iklim yang rusak akibat ulah manusia. Dari keprihatinan ini bapa suci juga mengeluarkan ensiklik Laudate Deum, artinya  “Terpujilah Allah”  yang secara khusus memperhatikan pada perubahan iklim bumi.
  3. MEMILIKI HARAPAN ~ Harapan yang ditawarkan oleh Paus Fransikus berupa Ensiklik Laudato Si’ yang tidak hanya untuk orang katolik saja, tapi juga untuk semua orang di dunia, supaya manusia bisa mencitai bumi kembali.

Manusia belum menyadari bumi mengalami kerusakan, karena manusia masih merasa bumi dapat memenuhi kebutuhannya. Padahal sudah ada bukti nyata, hal sederhana dapat dijumpai seperti di desa-desa tanaman varietas tertentu sudah mulai hilang pertumbuhannya, seperti: uwi, gembili, talas, gadung, kimpul, dll. Demikian Romo Agus mengingatkan pada umat yang hadir dalam katekese Novena Laudato Si’ke 8 di Goa Maria Lawangsih.

Lebih lanjut Romo Agus Widodo, Pr yang pernah menempuh pendidikan  Ilmu Teologi Kekhususan Theologi Sistematik; Magister Theologi, Bidang Konsentrasi Teologi Kontekstual; Theology and Patristic Sciences di Pontificia Universitas Lateranensis, Paus Fransiskus menyampaikan pesan untuk merawat bumi sebagai rumah bersama menggunakan strategi komunikasi multi-saluran baik dokumen resmi, komunikasi langsung lewat pidato, media tradisional, media sosial, video kampanye, hingga jaringan komunitas global. Dengan begitu, pesan Laudato Si’ tidak hanya berhenti di level teks teologis, tetapi benar-benar hadir di ruang publik global.

Kita bisa mengembangkan apa yang dilakukan oleh Paus Fransiskus dengan Penyebaran Informasi yang Komprehensif dan Berbasis Nilai Menggunakan bahasa yang sederhana untuk menyapa semua orang dengan menggunakan Media Sosial (Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, TikTok, dll.) sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang isi dan pesan Laudato Si’ kepada masyarakat luas.

Melalui media sosial mengajak bertindak solidaritas mendorong orang untuk mendukung kebijakan dan program yang membantu kaum miskin beradaptasi dengan dampak perubahan iklim dan yang mempromosikan akses universal terhadap air bersih dan energi terbarukan, adalah salah satu tindakan yang baik dan bijaksana, dan banyak hal lain bisa dilakukan untuk mempromosikan pesan Laudato Si’.

Disisi lain Romo Agus mengingatkan perlu cermat dan hati-hati dalam menerima berita melalui media digital, karena banyak beredar berita hoax yang sengaja dibuat semata-mata hanya untuk mencari keuntungan finasial dari media sosial. Manusia mudah menerima dan menyebarkan sebuah hal di media sosial, tanpa memeriksa kebenarannya, “kita menyebarkan berita, mengetik sebuah kalimat dengan jari tanpa melibatkan hati dan pikiran”, dipikirkan efek jangka panjang dan dampaknya untuk orang lain. Sebagai orang kristiani kita harus bijak dalam menyebarkan kabar gembira, baik secara langsung maupun melalui media digital (medsos).

 

 Setelah katekese Novena ke – 8 di Gua Maria Lawangsih dilanjutkan dengan Ekaristi Sebegai Selebran Utama Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat Rm. Yudono Suwondo, Pr., co-selebran Rm. Sapto Nugroho, Pr., Rm.A. Hendri Atmoko, Pr., Rm, Thomas Ari Wibowo, Pr., dan Rm. Agus Widodo, Pr.

Dalam Homilinya Rm. Agus Widodo,Pr menyampaikan bumi adalah rumah untuk mencukupi kebutuhan manusia. Romo mengajak refleksi bahwa Allah mengaruniakan Anaknya yang tunggal dan bumi untuk manusia. Anaknya yang menebus dosa manusia dan Bumi untuk mencukupi manusia. Sehingga bumi perlu dirawat supaya dapat dinikmati semua makhluk dan terutama untuk anak cucu kita. Setelah misa berakhir dilaksanakan simbolis penanaman 3 bibit Pohon Kelapa serat merah di pekarangan bawah Kapel Gua Maria Lawangsih.