Kampung Yang Bisa Adaptasi Dan Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim

Twitter
WhatsApp
Email
upaya dalam melestarikan bumi sebagai rumah bersama seperti telah disampaikan oleh Bapa Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si’

Sleman, Sabtu 29 Maret 2025, Kita diajak membangun kesadaran bersama untuk mengelola sampah yang sering menjadi masalah untuk menjadi berkah, dengan tata kelola yang baik dimulai dari lingkup terkecil yakni keluarga akan memberikan nilai ekonomi dan juga akan menjadi upaya dalam melestarikan bumi sebagai rumah bersama seperti telah disampaikan oleh Bapa Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si’. Lebih lanjut disampaikan dalam sambutan pembuka yang disampaikan oleh Romo Benedicktus Hanjar Krisnawan, Pr Romo Paroki St. Yohanes Paulus II Brayut bahwa bumi yang kita tempati sekarang merupakan warisan anak cucu di masa datang sehingga patut kita jaga bersama.

Kegiatan ‘belajar tata kelola sampah berbasis masyarakat’ yang menjadi program garapan visioner tahun 2025 KKPKC Kevikepan Yogyakarta Barat bertempat di Padukuhan Karangtanjung Kalurahan Pandowoharjo Kapanewon Sleman yang telah menyandang “predikat kampung Iklim Utama Nasional 2020”. Dimana kawasan ini masuk ke dalam wilayah Paroki St. Yohanes Paulus II Brayut.

Sunarto Kepala Dukuh Karangtanjung berterimakasih atas kunjungan perwakilan umat paroki-paroki Kevikepan Jogja Barat dan Pengurus KKPKC Kevikepan Jogja Timur. Kunjungan ini satu kehormatan sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan dari kerja keras masyarakat dusun Karangtanjung dalam pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan, komunikasi akan terus dilakukan dengan penggiat lingkungan sehingga tetap menjaga semangat warga Dusun Karangtanjung untuk menjaga lingkungan. Predikat sebagai Kampung Iklim adalah suatu penghargaan pemerintah dimana Kampung Iklim terpilih menjadi Kampung yang bisa adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim di dunia pada saat ini.

Dalam kata pengantar kegiatan ini Romo Adolfus Suratmo Atmomartoyo, Pr (Ketua KKPKC Kevikepan Yogyakarta barat), bergembiara dan berterimakasih karena dapat belajar dan berinteraksi langsung di tengah-tengah masyarakat Padukuhan Karangtanjung, Pandowoharjo Sleman dalam pengelolaan sampah. Kegiatan kali ini menjadi tindak lanjut dalam proses pembelajaran pengelolaan sampah tahun 2022 bersama Resik Plus; dengan belajar langsung ke sentra- sentra pengelolaan sampah yang berbasis keluarga/masyarakat akan memberi inspirasi untuk mengelola sampah, supaya saat pulang bisa mengadakan tindak lanjut dengan menggerakan umat di paroki masing-masing. Kegiatan ini didasari pula keprihatinan pada penutupan pembuangan sampah di Piyungan Yogyakarta, juga kesadaran masyarakat belum sepenuhnya memiliki kesadaran bersama dalam dalam mengelola/memilah sampah, sehingga masyarakat perlu terus menerus diberikan pengertian dan penyadaran melalui kegiatan seperti ini sehingga tumbuh kesadaran pribadi-pribadi dalam keluarga dan masyarakat sehingga di kemudian hari pengelolaan sampah tidak menjadi problem berat.

 

Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Bapak Eko Siswanto, awalnya sampah di kelola oleh masing-masing RT , ada yg ditimbun,di bakar, ada di jual ( seperti kertas, botol minuman ) dan ada yang berlangganan pihak swasta. Mulai tahun 2016 ketika Padukuhan Karangtanjung di minta mengikuti Lomba Kampung Iklim mewakili Kapanewon Sleman , sampah di kelola Padukuhan secara bertahap.

Warga sepakat sampah di kelola secara bersama, dimulai dari masing masing RT. Setiap RT disiapkan 2 (dua) bak sampah (organik dan an-organik ); ada proses pemilahan dimasing-masing rumah tangga, dipisahkan antara yang organik dan an-organik, petugas yang mengambil sampah di tiap rumah , awalnya seminggu 2x lalu berlanjut 3 x seminggu dan di bawa ke TPS milik Padukuhan. Seluruh elemen masyarakat terlibat dalam pengelolaan sampah, dari Bapak Ibu Karangtaruna dan anak anak. Kuncinya menanamkan kesadaran tentang hidup sehat dengan mengelola sampah secara benar. Dalam setiap pertemuan baik di tingkat RT, Kelompok2 kegiatan maupun di pertemuan pengurus lembaga atau acara Padukuhan selalu disampaikan tentang pengelolaan sampah. Selain itu juga memanfaatkan media sosial yang ada di masyarakat.

Proses pemilahan sampah masih dilakukan secara sederhana, hanya memilah sampah organik dan an-organik saja, residu diambil oleh Bumdes Amarta- Kalurahan Pandowoharjo. Pada tahun 2017 mengikuti lomba Kampung Iklim tingkat Kabupaten mewakiki kecamatan Sleman dan meraih Juara 1. Dan selanjutnya di tunjuk mengikuti penilaian Kampung Iklim tingkat Nasional. Tahun 2018 terbentuk Desa Wisata Kampung Iklim sebagai lanjutan program Kampung Iklim, saat ini kategori Maju. Dan pada tahun 2020 Padukuhan Karangtanjung maju dalam penilaian Kampung Iklim Tingkat Nasional mendapat predikat Kategori Utama; point utama penilaian adalah pengelolaan sampah. Mendapat reward dari Kementrian Lingkungan hidup dengan dibangunnya TPS3R yang berlokasi di Padukuhan Karangtanjung.

Pada sesi akhir disampaikan pembelajaran pengomposan sampah dapur oleh Bapak P. Kianto Ajmodjo,M.Si, dari Fakultas Teknobiologi dan Tim Laudato Si Unversitas Atma Jaya Yogyakarta. sampah yang dihasilkan dalam rumah tangga dipilah dan diolah dengan tambahan biowash promic yang menghasilkan pupuk atau media tanam lebih awal, diharapkan dengan bekal ini sampah rumah tangga tidak lagi dibuang dibungkus dalam tas plastik yang menimbulkan tumpukan sampah yang sulit terurai, (@ds)