Bandungan, 25-26 Oktober 2025. Kelompok Pelayanan Kerasulan (Apostolik) yang terdiri dari Komisi HAK, Komisi KPKC, Komisi PSE dan Komisi PK3 Kevikepan Semarang menggelar Eco Camp Muda-mudi Peduli Lingkungan Lintas Iman Peduli Lingkungan. Kegiatan ini merupakan akhir rangkaian kegiatan yang sudah terjadi sejak awal tahun 2025. Kegiatan dimulai dari Edukasi yang sudah diselenggarakan pada bulan Mei 2025. Beranjak dari pertemuan Edukasi dibentuk kelompok muda-mudi peduli lingkungan kemudian dilanjutkan dengan Aksi bersih-bersih kota Semarang. Pada akhirnya, Eco Camp merupakan Refleksi dari rangkaian sebelumnya. Kegiatan Eco Camp kepedulian Lingkungan ini diselenggarakan pada tanggal 25-26 Oktober 2025, bertempat di Hidroponik Agrafarm Bandungan (HAB) SMK Theresiana Bandungan. Pilihan tempat tersebut sebagai upaya mendekatan para peserta untuk terhubung dengan alam melalui kegiatan peduli lingkungan

Peserta yang diundang sebanyak 50 orang yang diharapkan mewakili muda-mudia dari aneka komunitas peduli lingkungan di Kevikepan Semarang. Dari kelimapuluh peserta yang diundang hadir 45 orang. Mereka berasal dari berbagai denominasi Gereja, Muslim, dan penghayat kepercayaan. Sebagian dari mereka sudah terlibat dalam aksi peduli lingkungan. Sebelum acara dimulai, Ketua Umum Koordinator KPKC se-KAS sekaligus Ketua Komisi KPKC Rm. Adolfus Suratmo Atmomartaya Pr membuka acara dengan sambutan dan arahan kegiatan bagi para peserta. Rm Ratmo, Pr menghimbau agar pertemuan tersebut tidak hanya berhenti pada saat itu saja melainkan menjadi tindak lanjut baik secara aksi ekologis pribadi maupun dalam kelompok. Dalam pertemuan ini juga dihadiri oleh Rm. Franciscus Xaverius Suhanto Pr selaku Ketua Komisi HAK Kevikepan dan Rm. Yohanes Wicaksono Pr selaku Ketua PK3 Kevikepan Semarang.
Refleksi Kepedulian Lingkungan ini dibantu oleh Ibu Linggayani Soentoro, Presiden Rotary Club Semarang dan seorang aktivis Pendidikan Peduli Lingkungan yang ikut menajamkan tema. Alur pembahasan dirangakai sedemikian rupa. Diawali dengan spiritualitas penciptaan untuk menyadari relasi antara Allah, alam dan manusia yang sejak awal mula penciptaan sudah diatur sedemkian rupa. Manusia diserahi tugas oleh Allah mengolah dan memelihara alam semesta secara bertanggungjawab. Manusia dianugerahi Roh Allah sendiri sehingga memiliki akal budi untuk melaksanakan tugas itu secara bertanggungjawab. Refleksi tidak hanya saat materi dipaparkan namun dilanjutkan saat sebelum peserta makan. Sebelum makan, mereka menghayati hidangan yang ada di depan mereka dengan doa hening makan dan silentium selama 7 menit. Pemimpin doa dari relawan peserta dengan dipimpin dengan kepercayaan masing-masing dan dilanjutkan doa hening makan. Setelah 7 menit, peserta dipersilahkan untuk berbicara.
Pada malam hari ini peserta diajak untuk melakukan cosmic walk untuk menyadari betapa kecil manusia di Tengah Semesta yang begitu Agung. Peserta dibagi dalam 5 kelompok merenungkan setiap petunjuk di setiap pos yang telah disediakan dengan melepas alas kaki dan menyalakan lilin. Setiap pos mengajak kelompok peserta untuk menyatu dengan alam semesta disertai dengan doa-doa yang dipanjatkan sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta.
Pada hari kedua, di pagi hari peserta dipimpin oleh Sr Titi, BKK mengikuti kegiatan meditasi alam. Dalam meditasi alam, peserta diajak untuk membawa kesadaran bahwa manusia terhubung dalam elemen air, tanah, api dan udara. Keempat elemen itu dibutuhkan oleh manusia. Tanpa elemen itu kita tidak dapat hidup di alam semesta. Meditasi alam ditutup dengan meditasi jalan untuk memfokuskan kesadaran diri kita sendiri bahwa kita bagian dari semesta. Perserta diharapkan berelasi dengan alam diikuti dengan penuh sukacita.

Sesi acara ditutup dengan Forum Group Discussion (FGD) dengan dibagi dua sub sesi yaitu Interconnectedness (Keterhubungan) dan Rencana Aksi tiap kelompok. Dalam materi Keterhubungan, peserta diajak untuk menyadari bahwa kehidupan sehari-hari saling keterhubungan oleh sistem antar manusia, lingkungan, negara hingga interaksi global. Rencana tindak lanjut tidak hanya dengan menanam pohon saja melainkan rencana real yang benar-benar dibutuhkan oleh tubuh dan kelangsungan hidup kedepan. Hasil FGD setiap kelompok dipresentasikan oleh perwakilan setiap kelompok. Peserta memperpresentasikan mengenai bagaimana manusia terhubung dengan alam dengan dampak positif dan negative yang sudah terjadi di masa sekarang. Dampak tersebut mempengaruhi keberlangsungan hidup. Rencana aksi dimana setiap orang mempunyai rencana pribadi dan rencana bersama kelompok. Pada akhir bulan November 2025, akan diadakan acara lanjutan dengan materi keberlanjutan dan laporan rencana aksi setiap peserta yang sudah dipresentasikan. Pada akhir acara, para peserta dengan pihak HAB diajak berkeliling kebun hidroponik.
Kegiatan ini masih akan ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan pertemuan berikutnya. Agenda kegiatan akan dilakukan pada hari Minggu 30 November 2025 bertempat di Gunung Pati untuk melihat progress report pelaksanaan komitmin personal dari para peserta. (Ratmo-Rut)