Misa untuk Penggalangan Dana?
Menielang Perayaan Ekaristi Minggu dimulai, sang komentator mengatakan demikian: “Saudari-saudara yang terkasih, Perayaan Ekaristi pagi ini akan dipimpin oleh Rama dalam rangka penggalangan dana untuk renovasi gedung gereia dan kantor pelayanan pastoral Paroki Oleh sebab itu, segenap umat yang hadir, dimohon untuk berbagi dan peduli dengan memberikan sumbangan dana berupa uang secara sukarela, lewat amplop yang telah dibagikan oleh panitia. Marilah kita bangkit berdiri, mengawali Perayaan Ekaristi ini dengan menyanyikan Lagu Pembuka…”. Aiakan komentator pada awal Misa seperti ini jelas tidak tepat, sebab orang dapat memperoleh kesan bahwa Misa ini dimanfaatkan untuk penggalangan dana.
Dalam Perayaan Ekaristi, Tuhan Yesus Kristus mengabadikan Kurban Salib untuk selamanya dan memercayakan kepada Gereja mempelai-Nya yang terkasih kenangan atas Wafat dan Kebangkitan-Nya. Ekaristi adalah Sakramen Cinta Kasih, lambang kesatuan, ikatan Cinta Kasih, perjamuan Paskah. Dalam Perjamuan Kristus itu, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan yang akan datang (lih. SC 47). Semua ini menunjukkan betapa mulia dan luhur martabat Ekaristi yang kita rayakan. Itulah sebabnya, Ketentuan Pastoral Keuskupan Regio Jawa (KPKRJ) Pasal 82 paragraf 4c secara tegas menyatakan bahwa tanda hormat pada Ekaristi diwujudIcan dengan menghindarkan Perayaan Ekaristi untuk berbagai macam kepentingan lain, terutama pencarian dana. Kiranya penggalangan dana apa pun, dapat kita lakukan melalui event-event di luar Perayaan Ekaristi.
Tentu saja, apabila umat beriman yang hadir dalarn Misa itu dimohon partisipasinya bagi pengumpulan dana tertentu yang layak, pengumuman atau pemberitahuan hal itu sebaiknya diberikan pada bagian pengumuman setelah Doa Sesudah Komuni dan sebelum Berkat Penutup. Caranya disesuaikan. Sedangkan homili dalam Misa itu tetap tidak boleh digunakan untuk mencari dana atau memotivasi umat agar menyumbang banyak uang dalam konteks tersebut