Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, mengakhiri tahun 2023 dengan mengajak seluruh Umat Allah di Keuskupan Agung Semarang untuk “Berjalan Bersama Mewujudkan Formatio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan”. Bernafaskan sinodalitas, Mgr. Robertus Rubiyatmoko menetapkan fokus pelayanan pastoral di tahun 2024 :”Tinggal dalam Kristus dan Berbuah”Berjalan Bersama untuk Formatio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan”. Hal yang melatarbelakangi pemilihan fokus pelayanan pastoral tersebut adalah tanggap dampak pandemi COVID -19 yang melemahkan penghayatan iman dan semangat menggereja umat. Karena itu sangat diperlukan strategi dan gerakan yang terencana, terukur, serta menyeluruh untuk menyikapi kondisi ini; dan mendesaknya kebutuhan untuk membekali umat dengan ajaran-ajaran yang memadai, sehingga umat tidak dibingungkan oleh berbagai macam ajaran sesat yang sengaja dilontarkan untuk menghancurkan kebenaran ajaran iman Gereja Katolik.
Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengajak seluruh Umat Allah Keuskupan Agung Semarang mengupayakan terwujudnya penguatan dan militansi iman umat melalui berbagai bentuk dan cara berkatekese yang efektif, efisien, dan mengena. Hal ini ditempuh dengan melakukan pembinaan iman secara bertahap sesuai kelompok usia dan secara berkelanjutan. Dengan cara ini diharapkan terjadi proses pembinaan yang terus-menerus dan semakin mendewasakan, sejak usia dini hingga usia lanjut. Perjumpaan langsung yang sangat efektif untuk pembinaan iman, mesti ditopang oleh pemanfaatan sarana media sosial komunikasi. Harapannya, bahan-bahan katekese dapat lebih mudah dipahami oleh masing-masing kelompok usia; dan juga menjangkau semakin banyak orang karena bahan-bahan tersebut juga disediakan di jaringan internet dan dapat diakses oleh siapapun. Untuk mewujudkan rencana tersebut, Keuskupan Agung Semarang menetapkan tahun 2024 sebagai TAHUN KATEKESE.
Berkaitan dengan Formatio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan (FIBB), Almarhum Mgr Pujasumarta berkata: “Formasio iman merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang hidup, sejak dini sampai mati, pada diri seseorang untuk menjadi murid Kristus, menjadi manusia baru dalam segala segi kehidupan. Formator utama dalam formasio itu adalah Kristus, Sang Guru Kehidupan, yang adalah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6). Ada Guru yang mengajar, ada murid yang belajar. Maka, terjadilah sekolah iman, yang memiliki mata pelajaran tertentu, yaitu formasio iman, agar para murid sanggup mengikuti Sang Guru semakin dekat, mengenal-Nya semakin mendalam, dan mencintai-Nya semakin mesra.”
Evangelii Gaudium Artikel 174 menekankan pentingnya Kitab Suci dalam proses evangelisasi dan formasi demikian:”… Seluruh evangelisasi didasarkan pada sabda, yang didengarkan, direnungkan, dihayati, dirayakan dan dijadikan kesaksian. Kitab Suci merupakan sumber utama evangelisasi. Akibatnya, kita perlu terus-menerus dilatih mendengar sabda”. Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia, Romo Markus Nur Widipranoto menegaskan bahwa landasan doktrinal FIBB adalah pewahyuan Allah. “Ini yang menjadi landasan awal untuk formasio ini. Ini penting, tetapi kerap kali, ini justru kita lupakan atau mungkin terlupakan. Padahal justru ini yang menjadi rohnya. Dan kita tahu, kita sudah belajar bertahun-tahun bahwa iman kita itu adalah peristiwa perjumpaan. Wahyu-iman ini adalah peristiwa perjumpaan. Dengan kata lain, wahyu-iman ini bersifat relasional. Dan persis yang saya amati dan kesan saya, ini yang putus di dalam formasio iman berjenjang dan berkelanjutan itu,” jelasnya.
Sebagai orang Kristiani, Kitab Suci, yang diyakini sebagai Sabda Allah, adalah salah satu instrumen yang membantu kita untuk menjawab pertanyaan esensial tentang problematika dalam kehidupan manusia di dunia. Untuk itu, Lembaga Biblika Indonesia dalam kerjasama dengan seluruh Komisi Kitab Suci di semua keuskupan di Indonesia, mengajak para umat Katolik untuk meluangkan waktu agar semakin mengenal Allah melalui Sabda-Nya dalam Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) pada bulan September 2024. Dalam BKSN 2024, kita akan diajak untuk mengenal Allah dan kehendak-Nya dalam nubuat nabi Nahum dan Habakuk dalam kitab mereka.
Tema nasional BKSN 2024 ini adalah “Allah, Sumber Keadilan.” Tema ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari tema BKSN dua tahun sebelumnya, yaitu Allah, sumber harapan hidup baru (2022, belajar dari nabi Amos dan Hosea); Allah sumber Kasih dan Keselamatan (2023, belajar dari nabi Yunus dan Yoel). Ayat emas dalam BKSN 2024 ini diambil dari petikan nubuat nabi Nahum: “TUHAN itu baik, tempat perlindungan pada waktu kesusahan (Nah. 1:7)”
Dengan mengangkat tema “Allah, Sumber Keadilan”, kita diajak untuk menyadari kehadiran Allah yang selalu bertindak adil dengan cara-Nya dalam kehidupan manusia dan segala peristiwa yang terjadi. Selain itu, kita juga diajak untuk melihat salah satu sifat Allah yaitu Maha-Adil bagi ciptaan-Nya. Tema tentang keadilan ini juga merupakan salah satu tema yang diangkat oleh Nabi Nahum dan Nabi Habakuk pada zamannya. Kedua nabi ini hadir dalam kondisi masyarakat Israel yang sedang mengalami penderitaan dan menantikan keadilan Allah.
Dalam empat pertemuan selama bulan September 2024, dua pertemuan pertama akan membantu kita untuk mengenal Allah sebagai dasar pengharapan dalam kesulitan (Nah. 1:1-8) dan Allah sebagai pemulih kemuliaan manusia (Nah. 2:1-2). Sedangkan dua pertemuan terakhir, setelah mengenal Allah dalam nubuat nabi Nahum, bersama dengan nabi Habakuk, kita diajak untuk menjadi manusia yang benar supaya tidak mengalami hukuman (Hab. 2:1-5) dan untuk menjadi manusia yang bersukacita karena Allah yang adil (Hab. 3:1-19).
Dalam buku panduan BKSN 2024 ini, Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang menawarkan metode standar pertemuan kelompok atau lingkungan dalam membahas tema-tema tersebut. Meski demikian, metode ini bukan metode yang mutlak atau satu-satunya, yang harus diterapkan ke lingkungan. Para fasilitator dan peserta pertemuan dapat menggunakan metode yang lain, jika dirasa metode yang lain lebih cocok dengan kondisi dan konteks lingkungan tertentu. Apa pun metodenya, tujuan dan manfaat dalam pertemuan itu tercapai, yaitu menemukan inspirasi dari Kitab Suci untuk kehidupan beriman kita dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari demi terwujudnya keadilan di tengah-tengah kita, dalam Gereja dan masyarakat.
Akhirnya, kami mengucapkan limpah terima kasih untuk Romo Albertus Purnomo OFM, Ketua LBI, yang memfasilitasi BKSN 2024; Romo R.F. Bhanu Viktorahadi Pr, yang telah mempersiapkan gagasan dasar untuk buku panduan BKSN 2024; Komisi Kitab Suci keuskupan di Regio Jawa yang mempersiapkan materi pertemuan tiap-tiap kategori; Komisi Kitab Suci di lima kevikepan Keuskupan Agung Semarang yang mempersiapkan materi kategori dewasa dan remaja; Komisi Karya Kepausan Indonesia (KKI) yang mempersiapkan materi kategori anak; UPP Kepemudaan KAS yang mempersiapkan materi kategori OMK dan semua pihak yang mendukung terlaksananya BKSN 2024. Semoga dengan BKSN 2024 ini kita semakin diteguhkan agar tetap setia dalam menjalankan tugas dan panggilan kita sebagai orang Kristiani dan murid Yesus Kristus, yang meyakini Allah adalah Sumber Keadilan dan yang berjuang untuk menegakkan keadilan Allah di tengah gereja dan masyarakat. Tuhan memberkati kita semua.
Sebagai catatan akhir, sehubungan dengan Gagasan Pendukung BKSN 2024 yang cukup lengkap dan memakan banyak halaman, maka tidak kami satukan dengan buku bahan pertemuan umat. Sebagai pengganti kami mempersilakan umat yang menghendaki bisa mengunduh sendiri dengan menggunakan QR Code Reader melalui barcode yang kami sediakan.
Berkah Dalem
Ignatius Adi Sapto Wibowo, Pr
Ketua Umum Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang
Panduan BKSN dapat di lihat melalui tautan di bawah ini: