PRESS RELEASE Novena Laudato Si’ 2025 – Peziarah Pengharapan

Twitter
WhatsApp
Email
Tahun 2025 merupakan tahun penuh syukur bagi Gereja Katolik. Melalui bulla Spes non Confundit yang dikeluarkan pada 9 Mei 2024, Bapa Suci Paus Fransiskus menetapkan tahun ini sebagai Tahun Yubelium Biasa dengan tema Peziarah Pengharapan

Tahun 2025 merupakan tahun penuh syukur bagi Gereja Katolik. Melalui bulla Spes non Confundit yang dikeluarkan pada 9 Mei 2024, Bapa Suci Paus Fransiskus menetapkan tahun ini sebagai Tahun Yubelium Biasa dengan tema Peziarah Pengharapan. Selain itu, tahun ini juga menandai ulang tahun ke-10 Ensiklik Laudato Si’, yang diterbitkan oleh Paus Fransiskus pada 24 Mei 2015. Keuskupan Agung Semarang turut merayakan momen bersejarah ini dengan merayakan ulang tahun ke-85 keuskupan.

Dilatar belakangi oleh berbagai peristiwa penuh syukur tersebut, Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Kevikepan Yogyakarta Barat, bekerja sama dengan Komisi Liturgi dan Komisi Komunikasi Sosial, kembali menyelenggarakan Novena Keutuhan Ciptaan guna menggemakan pesan Laudato Si’ di tempat-tempat peziarahan di wilayah Kevikepan Yogyakarta Barat. Novena Keutuhan Ciptaan diselenggarakan selama 9 bulan, mulai bulan Februari di 9 tempat peziarahan berturut-turut di tiap minggu kedua di wilayah Kevikepan Yogyakarta Barat.

Program kegiatan ini mengacu pada Rencana Induk Keuskupan (RIKAS) 2016-2035, yang bertujuan agar karya pastoral di Keuskupan Agung Semarang semakin nyata, terarah, dan terukur. Dalam Rencana Induk ini telah ditetapkan visi, misi, strategi, serta inspirasi Kitab Suci, yang menjadi arah pembangunan umat Allah Keuskupan Agung Semarang sesuai dengan amanat Konsili Vatikan II. Komisi-komisi di tingkat keuskupan, kevikepan, dan paroki-paroki diharapkan bersinergi untuk mewujudkan cita-cita bersama ini.

Novena Laudato Si’ Periode Ke-01: Bumi Rumah Bersama

Wates, 9 Februari 2025 – Gereja Bunda Maria Penasihat Baik Wates menjadi saksi dimulainya Novena Laudato Si’, sebuah rangkaian peziarahan rohani yang berfokus pada keutuhan ciptaan dan panggilan pertobatan ekologis bagi umat Katolik. Acara ini diawali dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh Antonius Riyanto selaku master of ceremony dalam acara ini, diikuti dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta Mars Keuskupan Agung Semarang yang dinyanyikan oleh koor Laudate Dominum.

Dalam sesi pengantar, moderator Rm. Adolfus Suratmo, Pr, yang juga merupakan Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Keutuhan Ciptaan (KKPKC) Yogyakarta Barat, menekankan pentingnya perubahan pola pikir dalam menjaga bumi sebagai rumah bersama. Ia mengajak seluruh umat untuk melakukan pertobatan ekologis dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konsumsi makanan, penggunaan air, hingga cara memperlakukan lingkungan.

Sebagai narasumber utama, Vikaris Episkopal Kevikepan Yogyakarta Barat, Romo AR Yudono Suwondo, Pr, mengajak umat untuk melihat perjalanan ini sebagai bagian dari panggilan iman. Dalam pemaparannya, ia mengutip ensiklik Laudato Si’, yang menekankan pentingnya menjaga bumi sebagai rumah bersama dan mempertanyakan warisan lingkungan yang akan diberikan kepada generasi mendatang. Krisis ekologis yang semakin nyata memerlukan respons konkret dari setiap individu dengan memperlambat ritme hidup dan merenungkan keindahan ciptaan Tuhan.

Perayaan Ekaristi yang menjadi puncak acara dipimpin oleh Romo AR Yudono Suwondo, Pr sebagai selebran utama didampingi oleh Romo A. Hendri Atmoko,Pr, Romo Y. Sunaryadi, Pr, dan Romo Adolfus Suratmo A., Pr. Dalam homilinya, Romo Yudono mengajak umat untuk senantiasa memiliki rasa kagum terhadap karya Tuhan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perjumpaan dengan sesama. Ia menegaskan bahwa kekaguman yang mendalam terhadap ciptaan akan melahirkan kesediaan untuk mewartakan kasih Allah kepada dunia.

Sebagai bagian dari perjalanan panjang Novena Laudato Si’, umat diajak untuk terus berproses dalam memahami dan menerapkan ekologi integral dalam kehidupan. Novena ke-2 akan dilaksanakan pada 9 Maret 2025 di Taman Doa Maria Dhamparing Kawicaksanan  Ngembesan, Kapanewon Turi, Sleman; melanjutkan peziarahan menuju perayaan puncak di Gua Maria Sendangsono pada Oktober 2025.

Diakhir acara diberikan secara simbolis bibit tanaman kepada Agustinus Endro perwakilan dari Gereja Bunda Maria Penasihat Baik Wates dan Agustinus Tri Hartono perwakilan dari Taman Doa  Maria Dhamparing Kawicaksanan  Ngembesan, yang nantinya akan dilakukan penghijauandengan menanam sekitar 6000 pohon di area taman doa yang berada di Kevikepan Yogyakarta Barat.

Dengan penuh harapan, Novena Laudato Si’  dapat menjadi persembahan doa dan gerakan nyata bagi umat dalam merawat bumi sebagai rumah bersama, sebagaimana diwartakan dalam ensiklik Laudato Si’ oleh Paus Fransiskus.(@lb)