Rapat Pleno Komisi Keadilan Keutuhan Ciptaan (KKPKC) Keuskupan Agung Semarang 2024

Twitter
WhatsApp
Email
Secara global Laudato Si’ Movement menyelenggarakan “sinode” Laudato Si secara berjenjang di seluruh dunia yang akan berpuncak pada tahun 2025

KARANGANYAR, 21-22 September 2024 Rapat Pleno Komisi Keadilan Keutuhan Ciptaan (KKPKC) Keuskupan Agung Semarang dihadiri oleh 45 utusan dari Kevikepan Semarang, Kevikepan Kedu, Kevikepan Yogyakarta Barat, Kevikepan Yogyakarta Timur dan Kevikepan Surakarta; mengambil tempat di Wisma El Betel Karangpandan, Tawangmangu, Karanganyar.

Rapat didahului dengan laporan program kegiatan masing-masing kevikepan, tiga bulan terakhir dan yang akan dikerjakan sampai akhir tahun 2024. Dalam kesempatan ini hadir Romo Bernardus Himawan, Pr. Dari Yayasan KARINA KAS menyampaikan beberapa program kegiatan yang telah dilaksanakan oleh KARINA KAS. Lebih lanjut disampaikan dalam pelayanan yang menghadirkan wajah kasih Allah (deus karitas) perlu sinergi bersama antara  pelayanan yang dilakukan oleh KPKC, Human Trafficking, Laodato Si, Pengelolaan sampah, penanganan bencana dan bentuk-bentuk pelayanan sejenis ke dalam satu wadah rumah bersama atau sekertariat bersama.

Sr. Chatarina S.RGS, dari TALITAKUM Indonesia dalam kesempatan selanjutnya menyampaikan bahwa human trafficking semakin marak terjadi dengan modus operandi baru melalui teknologi informasi, scaming, program magang dan yang lainnya. Program-program pencegahan dan penyadaran harus selalu dilakukan terutama bagi teman-teman muda, dengan program penyadaran dini diharapkan dampaknya akan lebih luas. Untuk memperkuat pelayanan KKPKC di Keuskupan Agung Semarang; Pancratius Rio Mayrolla, S.H., M.H. yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pusat Bantuan Hukum Peradi Sleman menyampaikan pentingnya legalitas paralegal sehingga terwujud kesamaan materi dan koordinasi ketika terjadi bantuan pelayanan hukum di lapangan. Untuk itu perlu perencanaan pelaksanaan pelatihan paralegal bagi pelaksana lapangan, pelatihan diselenggarakan dengan lembaga resmi yang ada.

Tahun 2025 adalah perayaan 10 tahun Ensiklik Laudato Si’ serta 800 tahun Gita Sang Surya St. Fransiskus. Momentum historis ini memberi peluang bagi kita semua untuk memperkuat kesadaran dan komitmen umat Allah bagi perawatan bumi sebagai rumah kita bersama dan pembelaan atas seluruh ciptaan. Secara global Laudato Si’ Movement menyelenggarakan “sinode” Laudato Si secara berjenjang di seluruh dunia yang akan berpuncak pada tahun 2025.

Evaluasi internal Gerakan Laudato Si’ Indonesia membawa kita pada tiga isu penting : Pertama penguatan gerakan Laudato Si’ pada tingkat basis, kedua penyapaan kaum muda, dan ketiga kolaborasi antar pelaku Laudato Si’. Tiga isu inilah yang ingin diperdalam melalui tawaran program Laudato Si’ Indonesia 2024. Lebih lanjut Cyprianus Lilik yang adalah penggiat Laodato Si Indonesia menyampaikan dalam paparanya dalam rangka  menyambut 10 tahun Laodato Si; chapter Keuskupan Agung Semarang membuka diri pada semua pihak, lembaga-lembaga Gereja, organisasi/komunitas Katolik, secara khusus komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Keuskupan Agung Semarang Kevikepan-kevikepan se-Keuskupan Agung Semarang untuk berkolaborasi bersama.

Pada hari ke-dua pleno didahului dengan pemaparan konsep mengenai Paroki hijau Yakni Paroki yang menerapkan sistem untuk mewujudkan warga gereja yang bertanggung jawab dalam menjaga dan mengelola keutuhan alam ciptaanNYA; gerakan ini dilakukan dalam tiga kerangka besar yang harus diupayakan tahap pertama perencanaan yakni membuat petunjuk pelaksanaan serta gerakan nyata,tahap selanjutnya adalah gerakan dengan jalan mendelegasikan program ke paroki-paroki dan terakhir monitoring/evaluasi yang dilakukan berkala pada waktu tertentu yang melibatkan Timja KPKC Paroki. Pemaparan meteri ini disampaikan oleh Denok Marty Astuti,SE Direktur Bank Sampah Induk Kerja Nyata Surakarta ysng juga aktivis GROPESH (Gerakan Orang Muda Peduli Sampah & LH) Solo Raya juga aktif di Indonesian Brand Activist Network, demikian bumi adalah rumah kita bersama yang harus kita rawat dan kita jaga bersama.

Sesi kedua dilakukan penyusunan program kerja yang akan menjadi gerak KPKC tiap kevikepan ditahun 2025. Program kerja yang dibuat akan dibuat penjabaran teknis pelaksanaannya di tiap kevikepan untuk dilaksanakan. Dalam dalam kata penutup Romo Adolfus Suratmo Atmomartoyo,Pr menyampaikan bahwa ada hal baik dari  telah disampaikan oleh Romo Bernardus Himawan, Pr untuk sinergi gerak langkah dalam pelayanan dalam satu rumpun kemanusiaan dan perlu dipikirkan dalam satu wadah yang perlu dipikirkan. Lebih lanjut Romo Ratmo menyampaikan program kerja yang telah dibuat tiap kevikepan dalam rapat pleno ini merupakan wujud koordinasi, bukan untuk menyatukan karena kesamaan program kerja, namun program tersebut tetap dilaksanakan di tiap kevikepan. Untuk pelatihan paralegal terus dibicarakan dan dimatangkan agar bisa dilaksanakan, program ini akan menjadi program gerak langkah bersama di tingkat keuskupan dengan lembaga terkait, karena akan melibatkan seluruh kevikepan di Keuskupan Agung Semarang.(Ag)