Gubug – Minggu, 28 Juli 2024, Gereja Santa Maria Gubug menjadi saksi momen istimewa yang diabadikan dalam hati 25 orang muda. Mereka, terdiri dari 16 laki-laki dan 9 perempuan, menerima sakramen Krisma dalam sebuah misa yang penuh dengan kekhidmatan dan kebahagiaan. Perayaan ini menjadi lebih istimewa karena dihadiri juga oleh umat dari Kedungjati dan Penadaran, memperlihatkan semangat kebersamaan dan persatuan dalam komunitas gereja.
Misa tersebut dipimpin oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, yang dalam homilinya menekankan pentingnya sakramen Krisma sebagai tanda kedewasaan iman. Beliau didampingi oleh Romo Lasadi Petrus MSF dan Romo Yeremia Bala Pito Duan MSF, yang juga memberikan berkat dan doa bagi para Krismawan dan Krismawati. Misa berlangsung dengan penuh khidmat.
Setelah Sakramen Krisma diberikan, suasana dalam gereja dipenuhi dengan kehangatan dan kebahagiaan. Para Krismawan dan Krismawati, dengan wajah yang berseri-seri dan hati yang penuh sukacita, berkesempatan untuk berfoto bersama Bapa Uskup. Momen ini tidak hanya diabadikan dalam bentuk foto, tetapi juga dalam ingatan mereka sebagai hari yang sangat spesial. Keluarga dan teman-teman mereka juga turut serta dalam kebahagiaan ini, menciptakan suasana yang begitu akrab dan penuh kasih.
Ramah Tamah Penerimaan Sakramen Krisma
Setelah misa berakhir, acara dilanjutkan dengan ramah tamah yang diadakan di Aula Santo Petrus Gubug. Aula yang biasanya tenang berubah menjadi tempat yang meriah dengan hadirnya para Krismawan, Krismawati, keluarga, serta seluruh umat yang hadir. Bapa Uskup, para Romo, dan dewan paroki juga hadir, menjadikan acara ini lebih istimewa.
Acara ramah tamah dibuka dengan ucapan syukur dari perwakilan dewan paroki yang mengungkapkan rasa terima kasih atas kesempatan dan berkat yang diterima. Kemudian, acara dilanjutkan dengan berbagai penampilan menarik, termasuk tarian tradisional yang memukau, serta beberapa penampilan musik dan puisi yang dibawakan oleh para pemuda gereja. Setiap penampilan disambut dengan tepuk tangan meriah, menunjukkan betapa semua yang hadir menikmati setiap momen.
Doa penutup menjadi penanda berakhirnya rangkaian acara hari itu. Namun, kebersamaan belum berakhir. Sesi makan bersama yang penuh keakraban menjadi kesempatan bagi semua yang hadir untuk saling berbincang dan mempererat tali persaudaraan. Hidangan yang lezat dan suasana yang hangat menambah kesempurnaan hari itu. Senyuman dan tawa terdengar di seluruh aula, menciptakan kenangan yang indah dan tak terlupakan.
Acara diakhiri dengan sayonara, menandakan berakhirnya kebersamaan yang indah di hari tersebut. Setiap orang pulang dengan hati yang penuh sukacita dan semangat baru, siap untuk menjalani kehidupan dengan iman yang lebih dewasa dan penuh komitmen. Hari itu, Gereja Santa Maria Gubug tidak hanya menjadi saksi sebuah peristiwa sakral, tetapi juga menjadi tempat dimana cinta dan kebahagiaan dibagikan bersama. (Komsos Gubug)