KEDU, SUMBER- Seperti dituliskan pada Kisah Para Rasul 2:1-4’’ Ketika tiba Hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”
Pentakosta adalah rangkaian perayaan Paskah, yakni 10 hari pasca Hari Kenaikkan Yesus. Ketika Pentakosta Tuhan Yesus ingin menegaskan bahwa Roh Kudus turun dengan kekuatan dan kekuasaan. Saat Roh Kudus Turun maka manusia jadi mudah membuka hatinya untuk Tuhan Yesus yang akan menjadikan kita sebagai manusia yang baru.
Diketahui bahwa Pentakosta datang dengan tanda lidah-lidah seperti nyala api, yang menjadi petunjuk untuk memberitakan Injil.
Pemberitaan Injil tersebut sesuai dengan makna ‘’Kabar Baik’’ yang menegaskan bahwa manusia yang berdosa, akan ditebus dosanya karena kebesaran kasih Allah, dan manusia yang percaya kepada Yesus akan diselamatkan.
Menggenapi momen Pentakosta dan 100 tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Paroki Santa Maria Lourdes Sumber, merayakannya dengan Misa Pentakosta dan 100 tahun KWI, Minggu 19 Mei 2024 dengan dipimpin oleh Romo Agustinus Sudarisman Pr.
Pada Misa yang digelar di Taman Doa Ibu Maria Tuking Katentreman tersebut diketahui dihadiri oleh 217 umat dari Yogyakarta, dan Muntilan.
Penulis: Masukanulis