Live-in Pendampingan Masyarakat KKP-PMP Regio Jawa di Wukirsari, Tambakromo, Pati, 17-20 Oktober 2022
“Warga di desa ini berterimakasih, karena sejak ada sumur bantuan dari Romo, air sudah bisa mencukupi untuk bersembahyang, bahkan cukup untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari” Demikian tutur Bapak Modin Dusun Semak, Desa Wukirsari, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah kepada Romo Eko Aldi, O. Carm saat Sekretaris eksekutif Komisi Keadilan Perdamaian-Pastoral Migran dan Perantau KWI itu mengunjungi desa tersebut di pertengahan tahun 2022 lalu.
Live in 2019
Tiga tahun yang lalu, 21-25 Oktober 2019 tepat sebelum pandemi melanda, KKP-PMP Se-Regio Jawa yang saat itu dketuai Rm. Endra Wijayanta, Pr, menyelenggarakan live-in dan rekoleksi berbagai komisi KKP-PMP/JPIC baik keuskupan maupun tarekat di Desa Wukirsari dan umat Stasi Gabus, Paroki Pati. Fokus utama kegiatan ini adalah bagian dari proses membangun sinergi antar komisi KKP-PMP-JPIC serta dalam upaya menanggapi tantangan utama Regio Jawa berupa ketersediaan air dan ancaman kerusakan lingkungan hidup. Kegiatan yang berlangsung pada tahun 2019 tersebut menghasilkan sumur komunitas yang dipakai oleh warga Dusun Semak, Wukirsari, serta mobil tanki air yang hingga saat ini, di bawah koordinasi Paroki Pati terus memberikan dukungan air pada derah-daerah yang dilanda kekeringan. Fenomena kekeringan dan banjir yang secara ekstrim terjadi di wilayah Pati di samping ketegangan akibat rencana pembangunan pabrik semen di kabupaten tersebut, adalah alasan mengapa live in ini diselenggarakan di Pati, khususnya di Stasi Gabus dan Desa Wukirsari. Dua kegiatan ini sudah terlaksana dengan baik. Layanan air bersih sudah dapat dinikmati oleh dua RT di dusun ini. Kekuatan sumber air teruji melewati dua musim kemarau dan air tetap mengalir dengan baik ke rumah-rumah warga. Sementara tanki air sumbangan tokoh umat Keuskupan Malang terus membawa air ke kawasan-kawasan yang mengalami kesulitan air.
Live in 2022 : menggenggam kembali semangat Laudato Si’
Apa yang dikembangkan oleh KKP PMP Regio Jawa ternyata seiring dengan harapan Tahta Suci melalui Dikasteri untuk Promosi Pembangunan Manusia Integral yang pada hari Orang Miskin Sedunia 19 Oktober 2021, diluncurkanlah kerangka aksi Laudato Si’ (Laudato Si’ Action Platform) sebagai upaya strategis mewujudkan cita-cita Laudato Si’ dalam tujuh tahun masa program. Dalam inspirasi baru LSAP dari Dikasteri untuk Promosi Pembangunan Manusia yang Integral inilah live-in dan pendampingan masyarakat ini dilaksanakan. Pertama sebagai upaya melanjutkan karya yang sudah diletakkan sebelumnya, kedua, sebagai bagian dari upaya membangun sinergi antar berbagai komisi KKP-PMP/JPIC se-Regio Jawa, dan ketiga, sebagai reaktualisasi semangat Laudato Si’ secara kongkrit di tengah masyrakat.
Pada hari Senin-Kamis, 17-20 Oktober 2022, 30 imam, suster, dan awam kembali mendatangi tempat yang sama.Kegiatan ini ditujukan untuk melanjutkan kembali komitmen jangka menengah dan panjang dari jejaring KKP-PMP yang sempat tertunda karena adanya pandemi. Momen ini juga menjadi kesempatan bagi KKP-PMP Regio Jawa untuk menyegarkan kembali jejaring kerja, terutama menyambut kepengurusan baru Rm. Stefanus Tanto, Pr, Ketua KKP-PMP Keuskupan Bandung. Kegiatan ini dikoordinasi oleh Rm. Adolfus Suratmo,Pr Ketua KPKC KAS dan Rm Endra Wijayanta, Pr Ketua UPPKA KAS.
Bersama Merawat Kehidupan
Berbeda dengan pengalaman live in sebelumnya yang menempatkan sebagian besar peserta di rumah umat di seputar Kecamatan Gabus, live-in yang bertema “Mendengarkan Jeritan Bumi : Bergerak Bersama Merawat Kehidupan” ini lebih difokuskan di kawasan Desa Wukirsari yang terletak jauh di atas perbukitan di selatan Gabus. Ini dimaksudkan agar seluruh peserta dapat sungguh menghidupi kesatuannya dengan warga, serta terlibat secara lebih intensif dalam karya pendampingan warga. Peserta dipersiapkan untuk menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan bagi warga desa dan umat setempat.
Di hari pertama dan kedua, 17-18 Oktober 2022, peserta diajak untuk beradaptasi dengan tuan rumah dan kehidupan setempat. Menyusul di sore harinya, para peserta melakukan pendampingan warga dengan sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga dan ecoenzyme. Di pertemuan berikutnya, warga diajak mengenal urgensi parenting dan tata kelola rumah tangga yang sehat. Beberapa peserta mengadakan pertemuan tentang pendampingan anak, dan di saat bersamaan diselenggarakan pula pelatihan pengembangan pupuk organik berbahan limbah rumah tangga. Malam harinya, bertempat di rumah bapak Rasmo, pada pengguna air sumur sumbangan KKP PMP Regio Jawa berkumpul dan difasilitasi oleh Mas Paijo berhasil membentuk paguyuban “Tirta Panguripan”. Sementara itu jauh di bawah sana, di Gereja St. maria Anunciata Gabus, Rm Endra dan Sr. Marissa CB memperkenalkan katakese Laudato Si’ kepada umat setempat.
Di hari ketiga, para peserta bersama warga mengadakan penanaman pohon dengan dipandu oleh Stephanus Tri. Dua ratus bibit jeruk famela, serta berbagai tanaman buah-buahan lain ditanam sebagai upaya merawat tanah sekaligus sebagai penguatan ekonomi bagi warga setempat ke depannya. Acara ini dihadiri oleh perangkat desa, pemuda Anshor dan Banser, aparat kepolisian, dan militer setempat.
Seluruh rangkaian live in ditutup dengan Malam Silaturahmi Lintas Iman di Balai Desa setempat dengan dipandu Veronica Purwaningsih, Acara ini menjadi sangat meriah berkat kehadiran kelompok musik hadroh setempat.
Setelah berpamitan pada tuan rumah, pada tanggal 20 Oktober 2022 pagi, seluruh peserta menuju Gereja St. Maria Annunciata untuk bersama mengolah proses yang ada. Peserta diajak untuk mengenali jeritan para korban dan jeritan ibu bumi, memahami bagaimana keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta ditutup dengan bersama-sama mencari tanda-tanda harapan di tengah warga Desa Wukirsari.
Segenap peserta dan umat kemudian bersama-sama mengikuti perayaan ekaristi penutup yang dirayakan oleh secara konselebrasi oleh 6 imam. Romo FX Sugiyana, Pr sebagai konselebran utama. Seluruh peserta dan umat setempat serta tamu undangan selanjutnya beramah tamah bersama.
Bersama warga dan umat setempat, segenap pegiat KKP-PMP/JPIC Regio Jawa seakan diingatkan lagi pesan Bapa Suci dalam ensiklik Laudato Si’: Saya mengundang dengan mendesak agar diadakan dialog baru tentang bagaimana kita membentuk masa depan planet kita. Kita memerlukan percakapan yang melibatkan semua orang, karena tantangan lingkungan yang kita alami, dan akar manusianya, menyangkut dan menjadi keprihatinan kita semua. (LS 14).
Demikianlah masa depan bumi adalah masa depan yang bersama-sama dibincangkan, digagas, dirumuskan, dan akhirnya dimiliki bersama.