Dengan tetap memperhatikan prosedur kesehatan untuk melawan wabah korona, sejumlah tokoh Katolik Kevikepan DIY berfoto bersama pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Sabilulhuda. Sebelumnya, diadakan bincang-bincang sore dengan tema seputar ikatan persaudaraan lintas iman, gerakan radikal, dan tentang tanaman singkong untuk ketahanan pangan.Foto : Anton Sumarjana/Bernasnews.com
Pada Minggu (17/5/2020), sekitar 20 orang berkumpul di bangunan terbuka Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilulhuda, Pakem, Sleman. Baru memulai bincang-bincang, hujan turun dengan lebat. Angin yang bertiup kencang membuat air hujan tempias menerpa mereka yang duduk di bagian pinggir.
Namun suasana hujan tak menghentikan obrolan di antara mereka. Senda gurau mengemuka di antara obrolan-obrolan seputar wabah Covid-19 dampaknya pada kehidupan sosial ekonomi di masyarakat, khususnya di seputar Pakem. Pakem adalah kota kecamatan, sekitar 5 km menjelang kawasan wisata Kaliurang yang berhawa sejuk.
Pondok Pesantren Sabilulhuda ini berdiri sejak tahun 2000-an. Tempatnya terletak sekitar 200 meter dari Gereja Santa Maria Asumpta Pakem. Bisa dikatakan, antara Gereja St Maria Asumpta dan Ponpes Sabilulhuda itu bertetangga dekat. Namun pengurus gereja dan pengurus ponpes baru kali ini berjumpa secara kelembagaan. Beberapa orang secara pribadi memang sudah saling mengenal dengan baik. Misalnya, antara Ketua Bidang Kesmas Paroki Pakem Benediktus Belariantata dengan Kyai Tatar Fatoni (Gus Toni), salah seorang pengasuh ponpes ini. Atas inisiatif Bela-sapaan Benediktus Belariantata-inilah, Paroki Pakem berkunjung ke Ponpes Sabilulhuda.
Romo Antonius Bhanu Kurnianto Pr memimpin kunjungan ini. Romo Bhanu disertai Wakil Dewan Paroki Anastasia Lina Widiastuti dan para tokoh Gereja Katolik Kevikepan DIY. Mereka yang ikut dalam kunjungan ini adalah Thomas Hari Sarwoto dan Ignas Suryadi dari Forum Masyarakat Katolik Indonesia/FMKI DIY serta Agustinus Sumaryoto (Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan/KKPKC Kevikepan DIY).
Selain itu, hadir juga DR Bernardus Bowo Suliantoro dari FKUB Kabupaten Sleman dan Anggota DPRD Kota Yogyakarta dari Fraksi PDIP Antonius Foky Ardiyanto. Romo Vikep DIY diwakili Kepala Pusat Pastoral Mahasiswa (PPM) Romo Ferdinandus Effendi Sunur SJ Ph.D. Sedangkan Elisabeth Setyaningsih mewakili umat Katolik Lingkungan Fransiskus Xaverius Ambarukmo membawa 90 nasi kotak dan 90 kotak snek.
Dalam pengantar saat menerima rombongan dari Gereja Katolik, salah seorang pengasuh Ponpes Sabilulhuda Kyai Maruf Wahyu Kustama mengatakan, segenap pimpinan, pengasuh ponpes dan santriwan/wati menyambut hangat kunjungan ini. “Sore ini kita bertemu untuk menyambung tali persaudaraan. Ini adalah awal dari kerja sama ke depan yang lebih besar,” ujar Kyai Maruf.
Ketua Bidang Kesmas Paroki Pakem Benediktus Belariantata menyerahkan seikat batang pohon ketela/ singkong kepada Kyai Tatar Fatoni (Gus Toni), salah seorang pengasuh Ponpes Sabilulhuda Pakem. Disaksikan Romo Bhanu Pr dari Paroki Pakem dan Romo Effendi SJ dari PPM Kevikepan DIY, Minggu (17/5/2020). Foto : Anton Sumarjana/Bernasnews.com
Sore itu Bela yang juga anggota Komisi HAK Kevikepan DIY menyerahkan sumbangan bibit ketela pohon/ singkong sekitar 1.500 batang. Bibit singkong ini berasal dari Kevikepan DIY dan Omah Persaudaraan di Sleman.
Bela mengatakan, Ponpes Sahibulhuda memang sedang membutuhkan bibit ketela pohon, yang akan dibudidayakan dengan menggunakan tehnologi sederhana. “Kebetulan kevikepan menawari bibit singkong ini. Diharapkan penanaman bibit singkong dengan cara ini akan menghasilkan umbi yang berlimpah,” Bela.
Dalam kesempatan sore itu, omo Antonius Bhanu Kurnianto Pr mengungkapkan sukacita berkesempatan mengadakan kunjungan ke ponpes ini. “Saya baru tiga bulan bertugas di paroki Pakem. Baru merencanakan untuk mendekat ke umat. Wabah korona menahan semuanya. Maka kesempatan sore ini memberi saya semangat untuk lebih mengenal masyarakat di Pakem ini,” ujar Romo Bhanu.
Menurut mantan Direktur Karina KAS ini, arena roh yang sama membuat semua yang hadir di tempat itu terhubung satu sama lain. Romo Bhanu mengucapkan terima kasih kepada pengasuh Ponpes Sabilulhuda telah menerima kunjungan dari pihak Gereja Katolik. “Ini adalah upaya paroki Pakem untuk peduli berbagi dan srawung. Semoga pertemuan ini menjadi titik awal kita dalam membangun persaudaraan,” tegasnya.
Romo Ferdinandus Effendi Sunur SJ mendapat kesempatan mengungkapkan kesan dan harapannya. Jesuit yang mengajar agama Katolik di kampus Universitas Gajah Mada ini mengatakan, sangat terkesan pada saat memasuki kompleks pondok pesantren yang serba hijau.
Effendi yang sudah berkesempatan mengobrol dengan Gus Toni mengaku salut, bahwa ponpes ini dihidupi dari beternak dan bertanam. Ia mengatakan terus terang ingin belajar dari proses kehidupan di ponpes ini. “Korona membuat kita sadar sebagai makhluk Tuhan yang sama-sama menderita bisa saling tolong menolong,” ujarnya.
Gus Toni mewakili pengasuh Ponpes Sahibulhuda mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari pihak Gereja Katolik pada akhir bulan Ramadhan ini. “Kunjungan yang pertama terjadi setelah 20 tahun kami ada di Pakem ini,” ujarnya.
Gus Toni sempat mengatakan, Ponpes Sabilulhuda yang ia asuh ini pernah mendapat cap ‘sarang’ Islam radikal pada saat ramai-ramainya terorisme di Indonesia. Barangkali karena hal itu, menurut Gus Toni, Gereja lalu mengambil jarak dengan ponpes.
Ia bersyukur akhirnya ada kesempatan saling bertemu. Tidak hanya bertemu, tetapi umat Kristiani ini berkunjung ke ponpes Sabilulhuda membawa bibit singkong. “Jika terjadi keadaan yang tidak diinginkan, tanaman singkong ini akan menjadi sumber ketahanan pangan yang bermanfaat,” kata Gus Toni.
Mengurus anak Yatim
Ponpes Sabilulhuda Pakem berdiri pada tahun 2000-an. Menurut Kyai Maruf, awalnya ponpes ini mengasuh beberapa anak yatim dan terlantar. Jumlah anak asuh semakin bertambah, sampai sekitar 70 anak yang berasal dari seputar Jawa Tengah dan DIY. “Intinya, kami ngopeni anak-anak miskin, dan kami sekolahkan secara gratis,” kisah Kyai Maruf.
Di ponpes, pada siang hari mereka diajari untuk bertanam dan beternak. Malamnya anak-anak diajari ilmu agama. “Kami memberi bekal ilmu dan ajaran moral kepada anak-anak sebagai bekal hidup, agar sekeluar dari ponpes ini mereka bisa hidup mandiri,” jelasnya.
Saat ini Ponpes Sabilulhuda menampung 78 anak-anak, putra dan putri. Mereka berusia dari TK sampai dengan kuliah. Sehari-hari anak-anak ponpes mengikuti kegiatan-kegiatan produktif. Mereka mengupayakan berbagai benih, yang utama adalah pohon bibit anggur dan alpokat. Ponpes ini juga mempunyai kebun buah pepaya, jeruk dan jeruk. Hasil usaha bertani dan beternak inilah yang dipakai untuk menghidupi dan menggerakkan roda kehidupan Ponpes Sabilulhuda.
Ponpes Sabilulhuda ini dipimpin KH Sigit Hidayat Nuri. Diasuh oleh beberapa kyai yang adalah adik-adik dan saudara KH Sigit Hidayat Nuri. Mereka adalah Maruf Wahyu Kustama, Tatar Fatoni, Agung Prawoto, Muhamad Ihsan dan Yasin Amali. (Anton Sumarjana)
Sumber : https://bernasnews.com/tokoh-tokoh-katolik-diy-berkunjung-ke-ponpes-sabilulhuda-pakem/