KEDU, MAGELANG-Suasana hangat terpancar di halaman kompleks Gereja Santo Ignatius Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 4 September 2025. Umat Katolik atau penonton yang terdiri dari usia muda hingga lanjut usia sibuk saling menyapa seraya memilih tempat duduk, tatapan mereka mengarah ke satu tempat, yakni sebuah panggung lengkap dengan tata cahaya yang apik. Pada tengah arena pentas itu terpasang layar yang bertuliskan ‘’Ndarboy’’ sosok yang ditunggu-tunggu untuk datang meramaikan suasana. Menilik dari poster yang disebar, penonton sudah bisa merapat ke lokasi mulai pukul 16.00 WIB, namun rata-rata pengunjung datang pukul 17.00 WIB. Sejatinya, acara ini untuk orang muda dengan tujuan OMK menanggapi panggilan untuk semakin Katolik dan Apostolik di era sekarang.
Hari itu Helarius Daru Indrajaya alias Ndaru dari Ndarboy Genk dijadwalkan akan hadir untuk berbincang, dan bernyanyi bersama. Acara pertemuan itu merupakan rangkaian dari HUT ke-125 Paroki Santo Ignatius Magelang. Konsep acara ini seperti siniar yang berlalu lalang di layar ponsel dari akun YouTube.

Sambil menunggu, pengunjung menikmati kuliner dari stan usaha mikro kecil menengah atau UMKM, tersedia kopi, es teh, hingga makanan berat seperti ayam geprek. Mulai pukul 18.00 WIB atau saat matahari mulai turun, penonton semakin banyak. Musik mulai dimainkan oleh seminaris dari Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan. Hampir seluruh pengisi acara dan panitia dari mereka orang muda, sebab tujuan acara itu untuk mengajak kaum muda konsiten dan kreatif seperti kata penagggung jawab acara acara Nicolaus Nuel Deva Satriawan ‘’Membantu Omk untuk semakin menghayati panggilan iman sebagai pribadi Katolik yang sejati, apostolik yg berani, serta menginspirasi OMK untuk menghidupi semangat 3K ( Komitmen, Konsistensi dan Kreatif) dalam menjawab tantangan zaman’’.

Menginjak pukul 19.30 WIB Ndaru menyanyikan lagu sebagai pembuka, ia melantunkan lagu ‘’Anak Lanang’’, lagu yang menggambarkan masa kecil anak laki-laki dengan hidup penuh keterbatasan. Ndaru yang selanjutnya menceritakan kisah hidupnya, menerangkan bahwa lagu itu sebagai bentuk kesadarannya sebagai anak laki-laki yang lahir dengan perjuangan keras orang tuanya hingga posisinya sekarang.

Lagu itu merupakan harapnnya supaya anak-anak dapat menjadi mandiri, membahagiakan keluarga dan mengangkat derajat orang tuanya.
Bicara bahagia, acara jagongan OMK malam itu juga berjalan untuk kebahagiaan mereka para penderita penyakit kronis. Rezeki dan berkat selama acara itu nantinya akan dibagikan kepada mereka para penyintas.
Setali tiga uang Vikaris Episkopal Kedu Romo Antonius Dodit Haryono Pr setuju bahwa acara tersebut tidak hanya soal bersenang-senang saja,’’ Malam ini ( Kamis, 4 September 2025-red) adalah perjumpaan untuk berbagi kebahagiaan untuk penyintas penyakit kronis, dan belajar dari Ndaru supaya kaum muda punya bekal di masa depan, dan tak lupa menjadi sosok yang Katolik dan Apostolik’’, terang Romo Dodit.

Dentuman musik dari pengeras suara mulai memperdengarkan permainan musik dari Ndarboy, yang sebelumnya hanya percakapan antara Ndaru dengan pembawa acara. Suasana semakin cair,’’Tolong panitia sudah tidak usah diberi pembatas, biar kita joget bareng’’, kata Ndaru di panggung sambil mengucap terima kasih pada penyelenggara terutama para Romo dan Suster yang sejak awal menyimak perhelatan tersebut.
Sebelum acara berakhir, ada momen yang unik sekaligus bersejarah. Yakni Ndaru menerima berkat dari para Romo. Ia berlutut menghadap penonton kemudian para Romo memberika berkat padanya.
Pukul 22.000 WIB acara berakhir, para penonton atau umat merasakan kebahagiaan dan kehangatan malam itu.
Penulis: Masukanulis









