LEKAS, Terobosan Ekselen Keuskupan Agung Semarang Benahi Sekolah Katolik

Twitter
WhatsApp
Email
MUNTILAN - Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko mendirikan sebuah lembaga baru di bidang pendidikan  yang dinamai LEKAS (Lembaga Ekselensi Keuskupan Agung Semarang) pada Januari 2025 dengan SK No. 128/A/XI/c-1/2025.

MUNTILAN – Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko mendirikan sebuah lembaga baru di bidang pendidikan  yang dinamai LEKAS (Lembaga Ekselensi Keuskupan Agung Semarang) pada Januari 2025 dengan SK No. 128/A/XI/c-1/2025. Peluncuran LEKAS ini ditandai dengan pemukulan gong, sekaligus mengawali acara pendidikan dan pelatihan ekselen yang diselenggarakan LEKAS dalam tajuk Transformasi Sekolah Katolik Keuskupan Agung Semaran, di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan, Jumat 23 Mei 2025. Pendidikan dan pelatihan akan berlangsung hingg 25 Januari 2025.

LEKAS yang dikelola dan digerakkan para akademisi dan praktisi pendidikan, kepemimpinan, dan manajemen ini diutus membenahi sekolah katolik lewat pelatihan-pelatihan ekselen dan utuh untuk pengelola yayasan, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.

 

Pelatihan Transformasi Sekolah Katolik

Pelatihan yang perdana dilakukan LEKAS ini dikemas secara terpadu. Empat kelas sekaligus dibuka. Ada kelas untuk pengelola yayasan, ada kelas untuk kepala sekolah, ada kelas untuk guru medior, ada kelas untuk guru junior. Setiap kelas difasilitasi oleh akademisi dan praktisi di bidangnya.

Untuk pengelolaan yayasan, dengan materi seputar yayasan dan Gereja, peraturan perundang-undangan, dan tata kelola yayasan akan difasilitasi oleh Prof Dr CB Mulyatno, Tasisius Sarkim PhD, dan Johanes Eka Priyatna PhD.

Untuk kepala sekolah, dengan topik spesifik “pemimpin transformatif”, materi yang akan diolah seputar memimpin dan menginisiasi perubahan, manajerial dan mengelola sumber daya, aktualisasi visi-misi dan nilai pendidikan, serta membangun dan memperluas jaringan. Fasilitator pendampingnya Dr Bernadus Singgih Guritno, Dr Ferdinand Hindiarto, Dr Titus Odong Kusumajati, HJ Sriyanto MPd, dan Alexander Sri Agung Budiono BSc.

Untuk kelas guru medior, dengan topik “pedagogi pengharapan”, fasilitator yang akan mendampingi adalah Rohandi PhD, HJ Sriyanto MPd, Dr Cahya Widiyanto, Tarsisius Sarkim PhD, FX Risang Baskara PhD, dan Dr Elizabeth Indira. Materi yang akan disampaikan seputar inovasi pedagogi, transformasi digital dalam pembelajaran, membangun semangat mengajar, serta membangun kepribadian dan profesionalisme.

Sedangkan untuk kelas guru junior, juga dengan topik “pedagogi pengharapan”, fasilitator yang akan mendampingi adalah Dr Lucianus Suharjanto, Dr Bernadus Singgih Guritno, Dr Victorius Didik Suryo Hartoko, St Kartono MHum, Prima Astuti PhD, dan Monica Madyaningrum PhD. Materi yang akan diolah meliputi strategi manajemen kelas, pengembangan kurikulum, perancangan pembelajaran, pemanfaatan teknologi dengan pendekatan pedagogi, serta dukungan emosional dan sosial.

Peserta pelatihan angkatan pertama ini berasal dari lima yayasan milik Keuskupan Agung Semarang: Yayasan Bernardus, Yayasan Dinamika Edukasi Dasar (DED), Yayasan Dharma Ibu DIY, Yayasan Dharma Ibu Jawa Tengah, dan Yayasan Panti Asuhan Katolik. Jika masih ada kursi tersedia, akan dibuka kesempatan ikut dari yayasan lain.

Mengapa dan Untuk Apa LEKAS Hadir?

Berawal dari Sinode Pendidikan Keuskupan Agung Semarang pada tahun 2024. Hasilnya menggembirakan sekaligus menyedihkan. Menggembirakan karena kecintaan umat kepada sekolah katolik masih ada. Mereka berharap sekolah katolik kembali menjadi lembaga pendidikan tepercaya.

Menyedihkan? Iya. Ternyata persepsi umat terhadap sekolah katolik negatif. Mereka mengeluhkan beberapa hal yang hilang di sekolah katolik sehingga mereka memutuskan menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri atau swasta lainnya. Umat menilai sekolah katolik kurang merespons kemajuan zaman. Cara mengajar guru begitu-begitu saja. Sarana dan fasilitas belajar tidak diperbarui. Sekolah katolik dianggap tidak modern.

Lebih dalam, umat juga melihat kepemimpinan dan manajerial penyelenggara sekolah lemah. Jangankan visi-misi yang jauh ke depan, kepekaan terhadap krisis saja tidak ada. Sekolah-sekolah Katolik dijalankan dengan cara berpikir dan bekerja yang sama dengan sebelum-sebelumnya. Proyeksi umat, bagaimana dengan anak-anak mereka kalau dididik dengan kepemimpinan dan manajerial penyelenggara sekolah seperti itu?

Situasi internal tersebut ditimpali dengan situasi eksternal yang tidak mudah. Sekolah-sekolah negeri difasilitasi penuh negara. Sekolah-sekolah swasta baru bermunculan dengan segala penawaran menariknya. Belum lagi sekolah-sekolah lain yang juga berbenah. Plus, regulasi pemerintah juga berubah-ubah.

Semua situasi di atas tidak untuk diratapi melainkan untuk direspons. Apa sikap yang cepat dan tepat untuk merespons situasi ini? LEKAS hadir untuk membenahi pengelolaan yayasan, kepemimpinan kepala sekolah, serta pematangan pedagogi guru senior, medior, dan junior.

LEKAS menawarkan program ekselen untuk:

  • Tata kelola yayasan yang transformatif
  • Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
  • Guru dengan spiritualitas kuat dan tenaga kependidikan
  • Tenaga kependampingan yang melayani dengan terampil
  • Ada 3 (tiga) dimensi pembenahan yang ditawarkan LEKAS:
  • Penguatan misi dan identitas melalui aktualisasi visi yang kontekstual
  • Tata kelola yang agile dan adaptif
  • Peningkatan kapasitas manusia

LEKAS menggunakan metode pendidikan dan pelatihan untuk orang dewasa dengan pendekatan experential learning & project based learning. Kemudian, pendampingan, monitoring, dan evaluasi diselenggarakan secara terstruktur.

Selain kompeten di bidang pendidikan, tim LEKAS terdiri dari akademisi dan praktisi pendidikan, kepemimpinan, dan manajemen sekolah. Mereka punya rekam jejak memimpin lembaga-lembaga pendidikan dengan terobosan-terobosan yang menjadikan lembaga pendidikan mereka terus bisa menjawab tantangan zaman.

 

Tim LEKAS:

  • Rm. Yuvensius Deny Sulistiawan, Pr. (Kepala UPP Pendidikan KAS, Penanggung jawab)
  • Dr. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi., M.Si. (Ketua)
  • HJ Sriyanto, M.Pd. (Wakil Ketua)
  • Rm. Prof. Dr. Carolus Boromeus Mulyatno, Pr.
  • Rohandi Ph.D.
  • Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.
  • Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A.
  • Dra. Theresia Dina Ari Anugerawati, M.M.
  • Dr. Y.B. Cahya Widiyanto, M.Si.
  • F.X. Bambang Kusumo Prihandono, S.Sos., MA
  • Rm. Dr. Bernadus Singgih Guritno, Pr.
  • Rm. Yoseph Tri Nugroho Sumartono, Pr.
  • Br. Yustinus Tri Haryadi, FIC, S.Pd.
  • Dr. Elizabeth Wahyu M. Indira, S.Psi., M.Pd.,Psi.
  • Albertus Harimurti, S.Psi., M.Hum.
  • AA Kunto A