Sleman, 13 Juli 2025 — Gaya hidup sederhana bukan berarti kekurangan tetapi adalah suatu tindakan untuk mengurangi konsumsi berlebihan sesuai kebutuhan dan tidak untuk kesenangan.
Kesederhanaan memungkinkan kita untuk tetap menghargai hal-hal kecil. Berterima kasih dan tetap bersyukur atas kehidupan yang dijalani, atas segala yang dimiliki dan tidak bersedih atas apa yang tidak dimiliki, hal ini menghindari nafsu untuk menumpuk harta kekayaan. Fragmen kecil mendahului katekese novena ke-6 (enam) ini di Taman MARIA SUB TUTELA MATRIS Hargobinangun, Pakem, Sleman, Paroki Paroki Santa Maria Assumpta Pakem – Yogyakarta yang dibawakan dengan apik oleh Tim KPKC Yogyakarta Barat ( Titik, Albert, Rosa dan…); dilanjutkan talk show dengan nara sumber Romo Adrianus Maradio, Pr Vikaris Episkopal Yogyakarta Timur. Disampaikan bahwa manusia dalam mengeksplorasi alam kadang melupakan bahwa sumber daya yang diusahakan di bumi ini sebesar-besarnya seolah tanpa batas dan lupa bahwa yang dihasilkan dalam mengelola alam sebenarnya untuk kesejahteraan bersama.
Diingatkan oleh Romo Dio (panggilan akrab beliau) bahwa kita harus bisa menilai apa yang kita butuhkan, ketika membeli suatu barang bahwa barang tersebut benar-benar dibutuhkan sehingga menhindari sikap konsumerisme; gaya hidup sederhana harus mulai ditanamkan sejak di lingkungan keluarga, keluarga bisa membentuk pribadi yang mempunyai sikap atau gaya hidup sederhana, belajar dan mau bekerja keras.
Dalam hal konsumsi makanan meskipun terlihat sedehana tapi dapat menjadi gambaran pola hidup sederhana seseorang, kita semua diajak untuk menghargai hidangan makan kita sehari-hari. Romo Dio menyampaikan data tahun 2024 yang terjadi di Indonesia menunjukan sikap boros dalam konsumsi makanan sisa yang menjadi sampah dari rumah tangga setara 32,66jt ton atau bisa dinilai setara 123 Trilyun per tahun atau mampu meberi makan bagi 160 juta umat manusia, maka ambilah makanan secukupnya karena makanan yang kita buang dapat diartikan tidak menghargai ‘si-miskin’ yang berkekurangan makan.
Dalam menghadapi kemajuan teknologi kita harus bersikap bijak, kadang teknologi kurang menghargai – kurang berempati atas kerja keras diri kita sendiri, hal ini dapat dilihat saat seseorang berbelanja online kadang saat membeli sesuatu kurang memperhitungkan atas uang yang dibayarkan, sehingga membuat kita menjadi menjadi konsumtif.
Gaya hidup sederhana dan pertobatan ekologis merupakan dua konsep yang saling terkait untuk mencapai keharmonisan dengan alam dan meningkatkan kualitas hidup. Santo Fransiskus dari Assisi adalah contoh ideal dalam kesederhanaan melindungi mereka yang rentan dalam suatu kehidupan, Santo Fransiskus Asisi telah menunjukkan kepedulian khusus terhadap ciptaan Allah yang miskin dan tersisihkan. Kesederhanaan memungkinkan kita untuk tetap menghargai hal-hal kecil. Berterima kasih dan tetap bersyukur atas kehidupan yang dijalani, atas segala yang dimiliki dan tidak bersedih atas apa yang tidak dimiliki. Gaya hidup sederhana bukan berarti kekurangan tetapi adalah suatu tindakan untuk mengurangi konsumsi berlebihan sesuai kebutuhan tidak untuk kesenangan.
Kegiatan Novena ke enam dilanjutakan dengan ekaristi, sebagai selebran utama Romo Andrianus Maradiyo, Pr ; Konselebran Romo A. Nunung W.,Pr , Romo Adofus Suratmo Atmomartoyo, Pr, Romo A. Hendri Atmoko, Pr dan Romo Yohanes Sigit Heriyanto, Pr.
Sebagai akhir kegiatan dilakukan simbolisasi penanaman pohon di area parkir Taman Doa Gua Maria Sub Tutela Matris Ponggol Pakem. (@ds)