Kunjungan keberagaman atau dikenal outing yang dilakukan oleh peserta JamNas SEKAMI 2023 yaitu kelompok St. Anastasius, St. Matilda, dan St. Matius dilaksanakan pada Kamis, 6 Juli 2023 dimana mereka mengunjungi Gereja Kristen Jawa Magelang. Bapak Fajar selaku perwakilan dari pengurus GKJ Magelang menyambut hangat para romo, suster, pendamping dan adik-adik peserta. Ia mengapresiasi kegiatan ini karena melihat antusias anak-anak JamNas SEKAMI 2023 yang ingin belajar tentang keberagaman keagamaan di lingkungan masyarakat.
Gereja Kristen Jawa Magelang merupakan gereja bersejarah yang bangunannya sudah berusia 1 abad lebih dan keberadaan jemaat di gerejanya akan genap berusia 100 tahun pada tahun 2024 nanti. Sebelum melanjutkan ke sesi selanjutnya yaitu pemaparan sejarah GKJ Magelang, Rm. YR . Wisnu Wicaksono selaku pendamping pada Bawil memberi sambutan dan mengajak seisi gereja pada saat itu untuk bernyanyi dan menggerakkan anggota tubuh dengan lagu “kalau kau suka hati tepuk tangan’’.
Setelah itu masuklah kita pada sesi pemaparan materi sejarah berdirinya GKJ Mertoyudan oleh Bapak Pdt. Saryoto. Sembari memperlihatkan gambar GKJ Magelang tempo dulu ia menjelaskan bahwa memang ada beberapa pohon dan bangunannya memang tidak berubah karena GKJ Magelang ini termasuk cagar budaya. Pada masa kependudukan Belanda di Indonesia khususnya di Jawa Tengah, mereka menyaksikan bahwa mereka selama ini sebagai orang Belanda merasa berhutang budi karena merasa apa yang ada di Pulau Jawa, hasil bumi dan sebagainya telah mereka ambil. Banyak orang-orang Kristen Belanda berpikir bahwa mereka juga harus membalas kebaikan orang-orang di Pulau Jawa ini dengan ada kesediaan dari pemerintah Belanda untuk mengutus para misionaris untuk menyampaikan dan mewartakan kabar keselamatan. Maka diutuslah seorang misionaris bernama Ds. Aaron Markelijn bermisi di Magelang. Dalam misi misionarisnya ia belajar Bahasa Jawa agar mudah melakukan pendekatan kepada masyarakat Jawa.
Gereja Kristen Jawa Magelang ini memiliki umat sebanyak 1.500 orang, peribadahan dilakukan sebanyak 4 kali dimana terdapat ibadah menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang merupakan bahasa jawa sebanyak 2x dimasing-masing bahasa. Tidak hanya itu GKJ Magelang ini juga memiliki kelompok ibadah sebanyak 4 kelompok yaitu kelompok trisip, kringan, nambangan dan pepatan kalinegoro. GKJ Magelang tidak hanya menjalin relasi dengan intansi setempat melainkan juga dengan sinode-sinode lain, kerja sama dengan gereja katolik, masyarakat dan agama lain.
Di kegiatan selanjutnya, para peserta bersama pendamping diajak mengelilingi lingkungan gereja setempat didampingi oleh pendamping dari anggota GKJ Magelang. Gereja Kristen Jawa yang berada di Magelang ini memiliki wisma tamu dimana juga mereka akan segera membangun pendopo sebagai fasilitas pendukung kegiatan, kemudian mereka juga memiliki ruang sidang yang digunakan untuk kegiatan sekolah minggu ataupun ibadah anak yang terbagi menjadi 3 kelompok dan salah satunya adalah kelas yermon yang diperuntukkan untuk kelas pra TK hingga TK. Dipenghujung acara para peserta kembali lagi berkumpul di dalam gereja, dan pihak GKJ Magelang memberikan kenang-kenangan kepada perwakilan peserta dari 3 kelompok bawil dan pemberian plakat kepada Rm. YR . Wisnu Wicaksono.