Diskusi Perdana Tim Unit Pengembangan Pastoral Kemasyarakatan dan Advokasi

Twitter
WhatsApp
Email
Di penghujung 2025, tepatnya pada hari Sabtu, 13 Desember 2025 bertempat di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan, Unit Pengembangan Pastoral (UPP) Kemasyarakatan dan Advokasi mengadakan diskusi perdana dengan mengundang beberapa akademisi yang nantinya akan dilibatkan menjadi Tim Ahli UPP Kemasyarakatan dan Advokasi.

Di penghujung 2025, tepatnya pada hari Sabtu, 13 Desember 2025 bertempat di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan, Unit Pengembangan Pastoral (UPP) Kemasyarakatan dan Advokasi mengadakan diskusi perdana dengan mengundang beberapa akademisi yang nantinya akan dilibatkan menjadi Tim Ahli UPP Kemasyarakatan dan Advokasi. Sasaran dari diskusi ini adalah untuk menangkap kegelisahan, kerisauan dan keprihatinan isu kemasyarakatan dalam lingkup negara Indonesia , dan secara khsuus yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah-DIY, yang menjadi bagian dari Keuskupan Agung Semarang. Harapannya, melalui diskusi ini membantu mempertajam upaya UPP Kemasyarakatan dan Advokasi menjadikan Gereja yang semakin relevan dan signifikan di tengah masyarakat.

Diskusi dikoordinir langsung oleh Rm. Andreas Sulardi, Pr selaku Kepala UPP Kemasyarakatan dan Advokasi, dengan dihadiri oleh FX. Bambang Prihandono, M.A (Fisip UAJY), Drs. Andreas Pandiangan, MSi (Komunikasi FHK SCU), Bibianus Hengky Widi, S.H., MH (Hukum UAJY), Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M (Hukum UAJY), Prof. Aloysius Gunadi Brata, SE, Msi, Ph.D. (Ekonomi Pembangunan UAJY), Krisnawan Wisnuadi, S.Sos, M.A. (Sosiologi UAJY), Theofilus Apolinaris Suryadinata, S.Fil., M.A. (Sosiologi UNS), Dr. Lita Widyo Hastuti, S.Psi., M.Si. (Psikologi SCU), Prof. Dr. Nugroho SBM, M.Si. (FE Undip), Yohanes Thianika Budiarsa, S.I.Kom, MGMC (Komunikasi Fisip Undip), dan Y. Sigit Purnomo W.P., S.T., M.Kom., Ph.D (Kepala Kantor Sistem Informasi UAJY).

Acara diawali dengan doa pembuka kemudian pengantar dari Kepala UPP. Dalam pengantarnya, Romo Lardi mengatakan bahwa mewakili Bapak Uskup mengucapkan terima kasih atas keterlibatan para akademisi menjadi bagian dari UPP Kemasyarakatan dan Advokasi di tengah-tengah kesibukan mereka dengan berbagai macam tugas. Romo Lardi juga menjelaskan tentang visi dan misi UPP Kemasyarakatan dan Advokasi  yaitu mengaktualisasikan gereja yang relevan dan signifikan, advokasi kebijakan publik terkait kesejahteraan umum dan keadaban publik, kaderisasi penguatan partisipasi kaum awam di dunia sosial-politik, HAM dan hukum, serta dilihat dari konteks pastoral adalah memberi pertimbangan/masukan kepada Bapak Uskup terkait isu kemasyarakatan dan politik.

Setelah pengantar dilanjutkan pemaparan materi sebagai pemantik diskusi. Pertama kesempatan diberikan kepada Hengky Widi memberikan laporan perjuangan advokasi yang dilakukan 2 tahun terakhir ini baik kasus perdata dan pidana. Sebagai praktisi hukum, Hengky Widi mengatakan bahwa latar belakang pencari keadilan  bervariasi, diantaranya pendidik, pelajar/mahasiswa, buruh, karyawan, anak di bawah umur, dan masyarakat miskin.

Pemateri kedua adalah Lita Widyo yang menyampaikan tentang isu seksualitas dan gender. Lita Widyo menyampaikan bahwa kekerasan berbasis gender lebih banyak korbannya adalah perempuan dan anak-anak. Meskipun ada juga laki-laki yang menjadi korban. Kekerasan seksual sudah ada dari dulu dan sampai sekarang masih ada, justru cenderung mengalami peningkatan. Lebih lanjut Lita Widyo mengatakan bahwa orang yang mengalami kekerasan seksual akan membekas sepanjang hidupnya, sehingga muncul trauma. Pemateri terakhir diberikan oleh Sigit Purnomo yang menyampaikan tentang isu kemasyarakatan dan teknologi informasi yang terjadi akhir-akhir ini. Sigit Purnomo mengatakan bahwa tantangan kita sekarang adalah menjumpai  2 macam masyarakat yaitu masyarakat dunia  nyata dan masyarakat dunia maya yang sering kali disebut netizen. Aktivitas media sosial yang kita jumpai sekarang menjadi cerminan kegelisahan masyarakat, terutama di Indonesia. Setelah pemaparan tiga pemantik dilanjutkan dengan tanggapan dari peserta rapat yang dipandu oleh Andreas Pandiangan. Setelah semua peserta memberikan tanggapannya, Bambang Prihandono mengajak peserta untuk memberikan usulan rekomendasi.

Lebih lanjut Romo Lardi menyampaikan bahwa nantinya UPP Kemasyarakatan dan Advokasi akan fokus pada lembaga advokasi, keadilan gender, lembaga studi politik dan kaum  muda, serta keadilan lingkungan. Maka dibutuhkan tim yang solid yang bisa menggawangi empat fokus tersebut. Tentunya dalam pelaksanaan nanti juga akan melibatkan banyak orang yang concern di bidangnya serta bersinergi dengan berbagai pihak.

Dari hasil diskusi muncul beberapa usulan yang akan direalisasikan mulai tahun 2026. Beberapa usulan akan diolah dan didalami oleh Tim kecil. Para anggota tim ahli sepakat untuk mengadakan hari studi atau diskusi setiap 3 bulan sekali, sebelum atau setelah adanya kajian. Semoga diskusi ini mengawali misi besar menjadikan gereja makin signifikan dan relevan di tengah masyarakat. (YW)