BANYUTEMUMPANG, KEDU- Taman Doa Gantang atau Taman Doa Bunda Maria Ratuning Katentreman Lan Karaharjan Gantang Paroki Santo Kristophorus Banyutemumpang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah selama delapan tahun menerima dan menyambut peziarah di kaki Gunung Merapi.

Momen ke delapan tahun tersebut disyukuri dengan perayaan Ekaristi sekaligus menutup Novena ke-IX. Misa syukur dipimpin oleh selebran utama Vikjend Keuskupan Agung Semarang Romo FX Sugiyono, Pr dan didampingi Romo EM. Supranowo, Pr Vikaris Paroki Banyutemumpang, serta Romo Yustinus Agus Purwadi, Pr yang sebelumnya pernah berkarya di Paroki Banyutemumpang. Turut pula 5 Imam dari Keuskupan Agung Medan yang salah satu dari mereka adalah putra daerah berasal Paroki Banyutemumpang.
Misa syukur sewindu Taman Doa Gantang prosesinya diawali dengan perarakan para petugas berikut cucuk lampah dan Gunungan berupa hasil bumi dengan Iringan gending “Madyo Laras” dari lingkungan Theresia Avila Gantang.

Sedikit mundur ke belakang untuk secuplik sejarah berdirinya Taman Doa Gantang. Tahun 2015 Taman Doa Gantang digagas atas permohonan mendiang Mgr. Yohanes Pujosumarto Uskup Agung KAS kala itu. Dua tahun setelahnya yakni tahun 2017 Taman Doa Gantang selesai dibangun dan diresmikan oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko pada tanggal 20 September 2017.
‘’Seiring berjalannya waktu penataan Taman Doa Gantang terus dilakukan untuk menciptakan tempat yang nyaman hening dan asri hingga sampai sekarang’’, ungkap Setyo Widodo sKetua Pengelola Taman Doa Gantang sekaligus Ketua Panitia perayaan Sewindu pada tim Komsos Kedu yang menemuinya, Minggu 26 Oktober 2025 siang.
Dalam homilinya Vikjend KAS Romo Fx. Sugiyono, Pr mengajak para umat meneladan Bunda Maria yang kemudian disebut sebagai “Mbok Tentrem”.
Sebab devosi kepada Bunda Maria sebagai umat katolik adalah menghormati Bunda Maria sebagai Bunda penolong abadi dan atas syukur. Novena dan sewindu Taman Doa Gantang ini diharapkan menjadi wadah orang beriman dalam berdevosi kepada Bunda Maria, segala sukacita, kesedihan,bahkan harapan kita semua selalu kita mohonkan kepada Bunda Maria, papar Romo Sugiyono.
Romo Sugiyono melanjutkan, Bunda Maria yang dinamakan Mbok Tentrem tersebut menjadi berkat bagi siapa saja yang datang mendengarkan keluh kesah dan tempat untuk bersandar bagi peziarah, dengan tujuan mendapatkan katentreman (kedamaian-red) bagi hidup rohani. Semoga kita semua bisa menjadi Mbok Tentrem yang selalu membuat Bahagia, Mbok Tentrem menjadi pribadi yang menginspirasi, Mbok Tentrem yang bisa menyejahterakan.
Tak hanya acara ungkapan syukur ada pula peluncuran buku “Sewindu bersama Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan” yang berisikan kisah kisah dan kesaksian para peziarah selama mengunjungi Taman Doa Gantang.
Hadir pula para donatur yang senantiasa membantu selama proses pembangunan dan penataan kawasan di Taman Doa Gantang selama ini. Sebagai puncak acara para warga merebutkan gunungan sebagai simbol berkat, pesta umat, pertunjukan kesenian daerah dan Flash Mob dari orang muda Katolik atau OMK.
Penulis: Gabriel Dwi Harry Nugroho
Editor: Masukanulis









