SLEMAN – Sebanyak 500 umat usia lanjut dan keluarganya mengikuti Misa Peringatan Hari Kakek Nenek yang diselenggarakan Paroki St Petrus Warak, Minggu (20/7/2025) pagi. Misa dipimpin oleh Romo Antonius Suprapto SSCC.
Sebagian besar umat berusia lanjut duduk dengan khidmat di kursi-kursi terdepan, semantara sebagian lain duduk di kursi roda dan bed tidur yang disediakan oleh panitia.
Dalam homilinya Romo Antonius Suprapto, SSCC, sebagai romo tamu pada Ekaristi itu, mengutip bacaan Injil tentang Abraham dan kisah tentang Yesus bersama Marta dan Maria.
Abraham yang sungguh menyambut ketiga tamu dengan roti, madu, susu dan lembu. Dan sebagai rasa terima kasih para tamu mengatakan akan kembali kagi dan Sara yang sudah lansia akan dikaruniai anak laki-laki Ini sesuai janji Allah kepada Abraham dan Sara.
Tentang Yesus bersama para murid ke rumah Maria dan Marta, Romo Suprapto memaparkan, “ Kita bisa melihat hal penting dalam hidup ini. Melayani sepetti Marta yang melayani ini itu. Atau seperti Maria yang duduk bersimpuh di hadapan Tuhan”.
Umat, kata Romo, seringkali bingung memilih, ia serupa Marta atau Maria.
Kedua-keduanya penting dalam hidup kita. Berdoa itu penting, tetapi melayani itu penting. Pelayanan itu memang seperti aksi sosial tetapi akan makin bermakna ketika menjadi wujud fari doa.
Demikian doa akan menjadi lebih bermakna saat kita mau memberikan diri kita untuk melayani orang lain, yang berarti juga melayani Yesus. Baik melayani di lingkungan keluarga, di lingkungan maupun di tengah masyarakat.
Kalau kita mau dekat dengan Tuhan dan mau melayani sesama, Tuhan akan berkenan dan memberkati kita.
Para kakek nenek yang hadir kemudian mendapat pengurapan dari Romo Antonius Suprapto dan Romo Yohanes Yunuar, Pr, pastor Paroki St Petrus Warak.
Menghormati
Romo Yunuar saat dihubungi mengatakan Hari Kakek Nenek Sedunia 2025 seharusnya dirayakan pada Minggu 27 Juli 2025. Namun karena padatnya kegiatan di paroki, Hari Kakek Nenek diselenggarakan, hari Minggu ini.
“Perayaan Ekaristi ini dimaksudkan untuk ngaruhke, atau menyapa simbah-simbah kita yang sudah sepuh-sepuh. Perayaan ini memang dijadikan satu supaya mereka bisa hadir bersama anak cucu. Lebih membahagiakan,” tutur Romo Yunuar.
Tentang pengurapan minyak orang sakit, dijelaskan Romo Yun, adalah untuk menjadi berkat kesehatan untuk ketentraman bagi simbah-simbah.
Pastor Paroki St Petrus Warak ini berharap para orangtua, kakek nenek selalu bahagia dan tidak merasa tersingkirkan dan mendapat perhatian. “Kalau kondisi memungkinkan ajaklah simbah-simbah tetap hadir dalam misa, di Gereja,” harapnya.
Di Paroki Warak para lansia dan orang sakit yang mobilitasnya terbatas dan hanya bisa di rumah, mendapatkan pelayanan menerima komuni dengan didahului ibadat komuni. (*)