Kekatolikan yang Hidup: Menghadapi Perubahan dengan Iman di Kevikepan Surakarta

Twitter
WhatsApp
Email
Kegiatan Temu Pastoral (TePas) Keuskupan Agung Semarang di Kevikepan Surakarta berlangsung pada hari Kamis, 21 November 2024, bertempat di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan.
Kegiatan Temu Pastoral (TePas) Keuskupan Agung Semarang di Kevikepan Surakarta berlangsung pada hari Kamis, 21 November 2024, bertempat di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan. Acara ini dibuka oleh Romo Vijen yang memberikan pengantar mengenai tindak lanjut hasil TePas sebelumnya dan menegaskan arah pastoral yang akan diimplementasikan pada tahun 2025. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk merumuskan sasaran strategis program pelayanan paroki dan lembaga yang berfokus pada Arah Dasar KAS 2025. Romo Vijen juga menyampaikan pentingnya mendengarkan informasi terkait gerakan pastoral yang mendukung pelaksanaan program tersebut serta menyusun Arah Dasar ke IX untuk tahun mendatang.
Kegiatan Temu Pastoral terdiri dari beberapa sesi, termasuk kajian dari tim litbang pastoral yang membahas kebutuhan upaya dalam pendanaan dan program paroki. Diskusi kelompok juga dilakukan untuk memperkuat pemahaman tentang Kekatolikan dan Apostolik dalam konteks kehidupan kristiani saat ini. Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Bapak Uskup, turut memberikan peneguhan kepada peserta mengenai pentingnya sukacita iman di tengah perubahan masyarakat. Salah satu fokus pembahasan adalah integrasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan dampaknya terhadap praktik keagamaan. Romo Bambang menjelaskan trend kekatolikan yang menunjukkan adanya pergeseran dalam cara orang beribadah, termasuk munculnya “agama digital” yang berinteraksi dengan praktik tradisional. Data survei menunjukkan bahwa penggunaan teknologi seperti media sosial dapat memperdalam peluang pastoral dan meningkatkan keterlibatan umat, terutama di kalangan generasi muda.
Romo Bambang juga menyoroti tantangan yang dihadapi gereja terkait dengan perubahan demografi dan pengaruh media sosial, yang dapat menghalangi akses umat terhadap pewartaan kabar sukacita. Selain itu, survei menunjukkan bahwa keterlibatan orang muda di gereja masih rendah, dengan banyak dari mereka terlibat dalam peran-peran sederhana seperti tukang parkir. Rekomendasi dari kegiatan ini mencakup pendekatan pastoral yang lebih holistik, dengan perhatian khusus pada komunitas yang kurang mendapat perhatian. Kevikepan Surakarta, yang terdiri dari 29 paroki dan lebih dari 93.000 jiwa, diharapkan dapat membangun kebiasaan katolik dan apostolik sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari umatnya. Dengan anggaran keseluruhan sekitar 2,4 miliar rupiah untuk program FIBB per paroki, diharapkan semua kegiatan dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat bagi seluruh jemaat. Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam mempersiapkan gereja menghadapi tantangan masa depan serta menjalin hubungan yang lebih erat antara umat dan Tuhan melalui pelayanan pastoral yang relevan.
Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, menyampaikan arah pastoral 2025 dalam konteks Arah Dasar ke VIII (2021-2025) dengan tema “Tinggal dalam Kristus dan Berbuah” pada hari Kamis, 21 November 2024, di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat iman umat Katolik di tengah perubahan masyarakat yang dinamis. Dalam penjelasannya, Mgr. Rubi menekankan bahwa keselamatan dan kebahagiaan sejati terletak pada kebersatuan dengan Allah Tritunggal, serta pentingnya iman kepada Kristus sebagai syarat mutlak untuk mencapai keselamatan.
Bapa Uskup mengajak umat untuk berbuah dalam kehidupan sehari-hari dengan menjadi semakin Katolik dan apostolik, berdasarkan prinsip cerdas, tangguh, misionaris, dan dialogis. Beliau menekankan perlunya keterlibatan individu dan komunitas dalam lembaga gerejani seperti paroki dan sekolah, serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pewartaan Injil secara kritis. Selain itu, perhatian khusus diberikan kepada anak-anak dan remaja sebagai generasi penerus yang perlu dikaderisasi dalam pelayanan pastoral.
Agenda tahunan pastoral KAS mencakup perayaan tahun Yubelium 2025 dan Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia. Tahun 2025 juga menjadi momen penting bagi KAS yang merayakan 85 tahun keberadaannya. Dengan menyongsong Arah Dasar IX (2026-2030), tema “Gereja Bahagia, Inspiratif, dan Menyejahterakan” diharapkan dapat menjadi panduan bagi umat dalam menjalani kehidupan iman yang lebih bermakna. Arah pastoral ini menjadi ajakan untuk membangun komunitas yang lebih baik melalui iman yang aktif dan terlibat dalam pelayanan sosial.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang melibatkan berbagai paroki dalam Kevikepan Surakarta. Setiap paroki diberikan kesempatan untuk memaparkan dan merencanakan program kerja mereka, yang selaras dengan visi misi Keuskupan Agung Semarang. Dalam sesi ini, Romo Bernardus Himawan Pr. memaparkan program sosial Caritas, menekankan pentingnya pelayanan yang peduli terhadap sesama. Sementara itu, Romo Deny menyampaikan rancangan Sinode terkait pendidikan di sekolah-sekolah Katolik, menawarkan strategi konkret untuk meningkatkan mutu pendidikan yang menjadi ciri khas institusi Katolik. Dalam kesempatan ini juga diperkenalkan peran Pastoral Education Training Center (PETC) dalam mengembangkan kajian pastoral dapat membangun jaringan kerjasama untuk pelatihan yang akan dilaksanakan pada tahun 2025.
Kegiatan  Temu Pastoral ini ditutup dengan evaluasi singkat oleh Bapak Joko, diikuti oleh peneguhan dari Uskup Robertus Rubiyatmoko. Dalam peneguhannya, beliau menekankan pentingnya program Dewan Pastoral, pemanfaatan sumber daya, serta skema pembiayaan yang dapat disubsidi oleh Keuskupan atau PETC jika diperlukan. Uskup juga berharap adanya keselarasan dalam pelayanan dan agenda gereja melalui kolaborasi antara paroki, komisi, Unit Pastoral Paroki (UPP), dan PETC. Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan Tepas Kevikepan Surakarta berlangsung dengan baik.