Doa Ekumenis Indonesia di Gereja Gedangan

Twitter
WhatsApp
Email
Di Kota Semarang, diadakan Doa Ekumenis pada Jumat, 25 Oktober 2024 di Gereja Santo Yusup Gedangan.

Gedangan – Pada akhir September 2024 Sekretariat Jenderal Sinode Para Uskup di Roma mengeluarkan siaran pers yang menyatakan Doa Ekumenis akan diadakan kembali pada Sesi Kedua Sidang Umum Biasa XVI Sinode Para Uskup. Siaran pers tersebut menyampaikan, “Setelah vigili doa ekumenis “Together”, yang diadakan pada tanggal 30 September 2023 pada malam pembukaan Sinode dan diakui oleh banyak orang sebagai momen bersejarah, telah diputuskan untuk mempersembahkan sebuah momen doa ekumenis selama Sesi Kedua ini untuk semua peserta Sinode, di hadapan Bapa Suci dan para delegasi persaudaraan, serta segenap perwakilan ekumenis lainnya yang hadir di Roma. Doa ekumenis ini akan diadakan pada tanggal 11 Oktober 2024 dari pukul 19.00 hingga 20.00, tidak jauh dari Aula Sinode, di Piazza dei Protomartiri Romani (Lapangan Para Protomartir Romawi), tempat dimana, menurut tradisi kuno, Rasul Petrus menjadi martir.”

Sejalan dengan siaran pers di atas, Bruder Matthew, Prior Komunitas Taizé, kembali mengajak pemerhati Doa dengan Nyanyian Taizé (DNTZ) Indonesia untuk berpartisipasi dalam Doa Ekumenis 2024. Bruder Matthew menggarisbawahi makna partisipasi dalam Doa Ekumenis ini, “Doa ini dimaksudkan untuk mengucap syukur atas Langkah-langkah yang telah diambil dalam perjalanan menuju persatuan umat Kristiani sejak Konsili Vatikan II. Dengan cara itu kita dapat meneruskan pesan Paus Fransiskus kepada saudari dan saudara  dari semua denominasi Kristen untuk memohon keterlibatan Roh Kudus dalam pekerjaan Sidang Sinode dan membentengi sesi kedua ini dengan doa.”

Jika tahun lalu Doa Ekumenis hanya diselenggarakan di Yogyakarta dan Jakarta, tahun ini Doa Ekumenis 2024 diadakan  di 14 komunitas atau lokasi di berbagai kota di Indonesia bekerja sama dengan berbagai gereja atau paroki, susteran, dan perguruan tinggi. Di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Malang, Ponorogo, Surabaya, Ketapang di Kalimantan Barat, serta Tarutung dan Pematang Siantar di Sumatra Utara.

Tercatat ada 90 Doa Ekumenis, dimana 14 doa di antaranya diadakan di 11 kota di seluruh Indonesia. Ini merupakan sukacita dan berkat tersendiri bagi para pengikut Kristus di Indonesia karena mereka dapat berjumpa dengan saudari-saudara seiman dari berbagai latar belakang tradisi, yang sama-sama berdoa dan mengasihi Kristus.

Suasana Doa Ekumenis bersama para Romo dan Pendeta

Di Kota Semarang, Doa Ekumenis ini diadakan oleh Kelompok Doa (KD) Meditatif Taizé Atlas (Semarang) yang diwakili KD Taize Kebon Dalem, KD Taize Gedangan, KD Taize Krapyak, KD Taize Banyumanik, KD Taize Katedral pada Jumat, 25 Oktober 2024 di Gereja Santo Yusup Gedangan.

Doa ini dihadiri oleh Para Romo dan Pendeta di Kota Semarang:

  1. Pendeta Pendeta Rahmat Paska Rajagukguk (Ketua PGKS-Gereja Gereform)
  2. Pendeta Supadmo (GKI Gondomono)
  3. Pendeta Wipro (Gereja Tuntunan Roh Kudus)
  4. Pendeta Angga (GKI Karangsaru)
  5. Pendeta Sukrisno (GKJ Ngaliyan)
  6. Pendeta Sinurat (Gereja Tuntunan Roh Kudus)
  7. Pendeta Imam (Gereja Pantekosta Tabernakel)
  8. Pendeta Sihombing (GPIB)
  9. R0m0 Suryatmo, SJ (Vikaris Parokial Gedangan)
  10. Romo Yohanes Sunaryadi, Pr. (Moderator Jarkod)

Doa Ekumenis merupakan sebuah keniscayaan yang perlu terus dihayati dan diwujudnyatakan demi jalan persatuan dan hubungan ekumenis yang makin kuat tersebut. Mengapa demikian? Karena melalui doa bersama tersebut kita bertemu dan bersatu sebagai pengikut Kristus. Melalui Baptisan kita adalah saudari dan saudara di dalam Kristus, dimana kita dipersatukan dalam sebuah persekutuan yang mungkin masih belum sempurna namun nyata, bahkan ketika pertanyaan-pertanyaan teologis masih belum terjawab. Doa Ekumenis, pada intinya adalah sebuah perayaan sederhana untuk mendengarkan Firman Allah, dengan waktu hening sebagai pusatnya, doa permohonan atau syafaat untuk perdamaian dan situasi masyarakat kita yang konkret dan relevan, serta doa di sekitar Salib sebagai wujud bela rasa kita terhadap Kristus yang disalib dan penyerahan diri kita sepenuhnya kepada Kristus.

Romo dan pendeta memiliki jubah masing masing, cara beribadat juga beraneka ragam dengan ciri masing masing, dan disitulah kita memaknai wajah Kristus, seperti dikutip dari Injil malam ini

…. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka menjadi satu dengan sempurna, agar dunia tahu bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku (Yoh 17:22-23) demikian renungan singkat dari Romo Yohanes Sunaryadi, Pr. sebagai penasehat DNTZ ATLAS Semarang. (mengutip dari tulisan Bp Yusuf Suharyono – Jalan Persatuan Bernama Doa Ekumenis)