Weekend Keluarga Kudus Nazareth “Keluarga Sebagai Tempat Tumbuh Dan Berkembangnya Formatio Iman”

Twitter
WhatsApp
Email
“Karena martabat serta perutusannya, orangtua Kristen mengemban tanggung jawab khas membina anak-anak mereka dalam doa, sambil mengajak mereka menemukan secara berangsur-angsur misteri Allah, dan berwawancara secara pribadi denganNya”

Weekend Keluarga Kudus Nazareth merupakan program yang digagas oleh Komisi Keluarga Kevikepan Yogyakarta Barat yang diperuntukkan bagi pasutri usia perkawinan 0-10 tahun. Program ini dilaksanakan pada tanggal 29-30 Juni 2024 di Pusat Pastoral Sanjaya (PPSM) Muntilan dengan peserta pasutri usia perkawinan 0-10 tahun yang berasal dari parokiparoki di Kevikepan Yogyakarta Barat. Karena mereka tergolong pasutri muda, maka ada beberapa pasutri yang membawa anak-anak usia 3-10 tahun. Dalam pelaksanaannya, pasutri berdinamika sendiri sedangkan anak-anak juga mendapatkan pendampingan selama acara berlangsung.

Latar belakang dilaksanakannya program ini yaitu bahwa pasutri usia perkawinan 0-10 tahun adalah masa bagi mereka untuk saling mengenal lebih dalam akan pasangan mereka masing-masing. Mereka juga perlu dibantu untuk menghidupi kesetiaan dan sakramentalitas perkawinan Katolik. Selain itu, mereka perlu dibantu bagaimana mewujudkan formatio iman dalam keluarga. Maka, materi-materi yang disampaikan adalah perihal pengenalan pasutri, komunikasi yang baik, memahami perilaku anak sesuai tingkat usia, peran orang tua sebagai inspirasi iman dan peran orang tua dalam formatio iman anak. Peran orang tua dalam memberikan pengajaran iman kepada anak-anak sangat penting agar mereka semakin mengenal iman Katolik. Orang tua juga perlu mengajarkan praktek hidup rohani yang diwujudkan dalam doa, devosi, ekaristi, dan lain sebagainya. Hal ini senada dengan Anjuran Apostolik Familiaris Consortio oleh Paus Yohanes Paulus II No. 60 “Karena martabat serta perutusannya, orangtua Kristen mengemban tanggung jawab khas membina anak-anak mereka dalam doa, sambil mengajak mereka menemukan secara berangsur-angsur misteri Allah, dan berwawancara secara pribadi denganNya”.

Selain itu, keteladan hidup orang tua kepada anak-anak juga menjadi inspirasi hidup bagi anak-anak. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga, maka menyadarkan mereka akan tugas mulia perlu terus diupayakan. Pengajaran iman yang benar dan penghayatan iman yang mendalam akan membawa anak-anak militan dalam iman dan hidupnya semakin berbuah dalam kasih. Dengan demikian keluarga-keluarga Kristiani menjadi bentara-bentara peradaban kasih yang membawa kebaikan kepada banyak orang seturut teladan Keluarga Kudus Nazareth.

Rm. Thomas Budi Riyanto MSF