Sejumlah 220 calon krisma Paroki St. Theresia Lisieux Boro dan 1 calon krisma dari Paroki Sedayu telah menerima Sakramen Penguatan pada hari Minggu, 08 Oktober 2023 pukul 16.00 WIB. Proses penerimaan Sakramen Penguatan ini dilaksanakan di Gereja St. Theresia Lisieux Boro. Kegiatan perarakan yang dilakukan dari luar menuju bagian dalam gereja mengawali misa hari Minggu lalu. Seluruh calon krismawan – krismawati bersama dengan wali krismanya menempati bagian dalam gereja. Sementara itu, para orang tua dan keluarga dari calon penerima sakramen diperbolehkan untuk mengikuti perayaan Ekaristi dengan menempati tempat duduk di bagian luar gereja – sayap kanan dan sayap kiri bagian luar, serta pada bagian luar di depan pintu utama.
Proses penerimaan Sakramen Krisma pada hari Minggu lalu dipimpin oleh Penerimaan Sakramen Penguatan dilaksanakan di Gereja St. Theresia Lisieux Boro. Proses penerimaan Sakramen Penguatan dipimpin oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, bersama dengan Rm. Romualdus Subyantara Pr. dan Rm. Albertus Eka Santosa Pr. selaku Pastor Paroki Boro dan Vikaris. Dalam khotbahnya Mgr. Robertus Rubiyatmoko menegaskan bahwa pentingnya para krismawan dan krismawati untuk bersikap dewasa dalam menggunakan gadget, pergaulan dan jodoh, sehingga imannya dapat menjadi kuat dan bertumbuh dalam Kristus.
Prosesi tersebut berlangsung dengan khidmat. Seluruh calon krismawan – krismawati mengikuti prosesi dengan penuh antusias. Selain itu, dekorasi gereja untuk Perayaan Ekaristi dalam rangka Penerimaan Sakramen Penguatan lalu memberikan kesan sederhana namun tetap elegan. Kezia salah satu peserta calon penerimaan Sakramen Penguatan mengungkapkan, “Saya merasa senang karena setelah menjalani proses panjang yang selama satu tahun ini, saya dapat menerima Sakramen Penguatan. Selain itu, saya merasa bahagia karena dapat bertemu dengan Mgr. Robertus Rubiyatmoko.”
Penerimaan Sakramen Penguatan dapat menjadi tanda sebagai pendewasaan dalam iman. Setelah menerima Sakramen Penguatan, para krismawan dan krismawati diharapkan dapat aktif ikut serta dalam kegiatan menggereja. Perayaan Krisma ditutup dengan foto dan makan bersama. (Chaecilia Hana)