Tuhan Yesus bersabda: “Kamu harus sempurna, seperti Bapamu yang di sorga sempurna adanya” (Mat 5:48). Dalam Sabda ini Tuhan Yesus memanggil semua muridNya untuk menjadi kudus, sempurna seperti Bapa yang di surga. Tidak terkecuali, semua dipanggil
- PANGGILAN UMUM MENUJU KEKUDUSAN
Tuhan Yesus bersabda: “Kamu harus sempurna, seperti Bapamu yang di sorga sempurna adanya” (Mat 5:48). Dalam Sabda ini Tuhan Yesus memanggil semua muridNya untuk menjadi kudus, sempurna seperti Bapa yang di surga. Tidak terkecuali, semua dipanggil.
- KEKUDUSAN BUKAN MONOPOLI: BIARAWAN, BIARAWATI, IMAM, USKUP, PAUS, PARA MARTIR.
Dulu yang dinyatakan kudus oleh Gereja, kebanyakan adalah para biarawan, biarawati, imam, uskup, paus & para martir. Padahal Konstitusi Dogmatis tentang Gereja menyatakan: “Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang kristiani, bagaimanapun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup kristiani dan kesempurnaan cinta kasih”. (LG 5 artikel 40). Pernyataan ini menegaskan bahwa status & corak hidup apa pun: single, berkeluarga, dipanggil untuk kepenuhan hidup kristiani & kesempurnaan cinta kasih, yang berarti kekudusan.
- PENGAKUAN GEREJA: KELUARGA SEBAGAI JALAN KEKUDUSAN: baru akhir-akhir ini Gereja menyatakan bahwa kehidupan keluarga juga menjadi jalan kekudusan. Ini dinyatakan ketika Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus, menyatakan kudus 2 keluarga katolik:
- Pada 18 Oktober 2015 yang lalu, Paus Fransiskus memberikan gelar kudus kepada pasangan Louis Martin dan Zelie Guerin, orangtua dari St. Theresia Liseaux. Keduanya digelari kudus setelah mukjijat kedua yang terjadi dengan doa-doa mereka diakui oleh Vatikan.
- Luigi Beltrame Quattrochi & Maria Corsini (Pasutri) dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II tgl 21 Oktober 2001. Mereka menghidupi kehidupan biasa dalam berumah tangga dengan cara yang luar biasa
- DI MANA LETAK KEKUDUSAN KELUARGA? Letak kekudusan keluarga terletak pada persatuan three in one: SUAMI – ISTRI – ALLAH ada di dalamnya.
Mk 10: 6-9: Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”. Keluarga akan menjadi kudus bila terlaksana kesatuan hati: suami – istri – Allah. Kekuatan jahat berusaha menghacurkan kekudusan keluarga dengan merusak persatuan itu: memisahkan suami – istri – Allah. Membangun kekudusan berarti berusaha membangun kesatuan hati suami – istri – Allah dalam hidup sehari-hari.
- DINAMIKA KEHIDUPAN KEKUDUSAN KELUARGA:
- Saat masa romans: semuanya menggembirakan. Persatuan suami – istri – Allah tidak ada masalah: masing-masing penuh syukur atas pasangannya, seperti Adam yang menerima Hawa dengan gembira mengatakan ” Kej 2:23 Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Inilah saat-saat Firdaus.
- Saat masa kekecewaan: mulai ada perbedaan-perbedaan yang membuat bertengkar, saling menuntut, dua hati mulai terpisah, tidak kompak. Mulai saling menyalahkan, seperti Adam yang mengatakan: Kej 3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Inilah saat-saat keluarga kehilangan Firdausnya, mulai dijauhkan satu sama lain dan jauh dengan Allah. Saat inilah kekudusan keluarga mulai dirusak.
- HAL-HAL YANG MENJAUHKAN SUAMI-ISTRI & TUHAN:
- Latar belakang keluarga (Sharon Wegscheider-Cruse, dalam buku: Another Chance: Hope and Health for the Alcoholic Family). Suami maupun istri dibesarkan di keluarga masing-masing dengan kebiasaan, nilai-nilai, sikap tertentu. Nah, kebiasaan, nilai-nilai maupun sikap hidup tertentu ini dibawa dalam hidup berkeluarga bersama sebagai suami istri. Bila tidak saling memahami, itu semua bisa menjadi sumber pertentangan.
- Tipe kepribadian. Myers-Briggs membagi karakter orang menjadi 4 macam: penolong, perencana, pemikir, pendobrak (Myers-Briggs, Personality types). Bandingkan dengan pembagian ini: sanguinis (pendobrak), koleris (perencana), melankolis (pemikir), plegmatis (penolong). Nah perbedaan karakter ini bila tidak dimengerti satu sama lain, bisa menjadi sumber pertentangan suami isteri.
- Perbedaan kebutuhan pria & wanita dalam buku “His Needs Her Needs – Building Affair-Proof Marriage” oleh Willard Harley Jr. Dari penelitiannya, Willard Harley Jr. menyimpulkan bahwa kebutuhan pria dan wanita itu berbeda. Kebutuhan wanitaa: affection/ afeksi, conversation/ percakapan, honesty & opennes/ jujur & terbuka, financial support/ dukungan keuangan, family commitment/ komitmen terhadap keluarga. Sedangkan kebutuhan pria: sexual fulfillment/ pemenuhan kebutuhan seks, recreational companionship/ teman rekrekasi, attractiveness of spouse/ pasangan yang menarik, domestic support/ dukungan dari dalam, admiration/ dikagumi/ dibanggakan. Perbedaan kebutuhan ini bila tidak dimengerti oleh pasangan, maka bisa menyebabkan pertengkaran
- Moralitas: ketulusan, kejujuran, komitmen, iman. Bila 4 hal ini tidak ada, maka keluarga bisa pecah, kekudusan berantakan.
- MEMBANGUN KEKUDUSAN KELUARGA, BERARTI MEMBANGUN KESATUAN HATI SUAMI – ISTRI & TUHAN. USAHA-USAHA YANG BISA DILAKSANAKAN ADALAH:
Pertama: MENJAGA KESATUAN HATI SUAMI ISTERI DENGAN DIALOG HATI DAN DOA: menyediakan waktu untuk dialog hati dengan pasangan.
Butuh keterbukaan, kejujuran, kesiapan hati untuk mendengarkan.
Buah yang diharapkan: Makin mengenal sebagai pasangan: apa yang dirasakan, dipikirkan, diharapkan. Pengampunan satu sama lain. Penyesuaian satu sama lain: mengubah diri, tobat. Semua perjuangan ini selalu dibawa ke dalam doa pasangan di hadapan Tuhan.
Kedua: MENJAGA SUASANA GEMBIRA & HANGAT DALAM KELUARGA, dengan:
Kata-kata peneguhan: pujian, dukungan, penghiburan – tulus; Saat-saat santai bersama
Perhatian & tanggap kebutuhan pasangan: bantuan, ringankan beban
Relasi seksual yang hangat: sapaan hati, sentuhan kemesraan.
ME membantu pasutri untuk membangun kesatuan hati ini dengan dialog, membangun suasana hangat dalam keluarga, dan kesatuannya dengan Tuhan. ME membantu membangun kekudusan keluarga.