100 Peserta Jamnas SEKAMI Serbu Wisma Salam untuk Belajar Media Digital

Twitter
WhatsApp
Email
Salam, 6 Juli 2023, Hari ketiga rangkaian Jambore Nasional SEKAMI 2023 diawali dengan kegiatan Kunjungan Misioner di 10 tempat yang berbeda. Kunjungan ini dibagi dengan tiga tema

Salam, 6 Juli 2023, Hari ketiga rangkaian Jambore Nasional SEKAMI 2023 diawali dengan kegiatan Kunjungan Misioner di 10 tempat yang berbeda. Kunjungan ini dibagi dengan tiga tema yang berbeda yaitu misi keberagaman agama, misi keragaman budaya, dan misi keragaman lingkungan. Pada kesempatan ini pula, ada 100 Peserta (Bawil St Elizabeth, St Don Bosko, dan St Yohanes) Jamnas SEKAMI mengunjungi Wisma Salam untuk belajar misi keragaman budaya. Wisma Salam ini beralamat di Jagang Lor, Salam berada pada perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan menggunakan mini bus para peserta berangkat dari Seminari Menengah St. Petrus Kanisius Mertoyudan menuju Wisma Salam. Dengan didampingi oleh Romo Servulus Juanda, Romo Patris, dan Sr. Dionisia para peserta akan mendapat pengalaman bertema budaya digital di Wisma Salam.

Sesampainya di Wisma Salam seluruh peserta mendengarkan sejarah Wisma Salam yang dipandu oleh Romo Heribertus Budi Purwantoro, Pr. Romo Budi menjelaskan dulu, Wisma Salam yang dijuluki ‘seminari awam’ ini didirikan oleh Romo YB. Mangunwijaya pada tahun 1975. Pembangunan Wisma Salam sendiri digunakan untuk memfasilitasi pendampingan serta pembenihan awam agar dapat tumbuh untuk mendukung partoral Gereja Keuskupan Agung Semarang. Dalam perkembangannya, Wisma Salam banyak digunakan untuk tempat pembinaan bagi Orang Muda Katolik (OMK) dan saat ini digunakan juga oleh Unit Pengembangan Pastoral Kaum Muda Keuskupan Agung Semarang untuk mengembangkan program-program kegiatan pastoral bagi kaum muda.

Setelah selesai berkeliling di Wisma Salam peserta menuju aula Paroki Salam untuk mendapatkan literasi media digital bersama Priscilia Panti Meyrina dari Unit Pengembangan Pastoral Komunikasi Keuskupan Agung Semarang. Dalam sesi literasi ini, kak Panti memberikan survey kecil-kecilan tentang ‘Aku dalam Bersosial Media’ lalu dilanjutkan dengan materi ‘Aman Bermedia Sosial’.

Materi ‘Aman Bermedia Sosial’ ini diberikan karena kondisi media sosial dirasa cukup tidak aman bagi penggunanya jika para pengguna tidak bijak dalam bermedia. Para peserta menyimak dan cukup aktif selama sesi. Dalam materi ini kak Panti mengajak para peserta untuk tidak melakukan bullying, bijak, dan beretika Ketika menggunakan media sosial. Dan para peserta berkomitmen untuk melakukan hal ini, untuk masa depan para peserta yang lebih baik.

Salam Literasi Media!