Training of Trainers (TOT) Discovery Program Komisi Keluarga Kevikepan Semarang

Twitter
WhatsApp
Email

Minggu, 12 Mei 2024 diselenggarakan kegiatan Training of Trainers (TOT) Discovery Program di Pusat Pastoral Keluarga Jl. Guntur No. 20 Semarang. Acara ini dipandu oleh narasumber Rm. Alexander Erwin Santoso, MSF.

Peserta TOT ini adalah para pasutri yang akan menjadi fasilitator (sharebearer) dalam pendampingan calon pasangan suami istri. Beberapa paroki percontohan mengirimkan 5 pasutri tiap paroki. Ketiga paroki yang menjadi peserta yakni Karangpanas, Bongsari, dan Sendangguwo. Percontohan ini merupakan representatif dari paroki karya imam diosesan, Serikat Yesus, dan MSF. Program Discovery ini dirancang khusus untuk membantu pasangan muda-mudi yang sedang berpacaran serius atau yang sedang mempersiapkan perkawinannya, dengan tujuan agar mereka dapat saling mengenal diri dan pasangan lebih dalam sebelum memasuki jenjang pernikahan.

Peserta TOT diajak untuk belajar bersama dan melakukan role-play mengenai lima sesi utama dalam program Discovery,

Program ini awalnya dirancang oleh Romo (Alm) Mark Vanden Berghe, CICM dengan moto yang sangat kuat: “SELAMATKAN PERNIKAHAN ANDA, SEBELUM PERNIKAHAN DIMULAI”. Filosofi ini menekankan pentingnya kesiapan dan pemahaman yang mendalam antara pasangan sebelum memulai kehidupan pernikahan.

Selama kegiatan, peserta TOT diajak untuk belajar bersama dan melakukan role-play mengenai lima sesi utama dalam program Discovery, yaitu: Cinta Sejati, Penemuan Diri, Harapan-harapan, Komunikasi, dan Seksualitas. Sesi-sesi ini dirancang untuk memberikan panduan praktis dan mendalam kepada pasangan dalam mengelola hubungan mereka dengan lebih baik. Program Discovery diharapkan dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu pasangan muda mempersiapkan diri mereka secara matang sebelum memasuki kehidupan pernikahan, sehingga dapat menciptakan pernikahan yang harmonis dan bahagia.

Peserta terlihat antusias dalam mengikuti setiap sesi, terutama saat melakukan role-play yang membantu mereka mempraktikkan situasi nyata. Metode ini sangat efektif dalam memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada peserta. Kegiatan ditutup dengan Misa. (Bayu-Komkel)