Temu Ekumene Remaja se-Kevikepan Semarang

Twitter
WhatsApp
Email
Pada Hari Sabtu, tanggal 27 Januari 2024, bertempat di aula Paroki Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus Bongsari dilangsungkan kegiatan Temu Ekumene bagi para remaja dengan tema “My Bestie in Christ". Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari gelar Pekan Doa Sedunia 2024 yang sudah dilangsungkan pada tanggal 18-26 Januari 2024.

Semarang – Pada Hari Sabtu, tanggal 27 Januari 2024, bertempat di aula Paroki Santa Theresia Kanak-Kanak Yesus Bongsari dilangsungkan kegiatan Temu Ekumene bagi para remaja dengan tema “My Bestie in Christ”. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari gelar Pekan Doa Sedunia 2024 yang sudah dilangsungkan pada tanggal 18-26 Januari 2024. Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Kevikepan Semarang bekerjasama dengan Persekutuan Gereja-Gereja Kristen Kota Semarang (PGKS) menyelenggarakan kegiatan agar remaja antara Katolik dan Kristen sudah mulai terbiasa dengan gerak ekumene.

Pendeta Rahmat saat membuka acara Temu Ekumene Remaja (dok. Komsos Bongsari)

Temu Ekumene bagi para Remaja ini, dibuka langsung oleh ketua PGKS Kota Semarang Bapak Pendeta Rahmat Paska Rajagukguk dan Romo E. Didik Chahyono Widyatama SJ selaku ketua Komisi HAK. Pertemuan ini juga didampingi oleh Romo Ambrosius Heri Krismawanto, Pr. dan Pendeta Christnadi P H. Kegiatan Temu Ekumene bagi para remaja ini dihadiri dan dimeriahkan sekitar 85-an remaja baik Katolik maupun Kristen dari berbagai gereja. Ada dari Gereja Kristen Gereformed, GKI Purwodadi, Gereja Kristen Alfa Omega, GKJ Induk dan Gereja Kristen Isa Almasih. Sedangkan dari Gereja Katolik hadir dari Bongsari, Gedangan, Lampersari, Tegalrejo, BSB, Salatiga, Kudus, Semarang Indah hingga Randusari.

Saat Romo Heri menjelaskan tentang Doa Rosario (dok. Komsos Bongsari)

Temu Ekumene bagi para remaja menjadi tempat saling berbagi pengalaman dan saling memahami antara Iman Katolik dan Iman Kristen Protestan yang terdiri dari berbagai denominasi. Kadang, mereka tergelitik saling bertanya pertanyaan yang sederhana mengenai tradisi dan doa, serta beberapa cara pandang teologi yang berbeda. Salah satu yang mengemuka adalah mengenai Doa kepada Bunda Maria dan sistem hirarki. Namun, dalam kegiatan Temu Ekumene ini mereka menemukan kesatuan sebagai uamt Kristen tentang kesatuaan Gereja-Gereja yang Beriman akan Kristus, walaupun dengan berbagai macam ragam perbedaan cara dan penghayatannya.

Harapannya, kegiatan seperti ini akan tetap dilangsungkan  sebagai buah dari semangat ekumenis yang telah dibawa dari gema Pekan Doa Sedunia. (Pur)