Atmodirono – Gereja Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan menggelar kegiatan Sunat Gratis bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Kegiatan yang digelar pada Sabtu pagi (5/7/2025) ini dilaksanakan oleh Tim Pelayanan (Timpel) Kesehatan Bidang Pelayanan Kemasyarakatan paroki, bekerja sama dengan Klinik Lina Medika Wonosari Semarang.

Sebanyak 15 anak dari berbagai latar belakang agama menjadi peserta dalam kegiatan sosial perdana ini. “Sunat Gratis ini memang kegiatan baru bagi Paroki Atmodirono. Kami memulai dengan kuota 15 anak, ke depannya tentu akan ditambah. Dari peserta ini, tidak semuanya Katolik, ada juga yang Muslim,” ujar Antonius Ariska Hartono Saputro, Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Paroki Atmodirono.
Setiap anak yang disunat tidak hanya mendapatkan layanan kesehatan tanpa biaya, tetapi juga menerima kenang-kenangan berupa goodie bag berisi uang tunai Rp100.000, sarung, tas selempang, alat tulis, dan tumbler.
Sarat Toleransi

Untuk memberikan kenyamanan dan mengurangi ketegangan anak-anak, dokter Yuli Kusuma Wardhana, dokter pelaksana dari Klinik Lina Medika, memutar film kartun selama proses menunggu. Dokter Yuli yang seorang Muslim menyatakan dukungannya terhadap kegiatan lintas iman ini. “Anak-anak yang kami sunat berasal dari beragam agama. Ini bentuk toleransi yang luar biasa,” ungkapnya.
Proses sunat dilakukan dengan sistem laser, dibantu oleh seorang apoteker dan empat tenaga medis di ruang praktek paroki yang telah disiapkan.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para orangtua. Eleonora Diah Wahyuningrum, ibu dari Yohanes Aji Pamungkas, mengaku sangat terbantu. “Anak saya memang sudah lama ingin disunat, tapi kami kesulitan biaya. Syukur ada kegiatan ini,” tuturnya. Hal serupa diungkapkan seorang ibu Muslim Siti Latif. “Kami sangat bersyukur, karena biaya sunat bisa dialihkan untuk keperluan sekolah anak,” ujar ibu dari Tegar Rahmattulah.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat solidaritas dan kasih tidak mengenal sekat agama, melainkan terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan. (BD Elwin)