Paroki Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan menyelenggarakan seminar bertajuk Bertemu dan Menyapa untuk para prodiakon dengan menghadirkan narasumber Romo Prof. Dr. Emanuel Pranawa Dhatu Martasudjita di dalam ruang gereja, Minggu 6 Juli 2025. Acara yang berlangsung dari mulai pukul 10.00 hingga 13.00 WIB ini diikuti oleh sekitar 50 peserta.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian acara memperingati lustrum pertama paroki. Seminar ini menandai momentum penting para prodiakon dalam memperkuat komitmen pelayanan dalam liturgi dan pewartaan.

Seminar ini bertujuan untuk membangun semangat dan komitmen para prodiakon dalam mempersiapkan diri menuju pelayanan yang prima. Selain itu, seminar ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan motivasi dalam melayani dengan sepenuh hati.
Mengutip kata-kata Paus Fransiskus, Romo yang akrab dipanggil Romo Marta ini mengatakan, “Kata pertama yang ingin saya ucapkan adalah sukacita. Jangan menjadi manusia yang sedih: seorang kristiani tidak dapat sedih. Jangan membiarkan dirimu jatuh pada keputusasaan. Yang kita miliki bukanlah sukacita, karena mempunyai begitu banyak harta milik, tetapi karena telah berjumpa dengan seorang Pribadi: Yesus yang hadir di tengah kita.”
“Sukacita lahir dari pengalaman mengetahui bahwa bersama-Nya kita tidak pernah sendiri, bahkan pada saat-saat yang sulit, atau ketika perjalanan hidup kita banyak menghadapi rintangan dan masalah yang sepertinya tidak dapat diatasi, dan itu bisa banyak sekali.”
Lebih lanjut Romo Marta yang menjabat Guru Besar dalam Bidang Teologia di Universitas Sanata Dharma ini menjelaskan, ekaristi sumber kekuatan pelayanan prodiakon. Dalam perspektif iman kita, kerinduan akan kebahagiaan, sukacita, dan damai sejahtera hanya terpenuhi dalam perjumpaan dengan Kristus. Mengapa? Karena dalam Kristus kita mengalami kasih Allah yang nyata. Di mana atau kapan kita dapat menjumpai Kristus Sang Sumber Sukacita kita? Jawabannya ada dalam perayaan ekaristi.
Romo Marta juga mengatakan tugas resmi prodiakon yang pertama, membantu menerimakan komuni dalam misa, di luar misa tugasnya mengirim komuni dalam rangka ibadat sabda, khususnya hari Minggu. Yang kedua, melaksanakan tugas lain yang diberikan pastor paroki: memimpin ibadat sabda dengan homili, ibadat berkat/sakramentali dan devosi.

Romo Paroki-Romo Agustinus Tejo Kusumantono ketika diminta tanggapannya dengan adanya seminar ini mengatakan, bagaimana kita punya kerinduan, bukan perkara salah atau tidak, tetapi kita harus belajar lebih banyak, sehingga menjadi pribadi yang bisa bersikap pastoral.
“Bukan masalah salah dan benar, namun proses belajar yang kita kehendaki harus jalan. Orang bisa diterima pengalamannya, menjadi pribadi yang bisa menerima pengalaman orang lain, “tutur Romo Tejo.

Clementine Roesiani (Komsos Macanan)