Semangat 70 Tahun Paroki Kebon Dalem: Lomba Pingpong Antar Paroki Jadi Ruang Pertemuan, Persahabatan, dan Sukacita

Twitter
WhatsApp
Email
Gelak tawa, semangat sportivitas, dan sorak sorai pendukung terdengar bersahutan sejak pagi hingga senja di kompleks olahraga pingpong Gedung Eks SMP Kebon Dalem, Minggu, 7 Desember 2025.

Kebon Dalem – Gelak tawa, semangat sportivitas, dan sorak sorai pendukung terdengar bersahutan sejak pagi hingga senja di kompleks olahraga pingpong Gedung Eks SMP Kebon Dalem, Minggu, 7 Desember 2025. Dalam rangka memperingati perjalanan 70 tahun Paroki Santo Franciscus Xaverius Kebon Dalem, Tim Pelayanan Olahraga menginisiasi Kejuaraan Pingpong Antar Paroki, sebuah kegiatan yang bukan hanya menonjolkan sisi kompetitif, tetapi juga merayakan kebersamaan antarumat.

Acara ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan besar ulang tahun paroki yang mengusung semangat kolaborasi, pembaruan, dan Gereja yang semakin ramah bagi siapa pun. Dari pagi hari, para peserta, official, serta pendukung dari berbagai paroki mulai berdatangan dengan penuh antusias. Aroma persahabatan tercampur apik dengan tensi kompetisi yang hangat.

Registrasi ulang para peserta kejuaraan Pingpong

Sebanyak 14 tim dari berbagai wilayah Kevikepan Semarang mengambil bagian. Nama-nama paroki seperti BSB, Krapyak, Tanah Mas, Sendangguwo, Sambiroto, Karangpanas, Ungaran, Bongsari, Kartasura (Kevikepan Surakarta), dan tuan rumah Kebon Dalem berbaris sebagai bagian dari turnamen ini. Dengan format beregu, dua pasangan ganda putra dan satu pasangan ganda campuran, laga demi laga menjadi semakin dinamis dan menarik untuk disaksikan.

Romo Vikep (kemeja merah) saat membuka kejuaraan Pingpong di Paroki Kebon Dalem

Romo J.B. Rudy Hardono, Pr., selaku Vikep Semarang, secara resmi membuka kejuaraan ini. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa olahraga dapat menjadi jembatan persatuan umat lintas paroki. “Bukan hanya kompetisi, tetapi yang lebih penting adalah ruang perjumpaan. Semoga kegiatan ini bisa semakin mempererat tali persaudaraan lintas paroki, dan bahkan lintas Kevikepan. Mudah-mudahan turnamen ini menjadi tradisi yang terus bergulir dari satu paroki ke paroki lain,” ungkapnya.

Turnamen dimulai tepat pukul 10.00 WIB. Para peserta tampak tampil penuh konsentrasi. Raut wajah tegang bercampur senyum akrab terlihat menghiasi lapangan sepanjang pertandingan. Penonton turut memberikan dukungan dengan yel-yel khas paroki masing-masing, menambah nuansa semarak yang membuat suasana pertandingan penuh energi, namun tetap bersaudara.
Setelah fase penyisihan grup, para juara grup dan runner-up melanjutkan kompetisi ke sistem gugur. Pertandingan semakin sengit di babak semifinal, hingga akhirnya turnamen menghasilkan para pemenang:

  • Juara I: Paroki Kartasura
  • Juara II: Paroki BSB
  • Juara III: Paroki Kebon Dalem
  • Juara IV: Paroki Tanah Mas
Tim dari Paroki Kebon Dalem yang meraih Juara 3

Sebagai tuan rumah, Paroki Kebon Dalem menurunkan formasi pemain: Arif, C Chen, Susanti, Bintoro, Andi Heru, Romo Wito, Tanto, Haryanto, Yopi, dan Aswin. Selain menjadi ruang rekreasi dan kompetisi, kegiatan ini juga mengandung makna pastoral yang lebih mendalam. Pastor Paroki Kebon Dalem, Romo Yustinus Slamet Witokaryono, Pr., menegaskan bahwa olahraga adalah salah satu sarana Gereja untuk hadir secara inklusif di tengah umat. “Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menegaskan bahwa Gereja bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga ruang hidup komunitas. Gereja terbuka berarti Gereja yang bisa menjadi rumah untuk siapa pun—baik dalam doa, kegiatan pastoral, maupun kegiatan olahraga,” katanya.

Turnamen ditutup pada pukul 18.00 WIB dengan penyerahan hadiah, foto bersama, dan ucapan selamat dari seluruh peserta. Meski lelah tampak di wajah para pemain, kegembiraan dan rasa bangga jauh lebih terlihat.

Kejuaraan pingpong ini membuktikan bahwa kegiatan sederhana dapat menghadirkan dampak besar: mempererat persaudaraan, menciptakan ruang perjumpaan antarumat, dan memperbarui wajah Gereja-bukan hanya dalam bangunan, tetapi juga dalam relasi.