Rekoleksi Keluarga Paroki TDGY Macanan: Keluarga Sebagai Lokus dan Pusat Pendidikan Iman

Twitter
WhatsApp
Email

Paroki Macanan – Masih dalam rangkaian kegiatan Lustrum 1, Paroki Tyas Dalem Gusti Yesus (TDGY) Macanan menyelenggarakan Rekoleksi Keluarga dengan mengusung tema “Keluarga Lokus dan Pusat Pendidikan” pada Minggu, 3 Agustus 2025 pukul 10.00 – 13.00 WIB dengan dihadiri kurang lebih 250 peserta yang terdiri dari para bapak dan ibu (orangtua).

Romo Paroki Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan, Romo Agustinus Tejo Kusumantono saat memberikan sambutan dalam acara rekoleksi keluarga

Dalam sambutannya, Romo Paroki, Romo Agustinus Tejo Kusumantono menekankan, ada hal-hal yang dapat mengikis produksi cinta dan kesetiaan kita karena tugas-tugas di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga tanpa kita sadari bersama, kita menuntut berkat Allah yang selalu mau Dia alirkan di dalam setiap peristiwa kehidupan kita.

Rekoleksi yang dimoderatori oleh Wakil Ketua Komisi Keluarga Kevikepan Yogyakarta Timur, Yoseph Edy Setyoharjo berjalan dengan penuh semangat. Moderator juga mengucapkan terima kasih kepada Romo dan peserta rekoleksi, karena melibatkan dirinya dalam acara lustrum 1 Paroki Macanan. “Kita berbahagia karena mempunyai gembala yang lucu. Gereja menjadi hidup dan imannya menjadi produktif. Semoga lustrum 1 ini menjadi tonggak umtuk perkembangam iman di Paroki Macanan.”

Pembicara rekoleksi keluarga, Romo Fransiscus Anggras Prijatno, MSF saat memaparkan pendidikan iman anak adalah tanggung jawab keluarga

Adapun pembicara rekoleksi keluarga adalah Romo Fransiscus Anggras Prijatno, MSF – yang juga Ketua Komisi Keluarga Kevikepan Yogyakarta Timur. Romo Anggras menegaskan, pendidikan iman anak adalah tanggung jawab keluarga. Orangtua adalah pendidik iman yang utama. Jadi, dalam pendidikan iman, keluarga adalah pusatnya.

“Ketika saya diminta menjadi Ketua Komisi Keluarga Kevikepan Yogyakarta Timur, Romo Vikep Yogyakarta Timur, Romo Adrianus Maradiyo berpesan pada saya ‘tolong nanti ketika Romo memberikan pembekalan kepada keluarga-keluarga Katolik di kevikepan Yogyakarta Timur untuk mengembalikan lagi Tuhan di tengah-tengah keluarga’. Karena keluarga-keluarga Katolik sekarang ini jarang berdoa bersama.”

“Ada ungkapan bahasa Latin Nemo dat quod non habet yang artinya, kita memberi dari apa yang kita punya. Anak pertama-tama mendapat sesuatu dari keluarga. Kalau orangtuanya punya doa, maka doa inilah yang akan diberikan keluarga kepada anak. Kalau keluarga punya cinta, maka cinta itulah yang akan diberikan kepada anak, “terang Romo Anggras.

“Pendidikan anak adalah panggilan orangtua. Ingatkan keluarga-keluarga muda untuk sesegera mungkin membaptis anaknya. Karena baptisan adalah gerbang awal dari keselamatan. Dengan dibaptis, anak-anak akan menjadi anak-anak Allah. Konsekuensi menjadi anak-anak Allah, dihapus dari dosa asal dan menjadi anggota gereja. Jangan menunda keselamatan, sebab kita tidak tahu kapan saat kematian datang.”

Lebih lanjut Romo Anggras berpesan, buatlah rumah menjadi tempat doa, di mana keluarga memiliki waktu untuk berdoa bersama; sehingga rumah itu menjadi ecclesia domestica atau gereja kecil. Tantangannya: kembalikan lagi Tuhan di tengah-tengah keluarga.

“Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan beriman kita. Doa pribadi itu bagus dan kembangkan, tapi jangan berhenti di pribadi, kembangkan bersama dalam keluarga, suami istri, anak-anak. Yakinkan pada anak, ekaristi adalah kekuatan kita. Lakukan sejak dini, karena itu membiasakan dan mempersiapkan anak untuk menjadikan Yesus sebagai pusat hidup.”

“Setelah keluarga, komunitas gerejawi kita temukan dalam lingkungan. Dalam lingkungan kita berjumpa dengan teman-teman seiman. Di situ bisa saling menguatkan satu sama lain dan juga menemukan komunitas. Ada banyak kelompok-kelompok pendampingan anak dalam kehidupan menggereja, seperti sekolah minggu, misdinar, Ikatan Pelajar Katolik.”

“Memperkenalkan anak kepada kelompok-kelompok pendampingan dalam gereja berarti mengikutsertakan gereja dalam pendampingan dan pendidikan iman anak serta sekaligus memperkenalkan anak dengan kehidupan menggereja. Dorongan orangtua terhadap anak dalam kehidupan menggereja dapat dilakukan dengan: memperkenalkan kelompok-kelompok pendampingan anak melalui cerita, mendorong untuk bergabung, mengantar dan menjemput anak dalam tiap kegiatan, “tutur Romo Anggras mengakhiri.

Clementine Roesiani (Komsos Macanan)

Berita Terkini

Masih dalam rangkaian kegiatan Lustrum 1, Paroki Tyas Dalem Gusti Yesus (TDGY) Macanan menyelenggarakan Rekoleksi Keluarga dengan mengusung tema "Keluarga Lokus dan Pusat Pendidikan" pada Minggu, 3 Agustus 2025 pukul 10.00 - 13.00 WIB dengan dihadiri kurang lebih 250 peserta yang terdiri dari para bapak dan ibu (orangtua).

Berita Rayon