Rayakan HUT RI, 140 Remaja Hadiri Temu Lintas Agama

Twitter
WhatsApp
Email
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Kevikepan Semarang mengadakan temu remaja lintas agama dan kepercayaan, Minggu 18 Agustus 2024. Perjumpaan remaja lintas agama dan kepercayaan ini diikuti 140 peserta dan dilaksanakan di Pusdiklat Buddhis Bodhidharma Pakopen Bandungan, dan Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA).

Semarang – Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Kevikepan Semarang mengadakan temu remaja lintas agama dan kepercayaan, Minggu 18 Agustus 2024. Perjumpaan remaja lintas agama dan kepercayaan ini diikuti 140 peserta dan dilaksanakan di Pusdiklat Buddhis Bodhidharma Pakopen Bandungan, dan Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA). Transportasi peserta menggunakan 3 armada bus Brimob dan Polda Jawa Tengah.

Di taman patung Maria Assumpta GMKA peserta beristirahat dan mengadakan permainan keakraban. (dok panitia)

Mengawali acara perjumpaan itu, peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan penghormatan pada bendera merah putih di Pusdiklat Buddhis Bodhidharma. Selanjutnya, peserta berkesempatan mendengarkan pengetahuan tentang Budha Mahayana dan Bodhidharma. Mereka pun berkesempatan bertanya tentang seluk beluk agama Budha, seperti misalnya tentang kelahiran kembali, perbedaan aliran-aliran Budha, dan sebagainya. Acara berikutnya dilanjutkan di Gua Maria Kerep Ambarawa. Dengan menggunakan fasilitas taman luar dekat Patung Bunda Maria Assumpta yang tinggi dan besar itu, para peserta bersantap siang dan mengadakan permainan keakraban.

Remaja dari berbagai agama kumpul bersama untuk membangun kerja sama sejak dini agar dapat membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

Pada kesempatan itu, Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, selaku Ketua Komisi HAK Kevikepan Semarang mengungkapkan, ”Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diperoleh ini harus dijaga dengan sungguh-sungguh. Remaja lintas agama dan kepercayaan perlu membangun kerja sama sejak dini agar dapat membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Kebersamaan sebagai saudara perlu ditanamkan sejak dini agar tidak mudah tercerai-berai karena provokasi yang memecah belah anak bangsa.”

Tim komisi HAK Kevikepan Semarang bersama Romo Didik SJ dan salah satu bhiksu di Pusdiklat Buddhis Bodhidharma.

Sebelum acara temu remaja ini berakhir, Romo Eduardus Didik SJ mengajak para remaja berkumpul kembali pada September 2024 untuk mengadakan gelar budaya. Para remaja masing-masing komunitas keagamaan dan kepercayaan diharapkan dapat menampilkan kesenian. Temu remaja tersebut dihadiri juga oleh Kiai Muhammad Abdul Qodir pengasuh pondok pesantren Roudhotus Solihin, Pendeta Rahmat Rajagukguk, serta pemuka penghayat kepercayaan Sabdo Dharmo. (BD Elwin)