Atmodirono – Suasana halaman parkir Gereja Katolik Keluarga Kudus Atmodirono, Semarang, mendadak berubah menjadi semarak dan riuh pada Sabtu (4/10) pagi. Sekitar 75 hewan peliharaan dari berbagai jenis memenuhi area parkir untuk mengikuti Ibadat Fauna, sebuah tradisi pemberkatan hewan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Santo Fransiskus dari Asisi, santo pelindung para pecinta semesta alam.

Ibadat yang dipimpin oleh Vikaris Paroki Atmodirono, Romo Thomas Aquinas Koconegoro, MSF itu diwarnai keceriaan para pemilik hewan. Mayoritas peserta membawa anjing, sementara beberapa lainnya tampak membawa burung, kura-kura, dan hewan kecil lainnya. Tak heran jika suara “guk guk” mendominasi sepanjang acara berlangsung.

Puncak perayaan terjadi saat satu per satu hewan diberkati oleh imam. Dalam formasi rapi seperti penerimaan komuni, setiap pemilik maju bersama peliharaannya untuk menyebutkan nama hewan di hadapan imam sebelum menerima percikan air suci.
Dalam homilinya, Romo Koconegoro mengingatkan pentingnya tanggung jawab manusia terhadap makhluk ciptaan Tuhan.
“Hari ini kita memohon berkat bagi peliharaan kita sebagai simbol kasih Allah kepada seluruh ciptaan. Tanda syukur itu kita wujudkan dengan merawat hewan peliharaan dengan sepenuh hati,” ujarnya.
Ia menegaskan, manusia dipanggil bukan untuk menguasai, melainkan merawat dan menjaga kehidupan. “Peliharaan mengajarkan kita tentang kesetiaan dan tanggung jawab,” tambahnya.
Sementara itu, Romo Yusup ‘Nano’ Sunarno, MSF, Pastor Paroki Atmodirono, mengatakan bahwa ibadat ini menjadi bentuk nyata cinta Gereja terhadap alam.
“Santo Fransiskus mengajarkan kita untuk memandang seluruh ciptaan sebagai saudara—ada saudara matahari, saudara air, saudara anjing. Kita hidup di bumi yang sama, dan tugas kita adalah melestarikannya,” tuturnya.

Romo Nano yang turut hadir bersama burung Jalak Putih kesayangannya menegaskan, kegiatan ini menjadi simbol syukur dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Ibadat Fauna yang digelar setiap tahun ini tidak hanya mempererat hubungan antara manusia dan hewan peliharaannya, tetapi juga mengingatkan umat akan panggilan untuk mencintai alam semesta—seperti yang diwariskan oleh Santo Fransiskus dari Asisi. (BD Elwin)