Prosesi Peletakan Batu Pertama Patung Romo Chang Tandai Awal Pembangunan Sculpture Memorial Tokoh Pendiri Sekolah Theresiana

Twitter
WhatsApp
Email
Dalam rangka menyambut Pesta Peringatan 75 Tahun Sekolah Theresiana (1950–2025), sebuah prosesi sakral dan penuh makna telah dilangsungkan pada Selasa pagi (10/6) berupa Ibadat Sabda dan Prosesi Peletakan Batu Pertama Patung Sculpture Romo Rochus Chang Peng Tu, Pr., sosok pendiri dan direktur pertama Sekolah Theresiana.

Semarang – Dalam rangka menyambut Pesta Peringatan 75 Tahun Sekolah Theresiana (1950–2025), sebuah prosesi sakral dan penuh makna telah dilangsungkan pada Selasa pagi (10/6) berupa Ibadat Sabda dan Prosesi Peletakan Batu Pertama Patung Sculpture Romo Rochus Chang Peng Tu, Pr., sosok pendiri dan direktur pertama Sekolah Theresiana. Sekolah-sekolah Theresiana Yayasan Bernadus merupakan salah satu sekolah dibawah naungan Keuskupan Agung Semarang (KAS).

Romo Rochus Chang Peng Tu, Pr. adalah figur penting dalam sejarah pendidikan Katolik di Semarang, khususnya dalam merintis karya pendidikan bagi komunitas Tionghoa Katolik pasca-kemerdekaan. Pada tahun 1950, beliau bersama Romo Simon Beekman, SJ. memprakarsai pendirian Sekolah Theresiana sebagai bentuk pelayanan pastoral dalam bidang pendidikan. Dalam keterbatasan masa itu, Romo Chang menunjukkan komitmen dan ketekunan luar biasa untuk membangun lembaga pendidikan Katolik yang inklusif dan berakar kuat. Ia tidak hanya meletakkan fondasi di dalam Kota Semarang, tetapi juga memperluas pelayanan pendidikan ke daerah-daerah lain di Jawa Tengah.

Sebagai direktur pertama Sekolah Theresiana, beliau dikenang sebagai pribadi sederhana, penuh kasih, dan visioner dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Semangat pastoral dan keteladanan beliau menjadi warisan spiritual yang hingga kini dihidupi oleh seluruh Theresian – sebutan bagi keluarga besar Sekolah Theresiana.

Romo Singgih didampingi Frater Seto memimpin Ibadat Sabda peletakan batu pertama

Ibadat Sabda dipimpin oleh Romo Dr. Bernadus Singgih Guritno, Pr., didampingi oleh Frater Vergilius Seto Adi Purwono. Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan sekolah dari unit-unit Sekolah Theresiana dalam Kota Semarang, staf Direktorat Sekolah Theresiana, serta perwakilan dari Yayasan KETNA (Keluarga Eks-Theresiana) selaku penggagas pembangunan patung ini.

Simbolis peletakan batu pertama

Prosesi dimulai pukul 08.00 WIB di halaman SD Theresiana 02 Semarang, tempat di mana batu pertama diletakkan sebagai simbol dimulainya pembangunan sculpture. Patung ini akan dibangun secara permanen di area pos satpam kompleks SD Theresiana 02.

Dalam homilinya, Romo Singgih menyampaikan harapan agar kehadiran patung ini bukan sekadar elemen arsitektural semata, tetapi menjadi simbol pengingat yang hidup, “Semoga patung Romo Chang ini bukan hanya menjadi bangunan yang indah saja, tetapi senantiasa mengingatkan sekaligus menghadirkan kembali komitmen dan semangat kita untuk Theresiana.”

Ia juga mengajak seluruh hadirin untuk mengambil inspirasi dari nama “Petrus” yang berarti batu, sebagaimana nama paroki tempat sekolah ini berada: “Kita diajak untuk menjadi Petrus, yang adalah batu—untuk menjadi tembok yang kokoh dan melindungi para siswa Theresiana yang dipercayakan kepada kita, agar mereka dapat dengan gembira mengembangkan bakat dan potensi mereka.”

Frater Seto menambahkan bahwa sosok Romo Chang tidak hanya hidup dalam sejarah, tetapi tetap hadir dalam semangat keluarga besar Theresiana, “Sosok Romo Chang ini menjadi teladan dan tetap hidup di hati para Theresian karena perhatiannya terhadap karya pendidikan, secara khusus bagi masyarakat Tionghoa. Beliau, dengan segala keterbatasan yang ada, mampu mengembangkan sekolah, baik di dalam kota maupun hingga ke daerah-daerah. Semangat Romo Chang inilah yang harapannya menjiwai semua Theresian melalui patung sculpture yang dibangun ini.”

“Patung ini akan menjadi penanda sejarah, sekaligus pengingat bagi generasi penerus bahwa Sekolah Theresiana dibangun di atas semangat pelayanan dan keteladanan,” ungkap Handojo Halim Santoso, perwakilan dari Yayasan KETNA dalam sambutannya.

Proses pembangunan sculpture ini ditargetkan selesai pada 1 Oktober 2025, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Sekolah Theresiana yang ke-75 tahun. Pada tanggal tersebut, patung akan diberkati secara resmi oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung KAS, dalam rangkaian Perayaan Ekaristi Puncak dan Syukur sebagai bagian dari momentum ulang tahun emas perak sekolah ini.

Dengan semangat “Menghidupi Warisan, Membangun Masa Depan”, Sekolah Theresiana terus mengukuhkan komitmennya untuk menghormati sejarah dan merawat nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi pendidikannya.