Pesta Nama Kapel Kristus Raja Tegalsari Jadi Momentum Perkuat Toleransi Warga

Twitter
WhatsApp
Email
Perayaan pesta nama Kapel Kristus Raja Tegalsari Paroki Keluarga Kudus Atmodirono, Minggu (23/11/25), menjadi sarana memperkuat toleransi antara umat Katolik dan warga Muslim di lingkungan sekitar.

Atmodirono – Perayaan pesta nama Kapel Kristus Raja Tegalsari Paroki Keluarga Kudus Atmodirono, Minggu (23/11/25), menjadi sarana memperkuat toleransi antara umat Katolik dan warga Muslim di lingkungan sekitar. Pengurus kapel menggelar dua kegiatan sosial yang terbuka bagi masyarakat tanpa membedakan latar belakang agama.

Seorang perawat sedang memeriksa kesehatan salah satu warga peserta pengobatan gratis. (Foto Panitia)

Pengobatan gratis digelar sejak pagi dan melayani sekitar 150 warga. Selain umat Katolik, kegiatan ini diikuti warga kampung sekitar dari RT 1–3 RW 06 dan RT 1–3 RW 07. Layanan kesehatan diberikan tim medis RS St. Elisabeth Semarang yang terdiri atas dua dokter dan empat perawat. Beberapa warga menyampaikan manfaatnya, termasuk Suparjilah yang merasa terbantu karena kondisi kesehatannya kurang baik dalam beberapa hari terakhir.

Sejumlah 70 warga muslim berdoa dalam kenduri bagi Kapel Kristus Raja Tegalsari. (Foto Panitia)

Sebagai bentuk penghormatan kepada tetangga muslim, pengurus kapel melanjutkan perayaan dengan kenduri sore hari di gazebo kompleks kapel. Sekitar 70 warga muslim hadir dan acara dipimpin oleh Ustadz Tarmuji. Peserta membawa pulang nasi kenduri serta souvenir berupa handuk bordir “Kapel Kristus Raja Tegalsari”. Kegiatan dihadiri oleh Pastor Paroki Romo Yusup ‘Nano’ Sunarno MSF, pengurus kapel, relawan, para ketua lingkungan wilayah III, ketua wilayah, dan unsur DPPH Paroki Atmodirono.

Romo Nano MSF (Kepala Paroki) dan Bramantyo (Ketua Penguru Kapel) saat memberikan sambutan. (Foto Panitia)

Ketua pengurus kapel, G. Asiadhi Bramantyo, menjelaskan bahwa keterlibatan warga sekitar menjadi komitmen tahunan Kapel Kristus Raja Tegalsari. Tradisi memberi dan berbagi, katanya, menjadi cara menjaga hubungan harmonis karena kapel berada di tengah lingkungan masyarakat kampung.

Romo Thomas Aquinas Koconegoro MSF memimpin Ekaristi pada Sabtu petang dan dihadiri lebih dari 300 umat. (Foto Panitia)

Rangkaian pesta nama dimulai satu hari sebelumnya lewat Perayaan Ekaristi pada Sabtu malam yang dipimpin Romo Thomas Aquinas Koconegoro MSF dan dihadiri lebih dari 300 umat hingga memenuhi pelataran kapel. Perayaan ditutup dengan santap malam bersama, sebagai ungkapan syukur sekaligus bentuk kebersamaan umat. (BD Elwin)