Pelatihan Penulisan dan Fotografi: Bagi Sekretaris Lingkungan Paroki Maria Marganingsih Kalasan

Twitter
WhatsApp
Email


Memahami teknik dasar penulisan dan fotografi menjadi hal yang penting untuk dipahami oleh setiap sekretaris lingkungan terutama dalam hal pelaporan kegiatan lingkungan. Mengapa begitu? karena rincian kegiatan lingkungan yang akan dilaporkan ke keuskupan dan dipublikasikan di artikel akan menjadi lebih jelas dan terperinci sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Maka dari itu, tim KOMSOS Paroki Maria Marganingsih Kalasan mengadakan Pelatihan Penulisan dan Fotografi pada hari Minggu, 16 April 2023 pukul 10.00 WIB di Gereja Maria Marganingsih Kalasan. Terdapat sebanyak 76 sekretaris lingkungan hadir dalam pelatihan ini. Penyampaian materi mengenai penulisan diisi oleh Agustinus Suseno sebagai ketua KOMSOS Kevikepan Jogja Timur dan Yusuf Priyasudiarja sebagai mantan ketua KOMSOS Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Kemudian, penyampaian materi mengenai fotografi diisi oleh Viko sebagai bagian dari KOMSOS Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Kegiatan dibawakan oleh Valentino (Lingk. Petrus Damianus) dan Theresia Sekar (Lingk. Johanes Paulus 2) sebagai Master of Ceremony.

Diawali dengan sambutan dari Christoforus Susanto Prabowo sebagai Ketua Bidang Litbang. Dalam sambutan tersebut, disampaikan bahwa saat ini website paroki menjadi lebih berwarna. Setiap bulannya, website dibaca sejumlah 15.000-20.000 kali.

Agustinus Suseno sebagai ketua KOMSOS Kevikepan Jogja Timur

Kegiatan selanjutnya yaitu penyampaian materi mengenai penulisan oleh ketua KOMSOS Kevikepan Jogja Timur semenjak 2015, Agustinus Suseno. Beliau memulai menjadi penulis karena terpaksa untuk harus bisa menjadi seorang penulis karena dahulu dimintai sebagai penanggung jawab website Paroki Nandan. “Tulisan saya awal itu kalau dibaca seperti seorang pelajar yang baru pertama kali menulis. Namun, saya gigih, saya harus bisa, baca literasi dari tulisan di majalah, majalah yang berbau katolik dan itu membuat saya lebih banyak ilmunya untuk menjadi seorang penulis”, ujar Seno.

Kesulitan dalam menulis menurut Agustinus Suseno adalah memulai sebuah kalimat. Maka dari itu pembahasan materi yang diberikan merupakan solusi dari kesulitan tersebut. Agustinus Suseno menyampaikan bagaimana sebuah berita memiliki kriteria yang baik, yaitu akurat, objektif dan berimbang. Menjabarkan akurasi berita sehingga memiliki kriteria yang baik dibantu dengan formula 5W, 1H (What, Who, Why, When, Where, How) yang mencangkup penjelasan mengenai diadakannya sebuah kegiatan. Dalam membuat berita perlu untuk mencari TOR (Terms of Reference), yaitu penjelasan lengkap dalam bentuk berkas atau dokumen mengenai landasan, tujuan, dan struktur suatu acara; atau proposal kegiatan. Namun, jika TOR tidak ada, cara lainnya yaitu dengan mencari tau siapa saja yang terlibat dalam kegiatan, tujuan dari kegiatan, dan penting juga untuk merekam pembicara, baik dalam bentuk foto maupun audio. Dalam menyimpan foto kegiatan, Agustinus Suseno menyarankan untuk menggunakan Google Foto, sebagaimana aplikasi tersebut dapat meminimalisir penggunaan penyimpanan di handphone. Foto yang disimpan juga dapat diakses oleh semua orang yang diizinkan mengakses. Disarankan juga, dalam mendokumentasikan kegiatan sebaiknya landscape, hindari potrait, karena dokumentasi tersebut akan dipublikasikan melalui artikel.

Yusuf Priyasudiarja mantan ketua KOMSOS Paroki Maria Marganingsih Kalasan

Materi mengenai penulisan dilanjutkan oleh mantan ketua KOMSOS Paroki Maria Marganingsih Kalasan, Yusuf Priyasudiarja. “Saya belajar menulis dengan cara free writing atau menulis bebas. Saya mencoba untuk mengirim ke beberapa platform, syukur ada yang diterima, tidak juga tidak apa-apa, sering ditolaknya dari pada diterimanya”, ujar Yusuf. Yusuf Priyasudiarja menekuni menulis cerpen dengan standar penulisan 800-1200 kata, opini dengan standar penulisan sekitar 1500 kata, koran dengan standar penulisan sekitar 800-1200 kata.

Fokus pembahasan materi yaitu “Mengenal Tips & Trik Menulis Liputan Dinamika Lingkungan”. Menulis liputan menjadi penting sebagai jejak digital yang dapat dibaca dan disaksikan lagi beberapa tahun kedepan. Liputan sebagai wadah untuk menampilkan wajah paroki, sehingga terlihat jika lingkungan mengadakan banyak kegiatan. Dengan begitu, lingkungan lain yang ikut membaca dapat dijadikan inspirasi untuk ditiru. Menulis liputan juga sebagai bentuk apresiasi kepada pengurus, panitia dan juga aktivis. Liputan berguna pula untuk memotivasi umat supaya lebih aktif lagi mengikuti kegiatan. Sebagaimana kegiatan-kegiatan lingkungan ditujukan untuk umat katolik supaya lebih mendalami iman, maka liputan kegiatan juga berguna sebagai pewartaan.

Yusuf Priyasudiarja menyampaikan hal-hal yang penting untuk diketahui seperti nilai berita, pola penulisan berita, hal-hal yang perlu dihindari, kesalahan kebahasaan yang sering terjadi, bagaimana memulai menulis, dari mana menemukan bahan tulisan, cara membuat judul tulisan, cara membuat judul, cara membuat paragraf. Namun, hal yang paling menarik adalah dalam menulis berita, kita harus menyiapkan sebanyak mungkin bahan tulisan dan saat menulis sebaiknya fokus menulis terlebih dahulu, kemudian baru mengedit kesalahan-kesalahan penulisan kata. Hal itu disebabkan karena menulis masuk dalam otak kanan, sedangkan editing masuk dalam otak kiri. Materi Yusuf Priyasudiarja berharap setelah kegiatan ini selesai, bapak ibu sekretaris lingkungan memiliki semangat yang lebih untuk menulis kegiatan di lingkungan dengan minimal penulisan 3 paragraf atau 250 kata. Penyampaian materi penulisan ditutup dengan catatan akhir, “Syarat untuk bisa mahir dalam menulis ada 3 yaitu menulis, menulis dan menulis” (Kuntowijoyo).

Sekretaris lingkungan aktif bertanya pada saat sesi tanya jawab dibuka, dengan bentuk apresiasinya mendapatkan buku dari pemateri. Pertanyaan yang dilontarkan dijawab dengan jelas oleh pemateri. Sesi materi penulisan ditutup dengan pengumuman pemenang berdasarkan 3 kategori. Pertama, lingkungan dengan naskah terbanyak (42 naskah), dengan pemenangnya yaitu dari Lingkungan Maria Purwosari Dongunan. Kedua, lingkungan dengan naskah terpanjang, yaitu dari Lingkungan Santa Maria Sidokerto. Ketiga, lingkungan dengan naskah terbaik, yaitu Lingkungan Santa Theresia Tegal Sari.

Viko KOMSOS Paroki Maria Marganingsih Kalasan

Setelah, penyampaian materi penulisan selesai, dilanjutkan dengan penyampaian materi fotografi. Materi disampaikan oleh Viko sebagai bagian dari KOMSOS Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Seorang mahasiswa yang memiliki hobi dibidang fotografi, karya Viko rata-rata dipublikasikan di instagram KOMSOS dan ia juga pernah menekuni dalam bidang perfilm-an.

Materi disampaikan dengan baik oleh Viko. Pembahasan difokuskan pada poin-poin kenapa ada fotografi, kenapa apa pembekalan ini, serta tujuan dari fotografi. Hal yang ditekankan dalam materi ini yaitu tentang bagaimana komposisi dalam sebuah foto itu sangat penting. Komposisi di sini dapat dideskripsikan sebagai susuan dalam foto sehingga objek dalam foto tersebut lebih terlihat daripada objek yang lain. Mengatur komposisi dapat dibantu dengan fitur grid yang ada dalam aplikasi kamera di handphone.

“Menangkap foto setiap momen yang ada sebanyak mungkin, supaya 5W, 1H itu dapat terpenuhi”, ujar Viko.

Setelah penyampaian materi fotografi selesai, seluruh sekretaris lingkungan diberi kesempatan untuk mengimplementasikan atau merealisasikan teknik-teknik yang sudah disampaikan oleh Viko. Pemenang langsung diumumkan oleh KOMSOS, terdapat dua foto terbaik menurut KOMSOS dengan komposisi yang pas.

Kegiatan pelatihan ini selesai pada pukul 12.41 WIB. Ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Valentino.

“Kesannya, menurut saya acara ini sangat menarik, apalagi dapat menggerakan KOMSOS untuk mengadakan kegiatan positif seperti ini, sekretaris lingkungan jadi lebih paham bagaimana penulisan itu dapat menjadi lebih baik dan bagaimana cara membuat foto lebih bagus sehingga dapat dipublikasikan di artikel. Pesannya, saya berharap kegiatan seperti ini dapat berlanjut, misalnya pelatihan diadakan menjadi lebih menarik lagi” ujar Chatarina Lusi sebagai sekretaris lingkungan Petrus Damianus, wilayah Agatha.

by Yosefa Keisya Luwinta