Weleri – Sabtu siang (21/9) Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang (KAS) melakukan kunjungan pastoral ke Paroki Santo Martinus Weleri. Dalam kunjungannya, beliau mengawalinya dengan mengadakan wawanhati di gedung pertemuan umat Lingkungan Santa Perawan Maria Bunda Penolong Abadi Cepiring, dan pada sore harinya dilangsungkan pemberkatan Gedung Pastoral yang baru saja selesai direnovasi, dan dilanjutkan dengan Misa Penerimaan Sakramen Penguatan kepada 23 umat.
Bapa Uskup yang tiba di Paroki pukul 10.30 disambut oleh beberapa perwakilan anggota Dewan Pastoral Paroki Harian (DPPH) bersama kedua romo, yaitu Romo M. Sapta Margana, Pr., Pastor Paroki Weleri dan Romo V. Kartasudarma, Pr., Vikaris Parokial Weleri, Panitia Renovasi Gedung Pastoran dan Panitia Tahap II. Penyambutan secara sederhana ini dilakukan di Aula Gereja Santo Martinus dengan minum teh bersama, dilanjutkan kunjungan ke Lingkungan Cepiring.
Kunjungan Bapa Uskup yang Pertama Kalinya di Gedung Pertemuan Lingkungan Cepiring
Rencana kunjungan Bapa Uskup ke gedung pertemuan Lingkungan Cepiring sudah diberitahukan sebelumnya oleh panitia, dan hal ini disambut dengan antusias oleh umat Cepiring. Kunjungan ini merupakan yang pertama kalinya. Gedung pertemuan ini dipakai untuk kegiatan peribadatan, mulai dari Misa Lingkungan, renungan dan sarasehan, Doa Rosario, bahkan dipakai oleh warga sekitar untuk pertemuan RT.
Menurut mbah Sunarto, salah satu tokoh umat yang sudah senior, pembangunan gedung pertemuan ini awal mulanya ditentang oleh warga, namun setelah diberi penjelasan bahwa yang dibangun bukan gedung gereja melainkan gedung pertemuan, akhirnya warga bisa menerima bahkan sekarang ini mereka sering menyebutnya sebagai Gereja Katolik dan ikut menggunakannya pada saat warga butuh tempat untuk pertemuan.
Salah satu tokoh umat Cepiring, Ibu Elisabeth Kabur yang dikenal dengan gebrakannya menghidupkan paduan suara umat, sampai terharu meluapkan kegembiraannya atas kunjungan Bapa Uskup. Setelah Indonesia dikunjungi Sri Paus, Lingkungan Cepiring dikunjungi Bapa Uskup.
Benediktus Aur, ketua lingkungan dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa lingkungan Cepiring sebagai lingkungan terjauh dari Paroki Weleri yang berbatasan dengan Paroki Kendal, memiliki umat tidak kurang dari 90 umat dengan 28 KK, dan meskipun lingkungan dengan jumlah umat sedikit, namun dalam berdinamika sangat solid. Hal ini dibuktikan misalnya ketika mendapat tugas koor di gereja, melibatkan seluruh umat dari anak-anak, orang dewasa bahkan yang sudah lansia.
Ketika wawanhati bersama umat Lingkungan Cepiring, Bapa Uskup menyampaikan bahwa dirinya terkesan dengan umat Lingkungan Cepiring, “Saya terkesan dengan sambutan umat di lingkungan ini. Ketika hendak berangkat saya bayangkan gedungnya besar dan megah, ternyata hanya bangunan sederhana, kecil berada di tengah pemukiman warga, namun luar biasa karena meski berdekatan dengan mushola, tetapi bisa hidup berdampingan dengan baik dan tidak saling mengganggu.”
Bapak Uskup melanjutkan dengan berpesan, “Saya berharap umat lingkungan yang berjumlah 97 orang dari 28 Kepala Keluarga ini bisa bertambah banyak dengan masing-masing keluarga mempunyai 5 orang anak, terutama bagi keluarga yang masih muda dan memiliki kemampuan ekonomi.” Selain itu, ditengah suasana santai acara wawanhati tersebut, Bapa Uskup berharap umat yang kecil ini dapat menjadi garam dan terang dunia di tengah-tengah masyarakat dengan tetap menjaga dan menciptakan iklim persaudaraan dan kerukunan. Mengakhiri sambutanya Bapa Uskup memberkati benda-benda rohani dari umat yang telah dipersiapkan di atas meja, dilanjutkan sesi foto bersama dan makan siang.
Misa Penerimaan Sakraman Penguatan Didahului Pemberkatan Gedung Pastoral
Tepat pukul 17.00 WIB, Bapa Uskup, para Romo, petugas liturgi, Krismawan dan Krismawati berbaris di depan gereja bersiap memasuki gereja untuk memulai perarakan yang diiringi gamelan Kebo Giro. Sesampainya di Altar, Bapa Uskup membuka Ibadat Pemberkatan Gedung Pastoral dengan Tanda Salib dan sapaan kepada umat. Didampingi kedua Romo dan para tokoh gereja, Bapa Uskup berkenan menggunting pita dan memberkati seluruh ruangan, mulai dari lantai bawah hingga lantai atas serta memberkati Salib dan benda-benda rohani lainnya.
Usai pemberkatan, Bapa Uskup kembali ke dalam Gereja untuk melanjutkan Perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Penguatan. Para calon penerima Sakramen Penguatan sudah mempersiapkan diri selama kurang lebih 5 bulan mengikuti katekese bersama para Katekis tentang Iman Katolik, dimana Sakramen Penguatan ini sebagai pemenuhan Sakramen Inisiasi, yaitu Sakramen Baptis, Ekaristi dan Penguatan.
Selain dibekali tentang ketiga sakramen inisiasi, mereka juga diprogramkan mengunjungi umat lintas agama di pesantren dan Gereja Kristen GIA, seperti yang diamanatkan dalam Arah Dasar KAS tentang 5 garapan prioritas, yaitu Kekatolikan, Kerasulan, Kebangsaan, Kerjasama dan Sinergi serta Profesionalitas.
Wawanhati
Wawanhati bersama Bapa Uskup yang dimulai dengan doa pembuka oleh bapak T. Djoko Sulasno dan lagu Hidup Ini Adalah Kesempatan oleh Dewan Harian, menyampaikan pesan bahwa setelah di Baptis ataupun menerima Sakramen Penguatan, harus berani diutus melaksanakan berbagai tugas pelayanan di gereja maupun di masyarakat. Selanjutnya tampilan tari tradisional diiringi musik gamelan dari SMP Kanisius Budi Murni Weleri menambah acara menjadi lebih gayeng.
Wawanhati ditutup sambutan dari Bapa Uskup yang terkesan dengan umat di Cepiring pada saat kunjungan dan umat Paroki Weleri yang tumpah ruah memenuhi gedung gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi. (FX Warsono & Tedy Sukono)