KEDU, NGABLAK- Kelahiran kembali Biara CB Lintang Samodra yang selanjutnya disebut Biara CB Ngablak di Merapisari, Ngablak, Kec. Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini. Menjadi pendulang semangat bagi umat dan masyarakat di sana.
Berdasarkan tayangan dari akun YouTube CB Indonesia 18 Mei 2024, dalam Ekaristi Pemberkatan Biara tersebut, saat Homili Mgr. Robertus Rubiyatmoko (Uskup Keuskupan Agung Semarang) menegaskan, butuh perjuangan yang tidak mudah untuk menghidupkan kembali biara tersebut bahkan sampai berderai air mata, katanya.
Ekaristi dengan Konselebran Utama Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan didampingi oleh Vikjen Keuskupan, Romo Yohanes Rasul Edy Purwanto, Pr, Sekretaris Keuskupan, Romo Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Vikep Kategorial, Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr, Vikep Jogja Timur, Romo Adrianus Maradiyo, Pr, Vikep Kedu,Romo Antonius Dodit Haryono, Pr, dan , Romo Stephanus Pujiwahyusulistyono, Pr Kuasi Paroki Santo Petrus dan Paulus Ngablak berlangsung 30 April 2024 lalu sebagai tanda bahwa Biara Lintang Samodra kembali hadir di hati masyarakat Merapisari.
Kerinduan yang Terbayarkan
Biara CB Ngablak diketahui pernah aktif sejak tahun 2004 hingga 2006, dengan Suster Maximilia CB, Suster Louisiana CB, Suster M. Agustin dan Suster Emilia CB yang pernah berkarya di sana. Sebagai gambaran lokasi Biara CB Ngablak ini persis di depan kuasi Paroki Santo Petrus dan Paulus Ngablak.
Pada waktu yang singkat itu karya Suster CB begitu membekas hingga melahirkan kerinduan bagi umat. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Sekolah SMP Pendowo Ngablak, Antonius Yulianus Budi Utomo.
Dirinya rindu akan pendampingan dan kehadiran suster di sekolah yang berada satu kompleks dengan Biara CB Ngablak yang telah lama kosong itu ‘’Biara kosong itulah yang melahirkan kekosongan hati kami, semangat spiritual yang kami dapatkan setiap hari kala itu seolah sirna begitu saja, selama 20 tahun kami berharap Biara CB Ngablak akan berfungsi seperti sebelumnya, ada para suster yang berkarya untuk kami di sini’’, ujar Budi dalam wawancaranya di YouTube Suster CB Indonesia yang dikutip 18 Mei 2024.
Selaras dengan hal itu rupanya rindu yang mendalam juga tumbuh dalam hati Mgr. Robertus Rubiyatmoko, mengutip dari Homili dalam tayangan akun YouTube CB Indonesia 18 Mei 2024, Mgr. Rubiyatmoko berulang kali berusaha untuk mendatangkan kembali para suster di Merapisari.
Akhirnya pada 30 April 2024 secara resmi suster dan Biara CB Ngablak kembali pulang. Kedatangan para suster juga hasil dari rindu yang mengendap begitu lama untuk memberikan yang terbaik bagi umat, tegas Suster Wiwiek Iswanti CB saat Homili dalam Ekaristi hari itu.
Mendampingi Masyarakat Merapisari
Sesuai dengan amanat kapitel CB 2023 Biara CB Ngablak pulang ke hati umat Merapisari. Suster CB datang memberi pelukan mesra, adapun yang ditugaskan di Biara CB Ngablak adalah Suster Waryati CB bersama dengan Suster Tarsisia CB.
‘’Saat saya menemui anak-anak maka akan saya ajak bermain, kalau saya menemui orang muda dan lansia saya akan rangkul dan dampingi untuk berdoa, Jawab Suster Waryati saat berdialog dengan Mgr. Rubi. Sementara Suster Tarsisia bakal menghidupkan sekolah dan fokus kepada program panggilan.
Merapisari Buah Toleransi
Dalam perjalanannya Dusun Merapisari dikenal sebagai Dusun dengan tingkat pluralisme yang tinggi.
Melansir dari Merapisari.wordpress.com, Merapisari lahir sekitar 70 tahun yang lalu.
Dimulai dengan 54 Kepala Keluarga yang terditi dari 215 orang bersedia untuk dipindahkan, pada 16 April 1954 pengungsi dari sekitar Gunung Merapi tersebut berkumpul di Kawedanan Muntilan, Jawa Tengah, untuk menuju perkebunan teh di wilayah Ngablak.
Setibanya di lokasi tersebut setiap KK mendapatkan tanah dengan cara diundi dengan jumlah tanah 320 m2. Seiring waktu dusun tersebut semakin terlihat indah. Karena mereka dari Merapi maka dusun tersebut bernama Merapisari.
Sebagai informasi, Merapisari lahir atas upaya dari Atmodimejo dan Karto Semito, dan setiap 16 April warga merayakan sejarah lahirnya dusun mereka.
Tidak berhenti di situ, Merapisari tumbuh dengan toleransi yang kuat. Mengutip dari Beritamagelang.id warga lintas Agama saling memeriahkan Hari Raya Idulfitri, hal serupa juga terjadi saat Natal dan perayaan lainnya.
Kedewasaan dalam iman inilah yang membuat Suster Yustiana Wiwiek Iswanti CB Provinsial Suster CB Indonesia kembali menghadirlan Biara CB Ngablak. ‘’Kehadiran para suster menjadi pembawa damai dan sejahtera bagi siapa saja’’, tegasnya.
Sumber: Youtube Suster CB Indonesia
Penulis: Masukanulis