MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN

Twitter
WhatsApp
Email

oleh. Fx sugiyana Pr

Kepemimpinan tidak selalu lahir dari kecil. Ada orang-orang yang tercipta (built it) sebagai pemimpin. Namun lebih banyak orang yang terdidik dan terlatih sebagai pemimpin. Kepemimpinan adalah proses. Seperti seorang yang memindahkan sebuah gunung memulainya dengan mengangkat batu-batu kecil. Atau hal-hal yang besar tidaklah dilakukan dengan dorongan sesaat namun dnegan serangkaian hal-hal kecil yang dilakukan terus menerus. Demikian halnya dengan kepemimpinan. Semua mulai dari proses kecil, yang kemudian bisa menjadi pemimpin yang besar.

Kebanyakan dari kita mungkin perlu latihan mengembangkan jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan ini perlu bagi semua orang yang menjadi pemimpin di level dan tingkat manapun. Jim Clemmer dalam bukunya Sang Pemimpin menunjukkan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk mengembangkan kepemimpinan. Kepemimpinan pertama-tama dan terutama sekali adalah suatu cara untuk menjadi. Dimulai dari pusat keberadaan kita dan berkembang keluar dalam banyak arah, seperti roda dengan dengan poros sebagai pusatnya dan jari-jari sebagai gerak keluarnya, namun keduanya saling tergantung dan berhubungan.

Kita mulai dari pusat roda. Seorang pemimpin perlu mengembangkan apa yang ada dalam pusat roda. Sebagaimana disebut oleh Jim Clemmer, pada pusat roda, terdapat visi, nilai dan tujuan yang menjadi focus kepemimpinan. Visi berhubungan dengan gambaran masa depan atau hasil yang diharapkan. Nilai menunjuk pada prinsip-prinsip yang menuntun dan yang kita percayai. Sedangkan misi atau tujuan menunjuk pada alasan keberadaan kita. Pemimpin yang kuat dalam visi, nilai dan tujuannya akan mampu mempengaruhi dan menggerakkan orang lain. Pemimpin dengan memiliki visi akan mampu mengajak orang untuk melihat tidak hanya realitas di sini dan sekarang, tetapi bisa melampaui masa sekarang dan membayangkan apa yang mungkin ada. Ia tidak hanya terfokus pada apa yang ada, tetapi berani melihat apa yang bisa dilakukan ke depan. Pemimpin visioner bisa memprediksi masa depan dengan cara menciptakannya sehingga apa yang sekarang ini ada , sebenarnya dulu hanyalah dibayangkan. Jadi visi itu penting sebab memberi harapan dan harapan memberi energy untuk memulai.

Dalam kepemimpinan, nilai juga penting dibangun. Nilai memberi makna arah dan petunjuk-petunjuk harian untuk meraih keberhasilan. Nilai itu menggerakkan dan bisa lebih kuat daripada upah atau gaji. Ada orang yang rela gajinya dipotong ketika nilai dari suatu pekerjaan itu sejalan dengan nilai yang diharapkannya. Oleh Karena itu nilai penting untuk digali agar mampu meningkatkan performa sebuah lembaga.

Tujuan adalah unsur yang tidak kalah penting dari visi dan nilai. Sebuah lembaga tanpa tujuan, seperti hidup tanpa jiwa. Tujuan perlu dirumuskan karena akan mempengaruhi perubahan. Tujuan mesti bernilai bagi banyak orang, menyentuh hati dan mengobarkan jiwa. Semakin orang mendapat hasilnya, semakin lembaga itu akan dilibati oleh banyak orang. Mereka terlibat karena mereka tahu bahwa apa yang mereka kerjakan itu bernilai dan benar dalam arti luas.

Bagian kedua adalah jari-jari roda. Setelah kita tahu bahwa di pusat roda kepemimpinan terdapat visi, nilai dan tujuan, kita akan bergerak ke jari-jari kepemimpinan. Pada jari-jari kepemimpinan terdapat tanggung jawab atas pilihan-pilihan, keautentikan, kemauan dan komitmen, semangat dan makna, menumbuhkan dan mengembangkan, memobilisasi dan memperkuat dan akhirnya adalah tindakan. Tidak semua saya uraikan dalam tulisan ini, hanya beberapa hal yang penting untuk perhatikan dalam pengembangan kepemimpinan, diantaranya tanggung jawab, keautentikan, kemauan dan komitmen, semangat dan makna dan kesediaan untuk menumbuhkan dan mengembangkan.

Pemimpin harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang menjadi pilihannya. Ia tidak boleh menyalahkan orang lain ketika keadaan menjadi sulit. Ada orang yang mudah mencari alasan mengapa pekerjaannya tidak selesai. Mereka seperti orang yang menggigit ban sekeras-kerasnya ketika ia jatuh dari sepedanya. Semua disalahkan ketika tidak beruntung. Namun ada pula orang yang bisa menemukan alasan mengapa suatu hal berhasil diselesaikan. Ia tidak menyalahkan tetapi menghadapinya. Bagaimana dengan kita? Kita dapat menjadi bagian dari masalah atau bagian dari solusi. Pemimpin semestinya memilih bagian dari solusi dan maju terus tidak peduli kecilnya riak-riak perubahannya.

Keautentikan penting bagi pemimpin. Keautentikan adalah kesamaan antara kata dan tindakan. Seorang pemimpin mesti menjaga hubungan antara ucapan dan perbuatan. Pemimpin yang demikian akan memiliki integritas dan konsistensi yang tinggi. Ia bisa membangun kepercayaan terhadap orang lain dan mereka juga tidak berani bermain politik. Ada banyak pemimpin tidak dipenjara karena tidak pernah tertangkap. Pemimpin yang demikian tidak memiliki integritas. Tidak ada kejujuran dalam dirinya. Hal ini akan berpengaruh pula pada diri orang lain. Sebab pepatah mengatakan bahwa “saya tidak bisa mengubah mereka menjadi sesuatu yang bukan saya. Atau saya tidak bisa membangun tim yang berbeda dari saya.” Karena itu untuk membuat perubahan, dia harus mulai dari dirinya sendiri. Karena perubahan diri kita yang akan diikuti oleh orang lain. Namun dibutuhkan keberanian untuk mengubah diri sendiri.

Kemauan dan komitmen menjadi bagian penting dari kepemimpinan. Orang bisa membeli waktu seseorang; dapat membeli kehadiran mereka; bahkan dapat membeli kekuatan ototnya. Namun orang tidak bisa membeli antusiasme, loyalitas, penyerahan hati, pikiran dan jiwa. Orang hanya mendapatkannya.  Kepemimpinan perlu dikembangkan untuk menghasilkan kemauan dan komitmen. Pengalaman menunjukkan kepemimpinan yang memperhatikan nilai, emosi, kepuasan batin orang lain dan factor-faktor internal. Hal-hal ini adalah hal-hal yang tersembunyi namun berpengaruh besar pada performa lembaga. Komitmen bisa dibangun dengan cara-cara yang sederhana seperti diantaranya memperlakukan rekan sebagai partner, berkomunikasi yang baik, mendengarkan ide-ide rekan, membagikan keuntungan, menghargai yang dilakukan rekan, menciptakan lingkungan yang menyenangkan, mendukung perkembangan rekan, memberi pekerjaan yang tepat. Dan hal yang tidak bisa ditinggalkan adalah komitmen diri sang pemimpin. Seorang pemimpin hanya bisa menuntut tingkat loyalitas seperti yang dia sendiri berikan kepada orang lain.

Terakhir yang penting dalam kepemimpinan adalah menumbuhkan semangat dan makna dalam diri yang dipimpinnya. Apapun yang bermakna akan dilakukan. Semakin berarti dan bermartabat sebuah pekerjaan/pelayanan, orang akan semakin bersemangat dalam melakukannya. Sebuah pekerjaan/pelayanan dikatan bermakna atau bermartabat ketika pelayanan itu memberi nilai spiritual dalam dirinya. Nilai ini akan memberi kepuasan batin dan menghasilkan loyalitas dan produktivitas. Kepuasan dalam pekerjaan itu bahkan bisa mengalahkan keinginan akan uang dan waktu cuti. Nilai spiritual itu diantaranya adalah nilai penghargaan dan nilai keseimbangan. Orang saling menghargai satu sama lain. Juga seimbang antara kepentingan perusahaan, kepentingan para pekerja dan kepentingan masyarakat. Nilai-nilai lain yang bisa membawa pada komitmen adalah adanya perasaan bangga dalam pekerjaannya. Nilai-nilai itu akan meningkatkan factor “E” yaitu energy, enthusiasm, effort, excitement dan excellence (energy, antusiasme, usaha, kegembiraan dan keunggulan).