Dies Natalis ke-43 SCU: Perjumpaan Jadi Spirit yang Menggerakkan

Twitter
WhatsApp
Email
Soegijapranata Catholic University (SCU) memperingati Dies Natalis ke-43 sekaligus mengenang 62 tahun wafat Mgr Albertus Soegijapranata melalui Misa Nyekarya yang digelar di cungkup makam Mgr Soegijapranata, Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Selasa pagi (22/7/2025).

Semarang – Soegijapranata Catholic University (SCU) memperingati Dies Natalis ke-43 sekaligus mengenang 62 tahun wafat Mgr Albertus Soegijapranata melalui Misa Nyekarya yang digelar di cungkup makam Mgr Soegijapranata, Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Selasa pagi (22/7/2025).

Para dosen, tenaga kependidikan (tendik), dan pimpinan kampus SCU mengikuti Misa Nyekarya di cungkup makam Mgr Soegijapranata. (foto Elwin)

Dengan mengusung tema “Merefleksikan Perjumpaan yang Mengubah”, perayaan ini diikuti oleh para dosen, tenaga kependidikan (tendik), dan pimpinan kampus SCU sebagai bagian dari refleksi nilai-nilai spiritualitas yang diwariskan oleh pahlawan nasional tersebut.

Misa dipimpin oleh Romo Marcellinus Tanto, Pr., selaku sekretaris Yayasan Sandjojo Soegijapranata, dan didampingi oleh Romo Sbastianus Prasetya AN, Pr. (Pastor Kampus SCU), Romo Paulus Erwin Sasmita, Pr. (Dosen Psikologi SCU), dan Romo Bernadus Himawan, Pr. (alumni SCU).

Romo Tanto (kiri): semangat Caritas Christi Urget Nos yang kami hidupi di SCU. Sedang Romo Bernadus (kanan): perjumpaan sejati terjadi bila seseorang hadir dengan kesadaran penuh dan kesiapan hati. (foto Elwin)

Dalam pengantar, Romo Tanto menekankan pentingnya menjadikan perjumpaan sebagai pengalaman transformasional, seperti yang diteladankan oleh Mgr Soegijapranata dalam pelayanannya. “Setiap perjumpaan yang didasari kasih Kristus menjadi perjumpaan yang mengubah dan menggerakkan. Inilah semangat Caritas Christi Urget Nos yang kami hidupi di SCU,” ujarnya.

Senada, Romo Bernadus Himawan menyampaikan bahwa perjumpaan sejati hanya mungkin terjadi bila seseorang hadir dengan kesadaran penuh dan kesiapan hati. Ia mencontohkan kisah Maria Magdalena yang nyaris tak mengenali Yesus yang bangkit karena diliputi duka.

“Kalau kita tidak menyadari, kita bisa berjumpa tanpa sungguh berjumpa. Maka perjumpaan perlu disiapkan dengan hati dan spirit yang terbuka,” tegasnya.

Sebelum misa, ditampilkan seni monolog bertema refleksi oleh Cornel Yogalakama Inokensi, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni SCU, yang menggambarkan pergulatan batin Mgr Soegijapranata dalam perjumpaan hidupnya.

Rektor SCU Ferdinandus (kemeja putih) saat menaburkan bunga mawar di pusara Mgr Soegijapranata. (foto Elwin)

Rangkaian acara dilanjutkan dengan ziarah dan tabur bunga di makam Mgr Soegijapranata. Para romo, rektor, dosen, dan tendik secara bergiliran meletakkan mawar putih sebagai simbol penghormatan.

Rektor SCU Ferdinandus (kiri) dan Rektor terpilih Aji Nugroho menyatakan SCU terus menghidupi semangat spiritualitas perjumpaan. (foto. Elwin)

Dalam sambutannya, Rektor SCU Prof. Ferdinandus Hindiarto membacakan tiga refleksi sivitas akademika tentang makna perjumpaan di lingkungan kampus. “Perjumpaan bukan untuk menjauh dari perbedaan, melainkan menjalaninya dengan hati terbuka. Kami ingin SCU menjadi ruang perjumpaan yang mengubah,” katanya.

Sementara itu, Rektor terpilih Dr. Robertus Setiawan Aji Nugroho menegaskan bahwa SCU terus menghidupi semangat spiritualitas perjumpaan lewat tiga nilai utama: joyful campus, cura personalis, dan sikap reflektif. “Semangat ini berakar dari warisan nilai Mgr Soegijapranata dan terus kami hidupkan,” ucapnya.

Peringatan Dies Natalis ke-43 ini menjadi momentum memperkuat identitas SCU sebagai kampus yang tidak hanya menekankan prestasi akademik, tetapi juga kedalaman relasi dan spiritualitas dalam kehidupan bersama. (BD Elwin)