Daur Ulang Jadi Fashion: Panggung HPS Paroki Atmodirono Berkilau oleh Busana Ramah Lingkungan

Twitter
WhatsApp
Email
Fashion Show Daur Ulang, acara yang menyemarakkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2025 Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, Minggu (19/10/2025).

Atmodirono – Siang itu, halaman parkir Gedung Kristiani Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang berubah menjadi panggung penuh warna. Diiringi sorak sorai dan tawa hangat umat, puluhan perempuan—dari remaja hingga ibu-ibu—melangkah penuh percaya diri di atas panggung sederhana. Mereka bukan model profesional, namun semangat dan kreativitas mereka membuat siapa pun terpana.

Plastik kemasan kopi dan sayur-sayuran segar seperti kobis dan daun pisang, hingga batik menghiasi panggung fashion show. (Foto Elwin)

Busana yang dikenakan pun tak biasa: ada yang mengenakan gaun elegan dari plastik kemasan kopi, ada yang berhiaskan sayur-sayuran segar seperti kobis dan daun pisang, hingga batik yang disulap menjadi karya kontemporer. Semua hasil karya tangan kreatif umat dari berbagai lingkungan dan wilayah Paroki.

Inilah Fashion Show Daur Ulang, acara yang menyemarakkan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2025 Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, Minggu (19/10/2025).

Vikaris Parokial Romo Thomas Aquinas Koconegoro, MSF, membuka kegiatan HPS dengan tiga kali pemukulan gong. (Foto Elwin)

Kemeriahan HPS dibuka secara resmi oleh Vikaris Parokial Atmodirono, Romo Thomas Aquinas Koconegoro, MSF, dengan tiga kali pemukulan gong. Dalam sambutannya, Romo Koco menegaskan makna peringatan ini sebagai ajakan untuk bersolidaritas dan bersyukur atas rezeki pangan yang diberikan Tuhan.

“Kita diundang untuk saling membantu sejauh kita bisa, dan belajar mensyukuri anugerah pangan dengan cara yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar Romo Koco.

Para bapak saat mengikuti lomba memasak berbahan dasar non-beras. (Foto Elwin)

Lanjutnya, pesan itu diwujudkan dalam lomba memasak non-beras, yang diikuti para bapak paroki. Melalui olahan singkong, jagung, dan kacang-kacangan, para peserta membuktikan bahwa pangan lokal bisa lezat dan menyehatkan.

UMKM dan Anak-Anak Ikut Beraksi
Sekitar 10 pelaku UMKM lokal memamerkan produk mereka. (Foto Elwin)

Tak hanya lomba fashion show, area paroki juga dipenuhi aroma menggoda dari bazar UMKM dari 9 wilayah paroki. Sekitar 10 pelaku UMKM lokal memamerkan produk mereka: mulai dari makanan tradisional, minuman herbal, kain batik, hingga pakaian kreasi tangan.

Keseriusan anak-anak usia 6–8 tahun menghiasi arena lomba mewarnai. (Foto Elwin)

Sementara di ruang lain, keseriusan anak-anak usia 6–8 tahun menghiasi arena lomba mewarnai. Goresan tangan mungil mereka seolah ikut menyemai pesan: mencintai bumi dimulai dari hal kecil dan warna-warna sederhana.

Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan, Antonius Ariska Hartono Saputro, menegaskan bahwa kegiatan ini mengusung tema “Hak Atas Pangan untuk Kehidupan dan Masa Depan yang Lebih Baik”, sejalan dengan tema HPS Nasional 2025.

“Kami ingin menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan UMKM. Tahun depan, kami berharap lebih banyak pelaku usaha dari luar gereja ikut bergabung agar HPS semakin semarak dan berdampak luas,” ujarnya.

Peringatan HPS Paroki Atmodirono 2025 bukan sekadar serangkaian lomba dan bazar. Ia menjadi ruang perjumpaan lintas usia, tempat kreativitas, spiritualitas, dan kepedulian sosial berpadu indah.

Di balik busana plastik daur ulang dan aroma singkong goreng, terselip pesan kuat: pangan bukan sekadar soal kenyang, tetapi tentang rasa syukur, solidaritas, dan tanggung jawab terhadap bumi. (BD Elwin)